BABAD.ID - Kematian sebagaimana yang kita ketahui adalah sesuatu yang sangat mengerikan. Bagaimana sakitnya sakaratul maut?
Berikut ini adalah penjelasan Imam Al-Ghazali sebagaimana ia tulis dalam Kitab Ihya Ulumuddin.
Imam Al-Ghazali mengutip sejumlah riwayat yang mengisahkan tentang betapa sakitnya sakaratul maut.
Baca Juga: Maulid Nabi : Bertemu Nabi Muhammad ﷺ , Abu Sufyan Berharap Perjanjian Hudaibiyah Tidak Dibatalkan
Siti Aisyah Radliyallahu Anha mengatakan, ia tak percaya ra sakit saat ajal seseorang lebih ringan daripada rasa sakit yang dialami Rasulullah ﷺ saat sakaratul maut. Aisyah mengatakan demikian sebagaimana ia menyaksikan sendiri.
Apa yang diucapkan Rasulullah saat sakaratul maut?
Nabi Muhammad ﷺ berdoa kepada Allah: "Ya Allah Tuhanku, sesungguhnya Engkau mengambil nyawa dari ruas, sendi, tulang-belulang bahkan dari ujung jari. Ya Allah Tuhanku, mudahkanlah kematian itu untukku."
Baca Juga: Kisah Inspiratif Pemuda Depok, Berawal dari Menjual Sepasang Sepatu Converse Kini Punya Toko Sepatu
Sesaat menjelang ajalnya, Rasulullah mengungkapkan bagaimana rasa sakit saat sakaratul maut.
"Rasa sakit saat datang kematian datang ibarat ditetak dengan 300 mata pedang."
Beliau juga pernah memberikan jawaban soal kesulitan dalam kematian.
Baca Juga: Menjelang Maulid Nabi: Yuk Ketahui Nabi Muhammad ﷺ Haji dan Umrah Berapa Kali Semasa Hidupnya
"Seringan-ringan rasa sakit saat kematian sama dengan rasa sakit yang disebabkan oleh trisula besi yang dicabut setelah ditusukkan pada kedua bola mata."
Para Nabi juga mengalami rasanya sakaratul maut. imam Al-Ghazali menyebutkan sebuah riwayat, Allah Ta'ala berfirman saat ajal Nabi Ibrahim Alaihissalam.
Artikel Terkait
Maulid Nabi: Nasab Nabi Muhammad ﷺ dari Adnan hingga Nabi Adam Alaihissalam
Maulid Nabi : Bertemu Nabi Muhammad ﷺ , Abu Sufyan Berharap Perjanjian Hudaibiyah Tidak Dibatalkan
Maulid Nabi: Jumlah Kaum Muslimin Ketika Nabi Muhammad ﷺ Wafat
Ingat Ini 20 Kali Sehari, Kelak Kamu akan Dibangkitkan Bersama Para Syuhada
Begini Cara Mengingat Kematian Menurut Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin