BABAD.ID - Tahun ajaran baru sekolah 2022-2023 semua para guru mulai proses pembuatan dan persiapan materi bahasan atas diterapkannya kurikulum merdeka.
Menarik untuk diulas. Tentang perubahan ini. Ada sebuah akun yang berusaha mengulas. Sebuah akun Instagram @bukik telah mengulas tentang tema tersebut.
Postingan yang diunggah pada 29 November 2021 lalu mendapat 13.898 suka dan ribuan komentar yang mengulas postingan yang berjudul mengapa meninggalkan kurikulum 2013.
Bukik mengutarakan bahwa ada 3 alasan logis dan 1 bukti riset yang menurutnya bisa dijadikan rujukan kenapa kurikulum ini perlu di ganti.
1. Alasan miskonsepsi
Konsep Kopetensi adalah kesatuan antara sikap, pengetahuan dan keterampilan seseorang melakukan sesuatu kinerja tertentu.
Pada Kurikulum 13 kopetensi diturunkan menjadi 3 komponen berbeda yaitu sikap, pengetahuan dan keterampilan.
Akibatnya guru menderita mengajar dan murid menderita belajar. Mengingat proses penilaian yang rumit dan menghabiskan energi akibat pembedaan antar penilaian sikap, pengtahuan dan keterampilan.
2. Tuntutan Terlalu Tinggi
Konsep ini bertujuan sebagai pembelajaran esensial yang sesuai tahap perkembangan anak, relevan, realistis tapi menantang.
Pada Kurikulum 2013 tujuan pembelajaran terlalu tinggi tidak sesuai perkembangan anak : tidak relevan dan tidak realistis.
Akibatnya guru menderita mengajar. Dituntut menuntaskan konten sehingga terjebak pada mengajar satu arah. Tidak ada ruang ķreatifitas bagi guru. Murid menderita belajar.
Tuntutan mempelajari banyak konten. Sehingga hanya belajar hafalan dan tidak mendapat pemahaman utuh.
3. Batasan waktu terlalu kaku
Konsep ini terlihat dengan satuan pendidik dan guru melakukan penyesuaian durasi dan kecepatan pembelajaran sesuai kebutuhan murid dan konteks lokal.
Padahal pada Kurikulum 2013 Pengaturan durasi pembelajaran setiap tujuan pembelajaran dikunci dalam satuan minggu. Tidak bisa disesuaikan oleh guru dan satuan pendidikan.
Baca Juga: Apa Kegunaan Mapel Praktik Kerja Lapangan Pada SMK/MAK Kurikulum Merdeka? Ini Penjelasannya
Akibatnya Guru menderita mengajar. Meski tau muridnya belum paham tapi terpaksa melanjutkan pembelajaran selanjutnya.
Pun murid menderita belajar. Belum menguasai pemahaman dasar dipaksa mempelajari pengetahuan yang lebih kompleks.
Bukti riset yang ditunjukkan oleh akun Instagram @bukik dimana selama pandemi, satuan pendidikan bisa memilih kurikulum 2013, kurikulum darurat, atau kurikulum mandiri.
Pilihan lain adalah kurikulum 2013 yang disederhanakan. Darurat disederhanakan oleh pemerintah. Mandiri disederhanakan oleh satuan pendidik.
Survey yang di posting dalam postingannya menyebutkan, pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di 20 Kab/Kota dari 8 provinsi (April-Mei 2021) menunjukkan hasil yang signifikan antara kurikulum 2013 dan kurikulum darurat.
Baca Juga: Simak Pentingnya Mata Pelajaran Keterampilan pada Kurikulum Merdeka bagi Pendidikan Khusus
Dari riset yang diutarakan bakik menyebutkan capaian murid kurikulum 2013 lebih rendah dari pada capaian murid kurikulum darurat.
Ada banyak pendapat tentang kurikulum. Menurutnya, penting kita ingat tentang siapa praktisi pembelajaran dan lebih penting lagi, ingat siapa yang danpat dampak kurikulum. Tiga alasan dan 1 bukti riset dipilih berdasarkan pertimbangan itu, menurut bakik.***
Artikel Terkait
Ini Sinopsis Film Ivanna, Horror Spin Off Danur dan Jadwal Tayang di Bioskop Semarang
Hasil Singapore Open 2022: Leo/Danil Lolos Babak 16 Besar Usai Tundukkan Wakil Malaysia
Fase Pemulangan Jemaah Haji Dimulai 15 Juli, Pemerintah Ingatkan Ketentuan Barang Bawaan
FIFA Foundation Bantu Pengembangan Sepak bola Indonesia
Pengembangan Kawasan Sekitar Selingkar Wilis, Jadi Prioritas Pemprov Jatim
Jemaah Sudah Menuju Makkah, Petugas Rapikan Pos Kesehatan Mina