Sapa Munggah Gunung, Tembang Dolanan Anak yang Sarat Ajaran Hidup
![]() |
Ilustrasi lagu dolanan anak "Sapa Munggah Gunung". Cari tahu maknanya di sini. (wikimedia) |
Tembang ini memuat banyak ajaran hidup dengan berbagai pesan tersirat. Lirik tembang Sapa Munggah Gunung selengkapnya adalah:
Sapa Munggah Gunung
Sapa munggah gunung, aja wedi dalan rumpil
Yen mudhun udhunana, yen munggah den unggahi
Sapa wegah, wekasan cuwa ning ati
Yen mbelani negara, kanthi suka lan rila
Dalam bahasa Indonesia, tembang Sapa Munggah Gunung dapat diterjemahkan sebagai berikut:
Siapa Naik Gunung
Siapa naik gunung, jangan takut jalan terjal
Jika turun turunlah, jika naik, naiklah
Siapa tidak mau, akan kecewa dalam hati
Jika membela negara dengan suka dan rela
Bait pertama pada tembang menunjukkan cobaan atau ujian yang dihadapi oleh seorang pendaki gunung, dari udara yang dingin, rasa lelah, lapar, hingga dahaga.
Mendaki gunung juga memerlukan kekuatan fisik dan ketahanan mental karena jauhnya jarak yang ditempuh untuk mencapai tujuan serta jalur yang tidak mudah dan terjal.
Oleh karenanya dengan persiapan yang memadai, seorang pendaki diharapkan dapat terhindar dari bahaya, seperti tersesat, tergelincir, hipotermia, dan sebagainya.
Perjalanan mendaki gunung memang tidak mudah, namun semua upaya akan terbayar begitu mencapai tujuan.
Bait kedua tembang “yen mudhun udhunana, yen munggah den unggahi” bermakna ketika seseorang memiliki niat dan keinginan yang baik positif hendaknya perlu dijalankan.
Hal tersebut perlu dilakukan dengan kemantapan hati dan tanpa keraguan agar keinginan baiknya dapat terlaksana dengan baik.
Kehidupan tidaklah selalu berjalan dengan baik dan sesuai keinginan. Jika seseorang mampu berjalan dan bertahan menghadapi berbagai rintangan serta tetap berada di jalan yang benar, maka ia akan lulus dalam ujian hidup.
“Sapa wegah, wekasan cuwa ing ati” bermakna bahwa orang yang tidak melakukan atau malas untuk berusaha pada akhirnya akan menelan kekecewaan karena ia tidak mendapatkan apa pun.
Tidak semua hal akan mendapatkan balasannya pada waktu yang bersamaan, namun jika mau bersabar maka ia akan mendapatkannya pada waktu yang tepat.
Lain halnya dengan seseorang yang tidak mengusahakan apa pun, ia pun tidak akan memperoleh apa-apa.
Bait terakhir tembang terlepas dari isi yang tersirat pada bait-bait sebelumnya. “Yen mbelani nagara, kanthi suka lan rila” mempunyai makna bahwa dalam melakukan sesuatu hendaknya dengan sukarela atau ikhlas.
Tembang Sapa Munggah Gunung mengajarkan untuk bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, baik untuk kepentingan pribadi (diibaratkan dengan mendaki gunung) maupun kepentingan bersama (Dalam hal ini membela negara).***
Posting Komentar