Makna Sangkan Paraning Dumadi dalam Lakon Wayang Dewa Ruci

Daftar Isi

Penulis: Efran Setiadi, Mahasiswa Fakultas Hukum, Jurusan Ilmu Hukum Semester 4 di Universitas Katolik Parahyangan


BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Lakon Dewa Ruci yang mengisahkan tentang perjalanan Bima atau Werkudara dalam mencari air suci tirta pawitra atas perintah gurunya Resi Durna agar dirinya mendapatkan kesempurnaan hidup.

Perintah ini sebenarnya dilakukan untuk menjerumuskan dirinya agar ia tewas dan tidak bisa mengikuti perang baratayuda atas hasutan Duryudana dan Sengkuni. 

Namun karena ketaatan kepada gurunya Bima melakukan perintah tersebut dan pergi ke Gunung Reksamuka.

Di sana Bima tidak menemukan air yang dimaksud dan mengobrak abrik gua sehingga membangunkan raksasa di Hutan Tikbrasara. 

Ia kemudian bertarung dengan dua raksasa/buto tersebut yaitu Rukmuka dan Rukmala.

Setelah dapat mengalahkan kedua buto Ia beristirahat di pohon beringin.

Ia bertemu sosok Batara Indra dan Bayu yang memberi petunjuk air yang dimaksud tidak ada di sana, kemudian Bima segera kembali ke Hastinapura untuk menemui Sang Guru.

Setelah itu Sang Guru Resi Durna kaget karena Bima bisa kembali dengan selamat.

Ia berdalih bahwa perintahnya hanya sedang menguji muridnya dan memberitahukan bahwa air suci Tirta Pawitra terdapat di Samudera Pantai Selatan.

Sebelum pergi Bima berpamitan dengan saudara dan ibunya yang mencegah ia untuk pergi, namun Ia bertekad untuk pergi dan tibalah ia di Samudera Pantai Selatan.

Di sana ia bertemu dengan naga penghuni laut yang ia kalahkan dengan menggunakan kuku pancanakanya.

Kemudian Bima bertemu dengan sosok Dewa Ruci yang mirip dengan dirinya dengan ukuran yang lebih kecil.

Ia diminta masuk melalui telinga kirinya dan berdialog dengan Sang Dewa tentang hakikat hidup yang menjadi tirta pawitra yang dimaksud.

Ia kemudian diharuskan keluar dari sosok Dewa tersebut. 

Baca Juga: Mengulik Pitutur Jawa dari Lakon Dewa Ruci yang Bisa Dijadikan Tauladan


Makna dari lakon Dewa Ruci ini membahas mengenai bagaimana manusia terus mencari keberadaan Tuhan sebagai sumber kehidupan dan kedamaian (Wikipedia). 

Pada akhirnya bahwa Tuhan tersebut terdapat dalam diri manusia yang bisa ditemukan melalui laku spiritual dan kejernihan jiwa.

Dalam cerita ini elemen-elemen yang adamenggambarkan suatu laku spiritual manusia untuk mendapatkan kesucian/ pawitra yang dilambangkan dengan air suci “Tirta Pawitra.

Lokasi pertama yang dituju adalah lereng Gunung Reksamuka dan Hutan Tikbrasara. 

Tikbra artinya prihatin dan sara berarti tajamnya pisau.

Makna ini melambangkan pelajaran untuk mencapai landeping cipta (tajamnya cipta), sedangkanreksamuka itu adalah mencapai sari ilmu sejati melalui samadi (Javanologi)

Kedua raksasa yang dilawannya yaitu Rukmuka yang melambangkan makan yang enak dan Tukmala yang melambangkan materi duniawi yang harus dikalahkan, naga yang dilawan oleh Bima di laut melambangkan rintangan dalam mencapai kesucian diri.

Dewa Ruci yang ia temui berupa sosok mirip dirinya merupakan gambaran dari sosok Tuhan.

Ketika Bima masuk ke dalam telinga Sang Dewa menggambarkan Tuhan berada dalam diri manusia itu sendiri.

Rasa nyaman yang dialami Bima saat berada di dalam diri Dewa Ruci menggambarkan ketentraman dan kenyamanan hidup ketika manusia bersatu dengan Tuhannya atau dikenal sebagai “manunggal ing kawula Gusti. 

Pemilihan sosok Bima oleh pengarang menjadi menarik karena seperti yang diketahui secara umum bahwa sosok Bima adalah sosok yang keras, tegas, dan tidak pernah berbahasa krama/berbicara dengan tingkatan bahasa kesopanan tinggi.

Penulis ingin menyiratkan bahwa Tuhan ada di setiap diri manusia siapapun dia, bukan hanya orang yang halus dan berpenampilan baik saja. 

Lakon Dewa Ruci ini menggambarkan suatu falsafah hidup yang ada dalam masyarakat jawa, yakni sangkan paraningdumadi.

Secara harfiah berdasarkan kamus Bausastra Jawa lengkap, sangkan berarti asal, paraning berarti tujuan, dan dumadi berarti titah yang asalnya dari kata dadi atau jadi yang kemudian dapat dimaknai dijadikan, diciptakan, atau dititahkan (Kamus bausastra jawa lengkap).

Sangkan paraning dumadi dapat diartikan sebagai asal dan tujuan manusia dijadikan, asal merujuk kepada permulaan manusia dan tujuan merujuk kepada perjalanan menuju akhir manusia yaitu kematian.

Konsep sangkan paraning dumadi menjelaskan dari mana manusia berasal dan kemantujuan hidup manusia serta bagaimana manusia menjalankan hidupnya hingga mencapai tujuan.

Dalam sangkanparaning dumadi manusia berasal atau diciptakan oleh Gusti dan menuju kepada Gusti untuk kembali. 

Baca Juga: Apa Itu Sangkan Paraning Dumadi? Mengenal Sumbu Filosofis Keraton Yogyakarta


Babad.id menyediakan ruang User Generated Content (UGC) untuk siapapun yang ingin menyampaikan pandangan maupun gagasannya dalam bentuk artikel populer. Simak syarat dan ketentuannya pada babad.id/karir

babad.id | Stori Loka Jawa
babad.id | Stori Loka Jawa babad.id | Stori Loka Jawa merupakan media online berbasis multimedia dengan konten utama seputar seni, budaya dan sejarah Jawa. Babad.id juga membuka ruang opini kepada penulis lepas.

Posting Komentar