Bagaimana Rasanya Kuliah Jurusan Sastra Jawa? Simak Pengalaman Bagus Aryaputra, Mahasiswa Sastra Jawa UI
DEPOK, BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Memilih jurusan kuliah selalu menjadi keputusan yang tidak mudah bagi banyak calon mahasiswa.
Bagi sebagian besar orang, jurusan Sastra Jawa mungkin terdengar unik dan jarang diminati, namun di balik itu semua, jurusan ini menawarkan banyak hal yang menarik.
Bagus Aryaputra, mahasiswa Sastra Jawa Universitas Indonesia (UI) angkatan 2018, berbagi pengalamannya selama menjalani kuliah di jurusan yang penuh nilai budaya ini.
Baca Juga: Mengenal Jenis-jenis Karya Sastra Jawa yang Ternyata Bukan Hanya Dongeng, Kidung dan Suluk
Awal Mula Memilih Sastra Jawa
Bagus Aryaputra, lulusan SMA Negeri 74 Jakarta, memulai perjalanannya di Sastra Jawa UI melalui jalur undangan atau SNMPTN.
Namun, ia mengakui bahwa pada awalnya ia tidak tahu banyak tentang jurusan ini.
Bagus kemudian merasa tertarik setelah melakukan riset dan mendapatkan dukungan dari keluarga.
"Awalnya saya tidak tahu banyak tentang Sastra Jawa, tapi setelah melakukan riset dan mendapat dukungan keluarga, saya jadi tertarik untuk memilih jurusan ini," ungkap Bagus.
Salah satu alasan kuat Bagus memilih jurusan ini adalah karena peluang diterima lebih besar melalui jalur SNMPTN.
"Saya memilih Sastra Jawa karena peluang diterima lebih besar melalui jalur SNMPTN dan ada senior yang sudah diterima sebelumnya," tambahnya.
Apa yang Dipelajari di Sastra Jawa?
Banyak yang bertanya-tanya, apa yang sebenarnya dipelajari di jurusan Sastra Jawa?
Menurut Bagus, mahasiswa tidak hanya belajar tentang bahasa, tetapi juga mendalami budaya Jawa secara lebih luas.
"Di Sastra Jawa kita belajar banyak hal, bukan cuma bahasa. Ada menulis, berbicara, aksara Jawa, tata bahasa—kalau di Jawa namanya paramo sastro—dan juga linguistik," jelasnya.
Tidak hanya itu, Sastra Jawa juga mengajarkan hal-hal yang lebih mendalam terkait tradisi dan budaya masyarakat Jawa, seperti perhitungan primbon dan pemilihan tanggal baik untuk acara penting.
"Kami juga belajar primbon, perhitungan perjodohan, dan memilih tanggal baik untuk hari-hari penting," kata Bagus.
Meski awalnya mengalami kesulitan, terutama saat mempelajari aksara Jawa, Bagus merasa kemampuannya semakin meningkat seiring waktu.
"Awalnya kesulitan, terutama belajar aksara Jawa, tapi lama-lama bisa karena belajar terus," kenangnya.
Bagi teman-teman yang belum bisa bahasa Jawa, Bagus menegaskan bahwa tidak perlu khawatir.
"Buat teman-teman yang belum bisa bahasa Jawa, kita mulai dari nol kok. Di angkatan saya banyak yang dari luar Jawa, seperti dari Batak dan Lampung, tapi kita belajar bersama dari awal."
Baca Juga: Kisah Kesaksian Raden Ngabei Ranggawarsita, Pujangga Terakhir Sastra Jawa
Stigma Masyarakat tentang Sastra Jawa
Jurusan Sastra Jawa sering kali menghadapi stigma di masyarakat. Banyak yang mempertanyakan prospek karier lulusan jurusan ini, bahkan ada yang bercanda bahwa lulusan Sastra Jawa akan menjadi dukun.
