BABAD.ID – Menjelang ritual adat Keboan Aliyan akan digelar pada hari Minggu 31 Juli 2022 mendatang. Bahkan, sejumlah acara mulai bazar kuliner sampai hiburan juga akan digelar mulai 28 Juli hingga 3 Agustus 2022.
Jelang ritual tersebut Warga Desa Aliyan, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, Pak Poh, mendadak kesurupan dan bertingkah seperti kerbau.
Baca Juga: Ragam Tradisi yang Ditemui Saat Berkunjung di Yogyakarta
Kesurupan mirip kerbau itu dibenarkan oleh Kepala Desa Aliyan Anton Sujarwo. Dia menjelaskan bahwa Pak Poh kesurupan roh leluhur Desa Aliyan. Desa Aliyan merupakan desa adat yang masih terjaga dengan budaya asli Suku Osing.
“Dia dirasuki roh leluhur, dan berkomunikasi dengan sesepuh Desa Aliyan,” kata Anton Sujarwo, saat dikonfirmasi BABAD.ID
Baca Juga: Grebeg Besar, Tradisi Lokal Masyarakat Demak Jawa Tengah
Singkat cerita, Pak Suyit seorang sesepuh Desa Aliyan mengajak komunikasi kepada roh leluhur tersebut untuk meminta sesuatu menjelang ritual adat Keboan Aliyan.
Dalam komunikasi itu, roh leluhur meminta agar putri padi atau Dewi Sri diganti oleh gadis asli Desa Aliyan lainnya.
“Karena leluhur meminta seperti itu ya kami turuti, kebetulan yang jadi Dewi Sri tahun lalu sudah menikah,” ujar Anton.
Baca Juga: Gendurenan, Potret Tradisi Menyambut Idul Adha di Desa Muneng
Untuk melestarikan warisan leluhur ini, warga Desa Aliyan secara kompak dan gotong royong mempersiapkan segala keperluan ritual adat Keboan Aliyan.
Keboan Aliyan sendiri dilaksanakan setiap bulan Suro-penanggalan Jawa. Sejumlah petani kerasukan roh gaib dan bertingkah layaknya kerbau. Mereka lalu berkeliling empat penjuru desa.
Baca Juga: 8 Filosofi Ubarampe dalam Budaya Tradisi Merti Dusun
Sesekali, belasan warga yang menyerupai kerbau itu nyemplung di kubangan layaknya kerbau. Warga desa sangat antusias menyambut tradisi ini. Mereka bergotong royong menyiapkannya.
Mulai menyiapkan ragam kebutuhan untuk ritual, hingga membangun gapura dari janur yang digantungi hasil bumi di sepanjang jalan desa sebagai perlambang kesuburan dan kesejahteraan. Kenduri masal pin digelar sebagai tanda dimulainya ritual.
Artikel Terkait
Menjaga Kebersihan Diri, Bagian dari Menghormati Orang Lain
Festival Memengan Tradisional, Ramaikan Peringatan Hari Anak di Banyuwangi
5 Rekomendasi Wana Wisata Air Terjun di Malang yang Murah Meriah
Jemaah Haji Indonesia Dapat Pengembalian Uang Saku 1.500 Riyal, Berkurban Jadi Prioritas Utama
Prakiraan Cuaca Surabaya dan Jatim Hari Ini 24 Juli 2022, Berikut Data Lengkapnya
Malam Satu Suro Sebentar Lagi, Berikut Lima Mitos yang Beredar di Masyarakat Jawa