Jelang Tradisi Keboan Aliyan, Warga Banyuwangi Ini Kesurupan

- Minggu, 24 Juli 2022 | 08:56 WIB
Tradisi Keboan Aliyan Rogojampi yang diselenggarakan setahun sekali.   (Foto. Fareh Hariyanto)
Tradisi Keboan Aliyan Rogojampi yang diselenggarakan setahun sekali. (Foto. Fareh Hariyanto)

BABAD.ID – Menjelang ritual adat Keboan Aliyan akan digelar pada hari Minggu 31 Juli 2022 mendatang. Bahkan, sejumlah acara mulai bazar kuliner sampai hiburan juga akan digelar mulai 28 Juli hingga 3 Agustus 2022.

Jelang ritual tersebut Warga Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Pak Poh, mendadak kesurupan dan bertingkah seperti kerbau.

 Baca Juga: Ragam Tradisi yang Ditemui Saat Berkunjung di Yogyakarta

Kesurupan mirip kerbau itu dibenarkan oleh Kepala Desa Aliyan Anton Sujarwo. Dia menjelaskan bahwa Pak Poh kesurupan roh leluhur Desa Aliyan. Desa Aliyan merupakan desa adat yang masih terjaga dengan budaya asli Suku Osing.

“Dia dirasuki roh leluhur, dan berkomunikasi dengan sesepuh Desa Aliyan,” kata Anton Sujarwo, saat dikonfirmasi BABAD.ID

 Baca Juga: Grebeg Besar, Tradisi Lokal Masyarakat Demak Jawa Tengah

Singkat cerita, Pak Suyit seorang sesepuh Desa Aliyan mengajak komunikasi kepada roh leluhur tersebut untuk meminta sesuatu menjelang ritual adat Keboan Aliyan.

Dalam komunikasi itu, roh leluhur meminta agar putri padi atau Dewi Sri diganti oleh gadis asli Desa Aliyan lainnya.

“Karena leluhur meminta seperti itu ya kami turuti, kebetulan yang jadi Dewi Sri tahun lalu sudah menikah,” ujar Anton.

 Baca Juga: Gendurenan, Potret Tradisi Menyambut Idul Adha di Desa Muneng

Untuk melestarikan warisan leluhur ini, warga Desa Aliyan secara kompak dan gotong royong mempersiapkan segala keperluan ritual adat Keboan Aliyan

Keboan Aliyan sendiri dilaksanakan setiap bulan Suro-penanggalan Jawa. Sejumlah petani kerasukan roh gaib dan bertingkah layaknya kerbau. Mereka lalu berkeliling empat penjuru desa.

 Baca Juga: 8 Filosofi Ubarampe dalam Budaya Tradisi Merti Dusun

Sesekali, belasan warga yang menyerupai kerbau itu nyemplung di kubangan layaknya kerbau. Warga desa sangat antusias menyambut tradisi ini. Mereka bergotong royong menyiapkannya.

Mulai menyiapkan ragam kebutuhan untuk ritual, hingga membangun gapura dari janur yang digantungi hasil bumi di sepanjang jalan desa sebagai perlambang kesuburan dan kesejahteraan. Kenduri masal pin digelar sebagai tanda dimulainya ritual.

Halaman:

Editor: Fareh Hariyanto

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X