Perbedaan Sesi Hiburan dalam Wayang: Limbukan dan Gorogoro, Mirip Tapi Berbeda

Daftar Isi

Pentas wayang (wikimedia.org/lvuvisual)

BABAD.ID | Stori Loka Jawa -
Dalam unggahan video instagram R. M. Akbar Syahalam, seorang Dhalang muda asal Nganjuk, Jawa Timur, membagian informasi bahwa sesi hiburan wayang itu ada dua: Limbukan dan Gorogoro. 


Apakah kedua hal tersebut sama? Jawabanya berbeda, tapi masuk ke dalam sesi yang sama sama, yaitu sesi hiburan. 


Limbukan dan goro-goro adalah sesi di mana Pak Dhalang bisa berinteraksi langsung dengan penonton, bintang tamu, kru pengrawit, sindhen, dan sebagainya, 


Jadi kalau dulur melihat Mas Akbar Syahalam ini berinteraksi dengan sindhen kondang asal Kediri, Niken Salindry, berarti sudah memasuki sesi hiburan. 


Biasanya sesi ini dilakukan setelah adegan pertama atau jejer sepisan. 

Perbedaan Limbukan dan Gorogoro

Salah satu yang membedakan antara dua sesi ini adalah tokoh yang diangkat. 


1. Limbukan 


Sesi limbukan itu mengangkat tokoh abdi dalem kraton yang namanya Cangik dan anaknya yang bernama Limbuk. 


2. Gorogoro


Tokoh yang diangkat dalam sesi gorogoro adalah Punakawan, seperti Semar, Gareng, Petruk, Bagong

Alasan mengapa harus Cangik, Limbuk, dan tokoh Punakawan dalam sesi hiburan wayang 

Dahulu, sebelum media masa berkembang pesat seperti saat ini, wayang juga difungsikan sebagai media massa tradisional. 


Melalui pertujukan wayang yang diarahkan oleh Pak dhalang disampaikanlah pesan pembangunan dari pemerintah, atau pesan-pesan tertentu dari pihak sponsor. 


Terkadang pesan-pesan itu tidak sesuai dengan pakem atau isi pokok cerita wayang,sehingga pesan-pesan tersebut tidak disampaikan melalui dialog tokoh utama, melainkan melalui sesi hiburan: limbukan atau gorogoro. 


Menurut artikel Ratna Asmarani dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro yang berjudul “Dialog Cangik dan Limbuk: dalam Kajian Feminisme,”  Ada dua alasan yang melatar belakangi mengapa ketiga tokoh ini: Limbuk, Cangik, dan Punakawan yang diangkat dalam sesi hiburan wayang. 


  1. Tokoh-tokoh tersebut bisa berdialog tentang apa saja dengan bebas, tidak terikat pakem, serta menggnakan bahasa populer dan komunikatif. 
  2. Adegan ketiga tokoh tersebut sifatnya cair dan ringan, sehingga penonton yang berusia muda atau tua bisa memahaminya. 

Kesimpulan 

Jadi Limbukan dan Gorogoro itu berada di sesi yang sama, sesi hiburan. 


Perbedaanya terletak pada tokoh yang diangkat. Limbukan mengangkat cerita dari tokoh Cangik dan Limbuk, sedangkan Gorogoro dari tokoh Punakawan, seperti: Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong. 

Sumber:

Asmarani R. 2023. Dialog Cangik dan Limbuk: dalam Kajian Feminisme. Paper Fakultas Budaya Universitas Diponegoro. 



Posting Komentar