Menelisik Pemilihan Gunung Merapi sebagai Tempat Labuhan Tingalan Jumenengan Dalem Keraton Yogyakarta
SLEMAN, BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Labuhan merupakan salah satu rangkaian ritual pada tradisi Tingalan Jumenengan Dalem. Tradisi ini dilakukan setiap satu tahun sekali dengan menetapkan beberapa tempat untuk dijadikan tujuan dari ritual Labuhan.
Beberapa tujuan Labuhan di antaranya adalah Parangkusumo, Gunung Merapi, dan Gunung Lawu.
Dalam tulisan ini, kita akan menelisik lebih dalam, mengapa Gunung Merapi menjadi bagian dari salah satu tujuan ritual Labuhan dalam tradisi Tingalan Jumenengan Dalem.
Faktor Pemilihan Gunung Merapi
Dalam sebuah kesempatan, kanal Youtube Kraton Yogyakarta mewawancarai seorang Abdi Dalem Keraton Yogyakarta, KRT Rintaiswara.
Beliau memaparkan tentang kisah yang melatarbelakangi Gunung Merapi sebagai tujuan meletakkan Ubo Rampe Labuhan dalam Tradisi Tingalan Jumenengan Dalem Keraton Yogyakarta.
Salah satu faktor yang diperhatikan dalam pemilihan tempat labuhan adalah keterkaitan historis tempat tersebut dengan Keraton Mataram atau Keraton Yogyakarta.
Gunung Merapi dipilih karena pada zaman dahulu kala, saat Kerajaan Mataram yang ada di Kotagede, berkembang dan semakin maju. Kondisi ini dikhawatirkan oleh Kerajaan Pajang.
Hal ini disebabkan karena muncul kemungkinan kerajaan Mataram jika terus menerus berkembang dengan pesat, akan mengalahkan atau menggulingkan Kerajaan Pajang.
Sehingga, Kerajaan Pajang memutuskan untuk menyerbu Kerajaan Mataram. Saat perjalanan Kerajaan Pajang sudah sampai di desa Prambanan, Gunung Merapi meletus.
Abu vulkanik dan benda-benda bawaan letusan Gunung Merapi memukul balik Prajurit Pajang yang telah sampai di Desa Prambanan. Abu Vulkanik yang melanda memecah belah Raja dan Prajurit dari Kerajaan Pajang, sehingga mereka mundur dari perjalanan.
Baca Juga: Sejarah Upacara Labuhan di Yogyakarta, Benarkah Berkaitan dengan Perjanjian Ratu Kidul?
Berkat yang Dititipkan oleh Gunung Merapi
Dari sinilah, Kerajaan merasa bahwa keselamatan Kerajaan Mataram merupakan berkat dari letusan Gunung Merapi. Apabila Gunung Merapi saat itu tidak terjadi letusan, maka, jalan sejarah Kerajaan Yogyakarta tidak akan seperti sekarang ini.
Mengingat pada masa itu, kekuatan militer dari Kerajaan Pajang sangat kuat dan jauh lebih besar dari Mataram yang baru berkembang. Keraton Yogyakarta kemudian melihat peristiwa ini sebagai suatu hal yang harus diperingati dan dikenang.
Sebagai masyarakat yang mengetahui sejarah, kita tidak boleh meninggalkan atau melupakan sejarah, maka dari itu, Labuhan merupakan wujud peringatan dan terima kasih Keraton Yogyakarta kepada alam.
Baca Juga: Sejarah dan Makna Upacara Labuhan Merapi yang Dilakukan Kraton Ngayogyakarta
Kesimpulan
Pemilihan Gunung Merapi dalam Upacara Tradisi Tingalan Jumenengan Dalem merupakan sebuah simbolis ucapan terima kasih Keraton Yogyakarta kepada alam.
Hal ini berawal jauh dari cerita penyerbuan Kerajaan Pajang kepada Kerajaan Mataram yang berhasil dihentikan berkat letusan gunung merapi kala itu.
Sumber:
Kraton Jogja. (2019, April 5). Labuhan Merapi. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=KbKn0BhnDcU
Penulis: Wafiq Farihun Najihah, Mahasiswa Manajemen Pendidikan UNY yang sedang mencoba peruntungan dalam dunia kepenulisan.
Posting Komentar