Sejarah, Nilai Sakral, dan Hubungan Motif Batik Parang dengan Keraton Yogyakarta, GKR Bendara: Terinspirasi dari Obak Laut Pantai Selatan
SLEMAN, BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Sebagai penerus dari Kerajaan Mataram, Keraton Yogyakarta memiliki peninggalan tradisi, maupun budaya yang diwariskan turun temurun hingga sekarang.
Salah satu warisan budaya yang masih lestari dan cukup terkenal pada zaman sekarang adalah motif batik Parang. Konon katanya, motif batik parang dianggap sakral dan memiliki hubungan dengan Keraton Yogyakarta.
Pelajari lebih lanjut mengenai nilai sakral motif batik parang dan keterkaitannya dengan Keraton Yogyakarta dalam tulisan di bawah ini.
Keterkaitan Motif Batik Parang dengan Keraton Yogyakarta
Putri kelima Ngarsa Dalem X sekaligus sebagai Penghageng Kawedanan Hageng Punakawan Widya Budaya, yaitu GKR Bendara memaparkan kisah motif batik Parang pada Podcast Rembug Rasa Putri Kedhaton Eps. 8 Perjalanan Batik di Keraton Yogyakarta.
Di dalam podcast tersebut, Beliau mengatakan mengenai sejarah motif batik Parang. Pihak Keraton Yogyakarta meyakini bahwa Motif tersebut merupakan karya dari Panembahan Senopati.
Seperti yang kita tahu, Panembahan Senopati adalah pendiri Kerajaan Mataram dan Keraton Yogyakarta pada saat ini adalah penerus dari Kerajaan Mataram.
Kemudian, untuk motif batik Parang didapatkan Panembahan Senopati yang terinspirasi oleh ombak laut pantai selatan.
Nilai Sakral Motif Batik Parang
Dalam tata laku kebiasaan di keraton Yogyakarta, Batik Parang merupakan ageman dalem atau busana sultan.
Maka dari itu, motif batik parang ini menjadi salah satu motif batik awisan atau motif batik larangan. Motif awisan tidak dapat digunakan oleh sembarang orang, hanya orang-orang tertentu dengan aturan-aturan yang telah mengikat.
Sehingga, nilai sakral pada motif Batik Parang di Keraton Yogyakarta dinilai sangat tinggi dan dihargai. Terlebih, motif batik Parang tercatat dalam arsip lama pada tahun 1788, 1798, 1801, yaitu pada masa Hamengkubuwono I dan II.
Hal inilah yang semakin menambah nilai sakral dan penghormatan terhadap motif batik Parang karya Panembahan Senopati.
Implementasi Motif Batik Parang
GKR Bendara mengungkap bahwa penghormatan terhadap fungsi motif batik Parang sebagai motif raja harus diletakkan dengan semestinya.
Namun, kendala yang dihadapi saat ini adalah mis edukasi masyarakat terhadap penggunaan motif batik parang di Indonesia. Unsur Heritage yang dipilih pada benda-benda maupun bangunan kebanyakan menggunakan motif batik.
Masyarakat memilih motif batik tanpa mengetahui lebih lanjut apa arti dan fungsi motifnya. Hal ini berimbas pada banyaknya arsitektur bangunan yang mengambil motif batik parang sebagai pilihannya.
Pada kondisi ini, nilai sakral dan penghormatan motif batik parang kian memudar dalam masyarakat. Sudah selayaknya bagi masyarakat untuk menggali informasi mengenai arti dan fungsi motif batik sebelum digunakan untuk menghindari hal seperti ini.
Kesimpulan
Motif Batik Parang adalah motif batik karya Panembahan Senopati, pendiri Kerajaan Mataram. Beliau terinspirasi oleh ombak laut pantai selatan.
Dalam pemakaiannya, motif batik parang dikategorikan sebagai motif batik awisan atau larangan yang memiliki ketentuan.
Sumber:
Putri Kedhaton. (2020a, October 10). [Ep.8] Perjalanan Batik di Keraton Yogyakarta-Rembug Rasa Putri Kedhaton. YouTube.
Penulis: Wafiq Farihun Najihah, Mahasiswa Manajemen Pendidikan UNY yang sedang mencoba peruntungan dalam dunia kepenulisan.
Posting Komentar