Nonton Anime Tapi Gak Cinta Budaya Lokal? Salah Besar! Begini Cara Muhammad Irfan Menggabungkan Anime Menjadi Cara untuk Nguri Nguri Bahasa Jawa
SEMARANG, BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Minggu Legi, 19 Januari 2024, Babad.id kembali selenggarakan program "Aku Wong Jawa” dengan tema "Tips Jadi Konten Kreator Sekaligus Translator Anime Bahasa Jawa."
Hari itu, program ini dihadiri oleh Muhammad Irfan atau yang akrab disapa Ken Rftzl, seorang content creator yang sukses menggabungkan anime dengan bahasa Jawa.
Ia adalah seorang kreator konten yang tengah naik daun berkat konten dubbing anime dengan bahasa Jawa yang unik dan menghibur.
Yuk, simak kisah inspiratifnya!
"Kalau saya biasanya memakai logat yang sering digunakan sehari-hari di lingkungan saya. Jadi ya terasa santai dan akrab," ungkap Irfan saat ditanya tentang pilihan logat Jawa dalam kontennya.
Meskipun tidak disulitkan dengan logat, ternyata Irfan sempat mengalami kesulitan dalam proses kreatifnya.
Misalnya ia harus mencari adegan anime yang sedang populer, menulis naskah dalam bahasa Jawa, hingga proses dubbing yang memakan waktu hingga lebih dari seminggu.
"Biasanya saya mengedit menggunakan aplikasi InMaster. Terkadang saya mencoba software lain juga, tergantung kebutuhan," jelasnya.
Proses tersebut membutuhkan ketelitian tinggi, mulai dari memilih dialog yang pas hingga menyinkronkan suara dengan karakter di video.
"Kadang harus revisi berkali-kali kalau ternyata timing-nya belum pas. Tapi itu semua seru karena saya jadi merasa belajar lebih banyak," tambah Irfan.
Meskipun pernah mendapat kritik terkait penggunaan bahasa Jawa dalam kontennya, Irfan tetap menerima dengan lapang dada.
"Selama yang dikritik itu terkait konten, saya biasa saja. Bahkan, saya anggap itu sebagai masukan untuk perbaikan," tuturnya dengan bijak.
Irfan menyadari bahwa dengan membuat konten seperti ini, ia turut serta mengenalkan keindahan Bahasa Jawa kepada generasi muda yang mungkin sudah mulai kehilangan minat terhadap budaya lokal.
"Ada kepuasan tersendiri saat tahu banyak orang yang suka dan merasa terhubung dengan bahasa Jawa lewat karya saya," ungkapnya.
Ia juga menyampaikan pesan untuk teman-teman yang ingin mencoba membuat konten serupa.
"Kita adalah penerus budaya leluhur. Bangga terhadap Bahasa Indonesia itu wajib, tetapi jangan lupa bahasa ibu kita, yaitu bahasa Jawa. Kita lestarikan agar orang-orang tahu bahwa Indonesia kaya akan budaya dan bahasa daerahnya."
Ia juga menambahkan bahwa platform digital seperti YouTube, Instagram, atau TikTok adalah media yang sangat efektif untuk memperkenalkan budaya lokal.
"Yang penting konsisten dan jangan menyerah, meskipun kadang respons awal belum sesuai harapan," pesannya memberi semangat.
Kesimpulan
Muhammad Irfan membuktikan bahwa kreativitas dapat menjadi media untuk melestarikan budaya.
Dengan konten dubbing anime berbahasa Jawa, ia berhasil menggabungkan kecintaan pada budaya lokal dengan tren global.
Pesannya jelas: generasi muda perlu bangga terhadap bahasa daerah dan menjadikannya sebagai bagian dari identitas yang patut dilestarikan.
Atribusi : Rian Aryandani, Mahasiswa Teknologi Pendidikan UNNES, sekaligus pecinta budaya Nusantara
Posting Komentar