Bagus tidak menampik adanya stigma tersebut, namun ia menegaskan bahwa Sastra Jawa memberikan pemahaman yang mendalam tentang budaya dan tradisi yang bisa bermanfaat di berbagai bidang.
"Banyak yang bilang, Sastra Jawa bakal jadi apa sih, jadi dukun ya?" ucap Bagus sambil tertawa.
Namun, ia dengan tegas menambahkan bahwa bagi teman-teman yang masih berpikir bahwa kuliah dan pekerjaan harus linear, padahal tidak selalu begitu. Menurutnya Tergantung bagaimana kita mengembangkan skills.
Baca Juga: Ingin Belajar Linguistik, Filologi dan Sastra Jawa? Ini Profil Program Studi Sastra Jawa FIB UI
Prospek Kerja Lulusan Sastra Jawa
Ketika ditanya tentang prospek kerja lulusan Sastra Jawa, Bagus menjelaskan bahwa lulusan jurusan ini tidak terbatas pada satu bidang pekerjaan saja.
"Untuk prospek kerja, kalau dilihat dari alumni, macam-macam. Ada yang di pemerintahan, ada yang di swasta, dan banyak juga yang jadi jurnalis atau reporter," jelasnya.
Hal ini menunjukkan bahwa dengan pengembangan keterampilan yang tepat, lulusan Sastra Jawa bisa bekerja di berbagai bidang, baik di sektor pemerintah maupun swasta.
Pengalaman Paling Berkesan
Salah satu pengalaman yang paling berkesan bagi Bagus selama menempuh pendidikan di Sastra Jawa adalah kesempatan untuk berinteraksi langsung dengan tokoh-tokoh berpengaruh dalam kesenian dan budaya Jawa.
"Yang paling berkesan buat saya, Sastra Jawa itu erat kaitannya dengan kesenian, seperti pementasan wayang, gamelan, dan seni Jawa lainnya. Ketika bikin acara, kami sering melibatkan tokoh-tokoh berpengaruh Jawa. Misalnya waktu itu Sujiwo Tejo, seru banget bisa latihan dan bercanda bareng mereka," kata Bagus penuh semangat.
Pengalaman ini memberikan peluang bagi mahasiswa Sastra Jawa untuk berpartisipasi dalam kegiatan budaya yang tidak hanya memperkaya pengetahuan, tetapi juga membuka jaringan dengan orang-orang yang berpengaruh di bidang seni dan budaya.
Pesan bagi Calon Mahasiswa Sastra Jawa
Bagi para calon mahasiswa yang tertarik untuk memilih jurusan Sastra Jawa, Bagus memberikan saran yang berharga.
"Ikuti kata hati kalian, jangan terlalu mendengarkan stigma orang lain. Yang akan menjalani ini ya kalian sendiri," pesannya dengan bijak.
Lebih lanjut, Bagus juga menekankan pentingnya kepercayaan diri dalam mengambil keputusan.
"Percaya pada kemampuan diri sendiri dan selalu dengarkan hati nurani. Jangan ragu untuk mengikuti jurusan yang kalian minati," tutupnya.
Jurusan Sastra Jawa menawarkan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar lebih dalam tentang budaya Jawa, sekaligus membekali diri dengan soft skills yang dapat membuka peluang karier di masa depan.
Bagi kamu yang tertarik untuk mempelajari bidang yang erat dengan budaya dan tradisi, Sastra Jawa bisa menjadi pilihan yang tepat.
Baca Juga: Daftar 10 Kampus Negeri dengan Jurusan Bahasa Jawa Lengkap dengan Akreditasinya
Referensi
Artikel ini diadaptasi Duniaui. (2023). Info Jurusan Sastra Jawa, Bagus Aryaputra | FIB 2018 [Video]. YouTube.
Atribusi : Rian Aryandani, Mahasiswa Teknologi Pendidikan UNNES, Sekaligus pecinta budaya Nusantara.
Posting Komentar