BABAD.ID – Dalam kehidupan sosial, seringkali kita berinteraksi dengan banyak orang.
Tentu saja akan terjalin komunikasi di dalamnya.
Namun, tidak semua orang akan banyak bicara dengan yang lain karena ada beberapa orang yang memilih untuk diam.
Baca Juga: Dua Golongan Manusia Sumber Fitnah, Siapa Sajakah?
Pepatah mengatakan, “Apabila bicara itu ibarat perak, maka diam itu emas”.
Pepatah lain juga mengataka, “Barang siapa banyak bicara maka ia banyak salahnya”.
Dalam kehidupan kita sehari-hari, satu kali pun kita tidak mendapati seseorang yang menyesal kaena diamnya.
Baca Juga: 3 Resep Buat Es Krim Sehat untuk Berbuka Puasa, Penasaran Bukan?
Sebaliknya kita sering mendapati orang yang menyesali ucapannya.
Mengenai hal ini, Imam Syafi’I telah memberitahukan pengalamannya kepada kita tentang keutamaan diam.
Diam itu bagaikan barang dagangan, apabila ia tak laku, sang pedagang tidak akan merugi.
Bahkan kelak bisa jadi sang pedagang lebih unggul daripada pedagang-pedagang yang lain.
Baca Juga: Wisata Kuliner di Solo? Lenjongan Wajib Banget Dicobain
Artikel Terkait
Tata Krama dalam Serat Subasita, Adab Bertamu dan Menerima Tamu (bagian 4)
Adab Sebelum Melaksanakan Haji Ini sering Diabaikan, Apa Saja?
Adab-adab dalam Membuang Hajat, Umat Muslim Harus Tahu
Berpuasa Harus Menggunakan Adab, Bagaimana Pendapat Imam Al-Ghazali?
Adab Memberikan Nasihat, Jangan Menasihati di depan Banyak Orang!