Masa Awal Kerajaan Majapahit: Tantangan dan Pemberontakan

Table of Contents

Mengupas tantangan awal yang dihadapi Raden Wijaya setelah mendirikan Majapahit, termasuk pemberontakan para pengikut setianya.

Ilustrasi Raden Wijaya (Prabu Kertarajasa Jayawardhana) memimpin rombongan dalam pembukaan hutan belantara Tarik untuk mendirikan Majapahit. ChatGPT
Ilustrasi Raden Wijaya (Prabu Kertarajasa Jayawardhana) memimpin rombongan dalam pembukaan hutan belantara Tarik untuk mendirikan Majapahit. (Generatif ChatGPT)

BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Kerajaan Majapahit, sebuah nama yang tak lekang oleh waktu dalam sejarah Nusantara, identik dengan kejayaan dan kemegahan. Namun, di balik puncak keemasan yang dicapai di kemudian hari, masa awal berdirinya kerajaan ini justru diwarnai oleh berbagai tantangan dan gejolak internal yang menguji kepemimpinan pendirinya, Raden Wijaya. Dari pembukaan hutan belantara hingga ancaman pemberontakan dari lingkaran terdekat, kisah permulaan Majapahit adalah epik perjuangan yang sarat drama dan intrik politik.

Konsolidasi Kekuasaan di Bawah Raden Wijaya

Majapahit bermula dari sebuah desa di lembah Sungai Brantas, tepatnya di daerah Tarik, yang dulunya merupakan hutan belantara yang banyak ditumbuhi pohon Maja berasa pahit. Tempat ini dibuka oleh Raden Wijaya bersama orang-orang Madura sebagai lahan pertanian dan permukiman. Peristiwa pendirian Kerajaan Majapahit terjadi pada tahun 1293 Masehi, setelah runtuhnya Singasari dan Kediri. Raden Wijaya, yang juga dikenal sebagai Jaka Suruh, dianugerahi nama baru yaitu Prabu Brawijaya dan diperintahkan untuk memerintah negara baru ini. Ia naik takhta dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana, sebuah nama yang mencerminkan kelanjutan dari kerajaan Singasari sebagai leluhurnya.

Dalam upaya mengonsolidasi kekuasaannya, Prabu Brawijaya mengangkat seorang Patih bernama Gajah Permada dan dibantu oleh beberapa penggawa tinggi seperti Ki Bandar Tambi, Tumenggung Pecatanda, Dyang Paningron, serta Ki Panular sebagai senapati perang. Jumlah mantri yang diangkat tidak kurang dari tiga ribu orang, semuanya mahir berperang. Bahkan, pada masa ini, wilayah Timur dan Selatan Jawa, termasuk negara Pajajaran, berhasil ditaklukkan. Sebuah naskah kuno menggambarkan peristiwa pendirian kerajaan ini dengan detail mengenai pengangkatan para pejabat tinggi, termasuk seorang rakryan mantri bernama Arya Wiraraja, yang juga disebut sebagai murid Sang Raja Kertanagara.

Salah satu langkah penting Raden Wijaya adalah memanfaatkan kedatangan pasukan Tatar yang dikirim Kublai Khan untuk menyerang Jayakatwang. Dengan muslihat yang cerdik, Raden Wijaya bersekutu dengan Tatar untuk mengalahkan Daha, kemudian berbalik menyerang sekutunya sendiri, membuat pasukan Tatar terkejut dan akhirnya kembali ke Tiongkok tanpa hasil. Melalui intrik ini, Raden Wijaya berhasil mendirikan fondasi kekuasaan Majapahit yang kuat.

