Ketentuan Utama Hari dalam Melaksanakan Puasa di Bulan Rajab

BABAD.ID- Bulan Rajab digunakan sebagai salah satu bulan untuk mengamalkan kegiatan yang positif agar dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri.

Salah satunya yaitu dengan melalui amalan puasa di Bulan Rajab. Pada puasa Rajab ini tentunya setiap orang ingin mendapatkan pahala sebanyak-banyaknya.

Umat Islam tentu memiliki banyak pertanyaan saat datangnya Bulan Rajab seperti, kapan hari utama yang dianjurkan untuk melaksanakan Puasa di Bulan Rajab?

Kali ini Babad.id akan menjelaskan dengan konteks yang mudah dipahami.

Baca Juga: Perlu Diketahui Ini Dia, Ketentuan Waktu Puasa Paling Utama di Bulan Rajab

Bersumber dari buku milik Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami, Al-Fatawa Al-Fiqhiyyah Al-Kubra, Beirut, Darul Fikr, 1983 M, juz II, halaman 53.

Pada tulisnya menjelaskan, bahwa ketentuan hari dalam puasa Bulan Rajab itu tidak ada. Umat Islam dapat memilih harinya kapan saja, asalkan dirinya mampu untuk melaksanakan puasa tersebut.

Hal ini berdasar dengan kutipan buku milik Syekh Ibnu Hajar Al-Haitami yang menegaskan

قال الْعُلَمَاءُ وَإِنَّمَا أَمَرَهُ بِالتَّرْكِ لِأَنَّهُ كان يَشُقُّ عليه إكْثَارُ الصَّوْمِ كما ذَكَره في أَوَّلِ الحديث فَأَمَّا من لَا يَشُقّ عليه فَصَوْمُ جَمِيعِهَا فَضِيلَةٌ

Artinya:

“Ulama berkata, Nabi memerintahkan Al-Bahili untuk meninggalkan puasa, sebab memperbanyak puasa baginya berat sebagaimana yang disebutkan dalam awal hadits. Sedangkan bagi orang yang tidak berat berpuasa, maka berpuasa di sepanjang bulan-bulan mulia merupakan keutamaan”

Baca Juga: Awali Bulan Rajab dengan Alhamdulillah, Astaghfirullah, dan Bismillah

Dalam kutipan tersebut dijelaskan pula bahwa, bagi seseorang yang kuat untuk berpuasa Rajab melebihi petunjuk Nabi, maka hal tersebut adalah lebih baik dikerjakan. Karena hari dalam bulan Rajab semuanya baik untuk dipuasai.

Puasa Rajab tidak ada batasan berapa hari yang baik untuk dipuasai secara pastinya. Namun, dengan melihat sumber, kalian dapat menyesuaikan kapan dan hari apa saja yang dapat dilakukan untuk berpuasa.

Konteks dalam kutipan tersebut, yaitu melihat pada batas kemampuan setiap orang dalam mengerjakan puasa. Bisa satu hari, tiga hari, satu minggu, dua minggu, atau bahkan satu bulan penuh dan itu dibolehkan.