Keutamaan Sholat Lima Waktu, Beda Berjamaah dan Sendirian

- Sabtu, 14 Mei 2022 | 20:38 WIB
Ilustrasi keutamaan sholat lima waktu. (dok, Kalbar Terkini-Pikiran Rakyat)
Ilustrasi keutamaan sholat lima waktu. (dok, Kalbar Terkini-Pikiran Rakyat)

BABAD.ID- Ibadah Sholat lima waktu merupakan ibadah wajib bagi umat Islam. Nabi Muhammad SAW menerima wahyu sholat lima waktu ketika menghadap Allah SWT pada malam Miraj.

Baca Juga: Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Bertemu Allah dan Menerima Wahyu Sholat 5 Waktu

Sebagai ibadah wajib, sholat ternyata memiliki sejumlah keutamaan. KHR Asnawi atau yang akrab disapa Mbah Asnawi Kudus menjelaskan keutamaan sholat dalam mukadimah Kitab Fasholatan.

KHR Asnawi mengawali mukadimahnya dengan mengutip sebuah hadits berbunyi:

قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم لَوْ أنَّ نَهْرًا بِبَابِ أَحَدِكُمْ يَغْتَسِلُ مِنْهُ كُلَّ يَوْمٍ خَمْسَ مَرَّاتٍ، هَلْ يَبْقَى مِنْ دَرنهِ شَيْءٌ؟ قالوا لا يَبْقَى مِنْ  دَرنهِ شَيْءٌ. قَالَ فَذلِكَ مَثَلُ الصَّلَوَاتِ الخَمْسِ يَمْحُو اللهُ بِهِنَّ الخَطَايَا

Artinya: "Rasulullah SAW bersabda, jika ada sungai di depan pintu rumah kalian, setiap hari kalian mandi di sungai tersebut lima kali, apakah masih ada kotoran yang tersisa di badan kalian? Para sahabat lalu menjawab, tidak ada kotoran yang tersisa. Rasulullah lalu bersabda, hal itu sebagaimana sholat lima waktu. Allah melebur semua kesalahan dengan sholat lima waktu."

قَالَ رسول الله صلى الله عليه وسلم صَلَاةُ اَلْجَمَاعَةِ أَفْضَلُ مِنْ صَلَاةِ اَلْفَذِّ بِسَبْعٍ وَعِشْرِينَ دَرَجَةً

Artinya: "Sholat berjamaah itu lebih utama dari pada sholat sendirian, selisihnya 27 derajat."

Baca Juga: Siswa SMK PSM Randublatung Blora Tampil Pede Kenakan Busana Karya Sendiri Saat Acara Pelepasan

KHR Asnawi mengatakan, orang yang tidak sholat termasuk orang yang rugi. Sebab, menurut penjelasan dua hadits tersebut, sangatlah jelas pahala dan keutamaan ibadah sholat. Terlebih jika dilaksanakan secara berjamaah.

Mbah Asnawi mewanti-wanti muslimin muslimat agar melatih putra-putrinya untuk mendirikan sholat lima waktu. Hal itu agar mereka tidak termasuk orang yang rugi.

Terlebih melaksanakan sholat berjamaah di masjid atau langgar (musala) supaya ramai. Sebab, orang yang meramaikan masjid Allah adalah orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir (hari kiamat). Hal itu sebagaimana Alquran Surat At-Taubah ayat 18:

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

Artinya: "Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian."

Halaman:

Editor: Abdul Arif

Sumber: Kitab Fasholatan

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X