Mitos dan Ciri-ciri Perkutut Lurah, Burung yang Dipercaya sebagai Pemikat Rezeki
![]() |
Ilustrasi perkutut lurah, salah satu burung yang dipercaya oleh masyarakat Jawa sebagai pmeikat rezeki. (Gambar oleh Annette Meyer dari Pixabay) |
Dalam artikel ini, kita akan membahas mitos dan ciri-ciri perkutut Lurah yang unik.
Ciri-ciri Perkutut Lurah
Perkutut Lurah adalah salah satu dari banyak jenis katuranggan yang populer di masyarakat.
Burung ini memiliki ciri khas pada bulu bagian dada yang warnanya jauh lebih terang ketimbang jenis lainnya.
Bulu di dada tersebut berwarna keputih-putihan dengan pola yang terlihat seperti bersisik, layaknya ular.
Bahkan ketika dilihat secara sekilas, luriknya memang serupa dengan ular.
Istilah "Lurah" disematkan pada nama perkutut ini lantaran cara hidupnya yang dinilai unik layaknya seorang pejabat.
Burung tersebut tidak pernah mencari makan di tanah, melainkan menunggu dibawakan makanan oleh burung lain dan disuapi dari sanalah.
Kemudian banyak yang menambahkan istilah "Lurah" bagi jenis perkutut yang memiliki habitat di hutan ini dari keunikannya yang terlihat begitu berwibawa dan membawahi beberapa burung lainnya.
Mitos Perkutut Lurah
Menurut mitos yang berkembang, perkutut Lurah membawa keberuntungan dan rezeki bagi pemiliknya.
Mitos ini diyakini oleh banyak orang, terutama dalam tradisi masyarakat Jawa.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika burung perkutut Lurah biasanya dipelihara oleh orang yang menduduki jabatan tinggi.
Bahkan menurut mitos, burung ini akan membawa rezeki yang melimpah bagi sang pemilik. Meskipun demikian, mitos ini tentu saja tidak memiliki dasar ilmiah.
Perkutut Lurah dalam Sejarah
Pada zaman kerajaan Majapahit, hanya kalangan ningrat atau kalangan bangsawan saja yang memelihara burung perkutut Lurah.
Burung ini dianggap sebagai kelengkapan bagi seorang laki-laki, karena laki-laki pada zaman dahulu memiliki 5 kelengkapan yaitu Wisma (rumah), Garwa (istri), Curiga (keris), Turangga (kuda), dan Kukila (perkutut).
Kukila atau perkutut dijadikan sebagai sarana pencipta kenikmatan batin berkat suara anggungannya yang indah.
Ditambah dengan fisiknya yang mampu menciptakan suasana santai dan teduh, membuat manusia seolah berhubungan dengan alam secara langsung.
Oleh karena itu, tradisi ini menjadi berkembang secara turun-temurun dan sampai sekarang banyak yang memelihara perkutut.***
Posting Komentar