Pemberontakan Ranggalawe: Konflik Internal Pertama

Setelah fondasi kerajaan diletakkan, Raden Wijaya segera dihadapkan pada pemberontakan Majapahit internal yang signifikan, dan yang paling terkenal pada masa awalnya adalah Pemberontakan Ranggalawe. Meskipun terdapat beberapa perbedaan kronologis dalam sumber-sumber sejarah, seperti Pararaton yang menyebutkan pemberontakan ini terjadi di bawah pemerintahan Kertarajasa (Raden Wijaya) dan beberapa sumber lain yang menempatkannya setelah kematian Kertarajasa, esensinya tetap sebagai konflik internal pertama yang mengancam stabilitas kerajaan yang baru berdiri.

Ranggalawe, yang dalam satu sumber disebut sebagai Dangdang Wecana dari Tuban, adalah salah satu tokoh penting yang membantu Raden Wijaya dalam perjuangannya. Konflik ini dipicu oleh ketidakpuasannya atas penunjukan patih. Ranggalawe, yang menginginkan posisi patih, merasa tidak dihargai setelah posisinya diberikan kepada orang lain. Dalam Pararaton, disebutkan bahwa Ranggalawe bersedia menjadi patih. Kekecewaan ini mendorongnya untuk memberontak, meskipun ia adalah seorang prajurit yang gagah berani dan setia pada Raden Wijaya.

Kronik lain mencatat bahwa Gajah Mada, yang kemudian menjadi mahapatih tersohor, juga menghadapi keraguan dari beberapa mantri, termasuk seseorang bernama Këmbar yang menyuarakan ketidakpercayaannya terhadap keberhasilan Gajah Mada. Meskipun ini terjadi pada konteks yang berbeda (Sadeng), ini menunjukkan adanya intrik dan persaingan di kalangan pejabat tinggi pada masa awal kerajaan.

Penanganan Pemberontakan dan Stabilitas Kerajaan

Penanganan pemberontakan Ranggalawe oleh Raden Wijaya menunjukkan betapa rapuhnya stabilitas internal Majapahit di masa-masa awal. Meskipun sumber tidak merinci taktik spesifik Raden Wijaya dalam menumpas Ranggalawe, konflik ini diselesaikan melalui kekuatan militer, sering kali berujung pada kekalahan para pemberontak. Namun, dampak dari pemberontakan semacam ini tidak hanya pada hilangnya nyawa, tetapi juga pada terganggunya konsolidasi kekuasaan dan kepercayaan di antara para pengikut kerajaan.

Selain Ranggalawe, Majapahit juga menghadapi serangkaian pemberontakan lain dari para pengikutnya, seperti pemberontakan Nambi, Kuti, Tanca, dan Lembusora. Pemberontakan Nambi, misalnya, diceritakan sebagai akibat fitnah dari Mahapati. Raja Jayanagara, penerus Raden Wijaya, bahkan meninggal akibat dibunuh oleh Tanca pada tahun 1328 Masehi. Serangan internal dan perebutan kekuasaan ini terus-menerus terjadi, menyebabkan penguasa silih berganti dan pengawasan terhadap daerah bawahan menjadi lemah.

Meskipun diwarnai oleh gejolak dan konflik, masa awal Kerajaan Majapahit adalah periode krusial pembentukan identitas dan sistem pemerintahan. Kestabilan yang dicita-citakan baru benar-benar terwujud pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350-1389 M) yang didampingi oleh Mahapatih Gajah Mada, di mana kerajaan mencapai puncak kejayaannya dan berhasil mempersatukan Nusantara. Tantangan-tantangan di awal inilah yang membentuk karakter dan kebijakan Majapahit, mengajarinya pentingnya persatuan dan strategi politik yang matang untuk bertahan dan berkembang. Kegagalan-kegagalan dan keberhasilan dalam menumpas pemberontakan menjadi pelajaran berharga yang mengukir takdir salah satu kerajaan terbesar di Nusantara.***

babad.id | Stori Loka Jawa
babad.id | Stori Loka Jawa babad.id | Stori Loka Jawa merupakan media online berbasis multimedia dengan konten utama seputar seni, budaya dan sejarah Jawa. Babad.id juga membuka ruang opini kepada penulis lepas.

Posting Komentar