Kenapa Pada Era Sri Sultan Hamengkubuwana VII, Para Pangeran Berlomba-lomba Membuat Motif Bantik Sendiri? Ini Penjelasan GKR Bendara
SLEMAN, BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Batik adalah sebuah warisan budaya yang penggunaannya masih sering dipakai oleh masyarakat umum, baik dalam acara formal maupun keseharian biasa.
Keraton Yogyakarta sebagai sentra budaya dan tradisi di Jawa dikenal memiliki banyak motif batik hasil dari buah pikir dan kerja keras keluarga bangsawan sendiri.
Setelah diketahui, di era pemerintahan salah satu sultan, banyak sekali motif batik yang dibuat para pangeran di keraton. Apa motif dibalik hal tersebut? Simak penjelasannya.
Batik Pada Masa Ngarsa Dalem VII
Pada kesempatan Podcast Rembug Rasa Putri Kedhaton eps. 8 Perjalanan Batik di Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu, Putri keempat Sri Sultan Hamengkubuwana X, mewawancarai GKR Bendara, Putri Bungsu Raja Yogyakarta sekaligus Penghageng Kawedanan Punakawaakarta, yan Widya Budaya.
GKR Bendara menjelaskan bahwa pada era pemerintahan Ngarsa Dalem VII, tercatat sejarah bahwa para pangeran di zaman itu berlomba-lomba dalam menciptakan motif batik dari dalam rumah mereka masing-masing.
Meskipun motif yang dibuat tidak sepenuhnya baru, karena motif dasar yang digunakan tetap menggunakan motif pakem yang digunakan oleh Keraton Yogyakarta, yang membedakan adalah hiasannya yang beragam.
GKR Bendara menguraikan bahwa naskah-naskah keraton menjelaskan, motif batik Keraton Yogyakarta setelah era pemerintahan Mangkubumi cenderung polos tanpa ada bubuhan ornamen tambahan.
Contohnya yakni pada batik Kawung Sari, Sawat, Parang Rusak, hingga Huk, motif batiknya tidak memiliki ornamen tambahan dibandingkan dengan motif batik pada era pemerintahan sebelum Mangkubumi.
Tujuan Para Pangeran Menciptakan Batik
Batik yang dibuat tidak hanya dijadikan jarik, para pangeran juga membuat kampuh. Bentuknya seperti jarik, namun ukurannya lebih besar, sekitar enam meter.
Hasil kampuh yang dibuat nantinya akan dipakai oleh para pangeran dalam acara-acara besar seperti pernikahan.
Perlombaan ini diketahui sebagai sarana untuk membentuk identitas masing-masing dari para pangeran yang melahirkan motif batik baru tersebut.
Kesimpulan
Pada era pemerintahan Ngarsa Dalem VII, para pangeran berlomba untuk menciptakan motif batik baru. Tujuannya adalah sebagai bentuk identitas masing-masing dari para pangeran.
Meskipun motif baru yang dibuat tidak sepenuhnya baru, karena harus memakai motif dasar pakem Keraton Yogyakarta, tetapi, hiasannya yang beragam tetap terlihat berbeda dan unik.
Sumber:
Putri Kedhaton. (2020a, October 10). [Ep.8] Perjalanan Batik di Keraton Yogyakarta-Rembug Rasa Putri Kedhaton. YouTube.
Penulis: Wafiq Farihun Najihah, Mahasiswa Manajemen Pendidikan UNY yang sedang mencoba peruntungan dalam dunia kepenulisan.
Posting Komentar