Mengenal Tokoh Antasena, Tokoh Wayang Favorit Dalang Muda Kebanggaan Kediri yang Menggambarkan Kisah Hidupnya

Daftar Isi

Tokoh wayang Antasena

KEDIRI, BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Setiap dalang memiliki tokoh andalan atau minimal punya tokoh favorit dalam pementasannya. Misalnya Ki Seno Nugroho yang mengaktualisasi tokoh Bagong dalam cerita pewayangannya. 


Pun Adham Hilmi Grandisson, dalang muda asal Kediri, yang menyukai Antareja.


Adham membagikan cerita mengapa ia menyukai Antareja dalam sesi live program “Aku Wong Jawa” dengan tema “Apakah Profesi Dalang Dianggap Kuno Menurut Gen Z? Kisah Inspiratif Dalang Muda Lestarikan Budaya Jawa” pada Minggu Kliwon, 2 Februari 2025 lalu. 


Bagi sedulur yang belum tahun, program live Aku Wong Jawa ini adalah program live babad.id bersama sejumlah influencer atau pelaku budaya Jawa setiap hari Minggu pukul 16:00 WIB. 


Melalui program ini, audiens diajak untuk belajar budaya Jawa dari hal-hal yang dekat dengan mereka dengan cara kekinian

Mengenal Antasena dalam pewayangan

Dikutip dari dari artikel Krystiadi yang berjudul “Perjodohan Antasena degan Manuwanti dalam Lakon Antasena Rabi Ki Anom Suroto, Kajian Mitologi Ritual,” Antasena adalah putra bungsu dari Raden Bima atau Werkudara, salah satu tokoh Pandawa, dengan Dewi Nagagini, putri Sang Hyang Anantaboga (dewa bangsa ular). 


Ia memiliki dua kakak, Antarejo dan Gatot Kaca. 

 

Antasena memiliki sifat yang berbeda dengan kedua kakaknya yang selalu sendika dawuh atau menurut dengan orangtuanya. 


“Dia kalau disuruh sama ayahnya itu selalu iya-iya aja, beda sama Antasena yang selalu dipikir dulu,” Adham menjelaskan. 


Adham juga menjelaskan bahwa Antasena itu memiliki sifat ndugal warisan atau sifat nakal yang sudah ada sejak lahir turunan dari kakeknya. 


Hal tersebut dirasa Adham ada kemiripan dengan dirinya. 


“Sama kayak kakek saya (yang) punya jiwa seni yang diturunkan ke saya,” Adham menjelaskan. 


“Antasena ituu nggak bisa bahasa krama, dodok, tata krama, tapi selalu ngabekti ke orangtuanya,” Adham menambahkan. 


Meskipun tokoh ini memiliki sifat nakal, tapi ia masih berbakti dengan orangtuanya dan selalu skeptis dengan informasi yang didapat. 


Misalnya ada salah saat cerita dengan background Jejer Ngamarta, tempat para dewa, dihadiri oleh Kresna. 


Dalam cerita tersebut diceritakan bahwa Kresna menyampaikan bahwa Pusaka Jamus Kalimasada, pangapes atau senjata terkuat para Pandawa hilang.


“Akhirnya semua bingung, hilanngya kemana ya?,” Adham menceritakan. 


Kemudian Kresna semedi untuk memberikan jawaban kepada para Pandawa. 


“Kresna kemudian semedi sebentar, nggak sampai 5 menit dia tahu. Padahal biasanya semedi itu lama, bisa sampai 40 hari,” Adham menceritakan. 


Kemudian Kresna memberi informasi kalau pusaka tersebut tidak lain dicuri oleh Putra Arjuna (Janaka) Abimanyu yang sekaligus putra tersayang para Pandawa. 


Percaya nggak percaya, kemudian Kresna menyarankan untuk menghukum Abimanyu dengan membinasakannya. 


“Sirnakna Abimanyu,” Adham menceritakan kisah tersebut dengan suara khas dalangnya. 


Saat itu Wekudara merasa malu, dan memberi tahu ketiga anaknya tentang kejadian tersebut.  


Kedua putranya lantas pergi ke Plangkawati, tapi tidak dengan Antasena yang merasa janggal kejadian tersebut. 


“Kok isa ya Abimanyu, padahal nggak tau macem-macem,” Adham menjelaskan dengan gaya terheran-heran. 


Antasena lantas ke Ndarawati untuk menemui Krensa.


“We ladalah, ko iso yo pandawa sing jarene wasis sing jarene pinter ning kok tak  blingeri ngono kok percoyo,” Adham kembali menirukan dialog Kresna dengan suara khas dalangnya. 


Dari dialog tersebut akhirnya Antasena tahu kalau berita tersebut salah. 


“Bayangin kalau Antasena nggak nyari kebenarannya, Abimanyu bisa mati itu,” Adham menjelaskan. 


Jadi bagi Adham, Antasena itu tidak mudah terbawa arus. Ia selalu skeptis dengan informasi yang ia peroleh. Apakah ini relevan? Apakan ada yang janggal? 


Dari kisah tersebut kita bisa belajar bahwa informasi apapun yang kita terima tidak boleh diterima dengan mentah-mentah. Harus dipikir dahulu, supaya tidak merugikan orang lain. 

Posting Komentar