Apakah Kegiatan Hajat Delem Keraton Yogyakarta Itu Bertentangan dengan Nilai Agama? Ini Penjelasan GKR Hayu dan GKR Bendara
SLEMAN, BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Keraton Yogyakarta sering kali menyelenggarakan upacara dan perayaan dengan skala besar yang didasarkan dari warisan tradisi nenek moyang. Upacara ini sering disebut dengan Hajad Dalem.
Dahulu kala, faktor religius magis agama Islam pada Keraton Yogyakarta menimbulkan dampak pada tradisi di dalamnya.
Hal ini menyebabkan kebanyakan Hajad Dalemberkenaan dengan aspek dan tujuan dasar dari ajaran Islam.
Namun, tak banyak masyarakat yang menganggap bahwa Hajad Dalem Keraton Yogyakarta dikaitkan dengan kegiatan musyrik atau menyembah benda-benda mati. Seperti pada ritual Labuhan Tingalan Jumenengan Dalem.
Banyak yang menganggap, Labuhan yang diadakan di beberapa tempat seperti laut dan gunung bertujuan untuk menyembah benda laut ataupun makhluk astral yang menghuni. Pernyataan ini tentunya salah besar.
Dalam Podcast di kanal YouTube didikninithowok yang berjudul Cerita dari balik dinding Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat I, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu dan GKR Bendara, Putri Sri Sultan Hamengkubuwana X, menjelaskan lebih lanjut mengenai tujuan utama dari Hajad Dalem.
Simak keterangan yang dipaparkan oleh Beliau-Beliau dalam tulisan di bawah ini.
Baca Juga: Pandangan Islam Terhadap Primbon Jawa, Apakah Boleh Mempercayainya? Ini Penjelasan Akademisi
Tujuan Utama Hajad Dalem
GKR Hayu dan GKR Bendara secara gamblang meluruskan persepsi masyarakat mengenai tujuan utama hajad dalem yang sering ditafsirkan sebagai kegiatan sesembahan.
Segala hajad dalem yang dilaksanakan Keraton Yogyakarta dengan didasarkan tradisi budaya dan masih lestari hingga sekarang tentunya memiliki tujuan utama dalam pelaksanaan ritualnya.
Kegiatan yang berkaitan dengan sesaji, doa-doa di tempat tertentu, dan pembersihan alat-alat tidak hanya upacara yang memiliki nilai budaya dan tradisi untuk dilestarikan.
Lebih dari itu, tujuan utama pada setiap hajad dalem adalah sebagai sarana bersyukur hamba terhadap segala nikmat tuhan dengan jalan memanjatkan doa yang ditujukan kepada tuhan yang maha esa, serta bersedekah kepada makhluk hidup.
Selain itu, kegiatan ritual yang dilakukan juga merupakan wujud mencintai alam dengan cara berterima kasih dan melaksanakan ritual di tempat-tempat yang memiliki hubungan historis dengan Keraton Yogyakarta.
Adapun yang dilakukan di tempat tersebut adalah melakukan pembacaan doa yang dipanjatkan tidak lain kepada tuhan, bukan kepada makhluk astral maupun benda mati.
Baca Juga: Konsep Religiusitas Islam dalam Serat Wedhatama
Solusi Penyelewengan Makna Hajad Dalem
Karena muncul banyak sekali pernyataan yang kesannya memutar balikkan tujuan utama dari hajad dalem, maka pihak dalem perlu meluruskan hal itu dengan cara mengedukasi melalui media sosial.
Dengan jalan mengedukasi lewat media sosial, diharapkan banyak masyarakat yang mengakses dan pada akhirnya mengetahui tujuan dari Hajad Dalem Keraton Yogyakarta.
Kesimpulan
Hajad Dalem Keraton Yogyakarta memiliki tujuan utama, yakni sebagai wujud bersyukur dan memanjatkan doa kepada tuhan, bersedekah kepada makhluk hidup, serta berterima kasih kepada alam.
Sumber:
didikninithowok. (2021b, January 23). CERITA DARI BALIK DINDING KERATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT I GKR Hayu & GKR Bendara x DNT Podcast 2. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=f1RDR9JhooM
Penulis: Wafiq Farihun Najihah, Mahasiswa Manajemen Pendidikan UNY yang sedang mencoba peruntungan dalam dunia kepenulisan.
Posting Komentar