BABAD.ID - Sebuah Gedung PPSB di Jakarta Timur menjadi saksi atas pertunjukan Drama Pendek produksi ke-5 dari Teater Sarung pada Kamis, 15 September 2022 dalam ajang Festival Teater Jakarta Timur.
Pertunjukan teater tersebut adalah bagian dari program Festival Teater Jakarta 2022 melalui jalur kurasi kemandirian para penggiat teater di FTJ, yang diadakan oleh Dewan Kesenian Jakarta yang sudah memasuki tahap semifinal.
Festival Teater Jakarta (FTJ) merupakan festival teater tertua dan terbesar di Indonesia yang digagas oleh Wahyu Sihombing, anggota Komite Teater Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) dan Sekretaris Dewan Pekerja Harian DKJ.
Baca Juga: Kreatif, Tanjakan Gombel Channel Angkat Kehidupan Semarang dalam Konten Komedi
Festival Teater Jakarta di selenggarakan pertama kali pada tahun 1973, pada tahun 2022 FTJ diselenggarakan melalui Jalur Kemandirian para penggiat teater di berbagai wilayah khususnya Jakarta.
Kemandirian tersebut bisa dimaknai sebagai kemandirian artistik, tidak bergantung pada ukuran –ukuran kompetisi lomba, dan mendorong subyektivitas gagasan-gagasan teater yang lebih terbuka dan luas.
Sebagai platform, jalur kurasi FTJ juga bagian dari ekosistem teater yang mengakomodasi para pelaku teater FTJ non-lomba atau di luar ’pembinaan’ terutama bagi para sutradara yang telah berpengalaman dan berusia diatas 40 tahun.
Baca Juga: Jadwal, Venue, dan Link Streaming Kejuaraan Dunia Voli Putri 2022, 02 Oktober 2022: Belgia vs Kamerun
Untuk lebih membuka ruang berdialog satu sama lain yang lebih luas, serta mendorong eksperimentasi teater terhadap kultur masyarakat kota yang melingkupinya.
Grup Teater Sarung merupakan salah satu grup yang tampil untuk mengikuti kompetisi FTJ 2022 yang berhasil lolos dalam tahap kurasi dan masuk sampai ke semifinal.
Pada produksi ke-5 tersebut Teater Sarung membawakan naskah berjudul Embers , sebuah naskah yang diangkat dari sandiwara Radio yang ditulis oleh Samuel Beckett dalam bahasa Inggris pada tahun 1975.
Baca Juga: Mimpi Mendapatkan Uang dari Seseorang, Salah Satunya Tafsirannya akan Terhindar dari Konflik
“Khusus untuk salah satu aktor favoritnya, lakon pendek samuel beckett ini di terjemahkan ke bahasa indonesia oleh Laksmi Notokusumo,” ujar Natasha salah satu pemain di Teater Sarung.
Teater Sarung merupakan peserta FTJ tingkat wilayah Jakarta Timur, pada semifinal ini menggelar pertunjukan teaternya di Gedung PSBB Jakarta Timur, yang terselenggarakan berkat kerjasama Ikatamur (Ikatan Teater Jakarta Timur) dengan Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Timur dan menyelenggarakan FTJ untuk tingkat wilayah Jakarta timur.
Pada pertunjukan Festival Teater Jakarta Timur tersebut Teater Sarung membawakan naskah ’Embers’ Drama Pertunjukan teater tersebut dimainkan oleh Nursan Guntur sebagai Henry, Natasha sebagai Ada, M.Fikri Junio sebagai Guru, dan Addis Nadira sebagai Addie.
Baca Juga: Sirup Kawista, Minuman Tradisional Khas Rembang Jawa Tengah Berjuluk Cola van Java
Pertunjukan teater tersebut disutradarai oleh Kgs M Nazir, sementara Pimpinan Produksi dipegang oleh Ardy Ferdianto. Selaku Stage Manager oleh Wira NG dan Setyadi D. Lalu Penata Artistik oleh Choki Lumban Gaol. Penata Musik oleh Balyone – Wahyudi – Naftalie, sedangkan untuk penata cahaya oleh Egi Iskandar dan penata rias oleh Ophie.
Singkat cerita, sinopsis dari Embers itu gambaran tentang lanskap mental seorang lelaki tua yang pikirannya pergi , bersama dengan kemampuannya untuk membentuk seluruh kalimat.
Sebaliknya, dia menggunakan potongan-potongan frase Beckett Esque dan Pinteresque, di ulang ulang, terfragmentasi, diselingi oleh kegelisahan dan kenangan –kenangan di masa lalunya kembali dirasakan.
Baca Juga: Aji Panglarutan: Ajian untuk Tolak Kejahatan, Musuh Bisa Lemes, Ini Mantranya
Mengenal lebih jauh tentang Teater Sarung dan makna di balik kata Sarung, saya pun mewawancarai Natasha salah satu pemain pada pertunjukan teater berjudul “ Ember”.
“Teater Sarung Berdiri pada 2 April 2010, diketuai oleh Nursan Guntur. Di pilih kata Sarung , yang bermakna khas sebagai alat multifungsi, dari mulai untuk beribadah, untuk pelindung badan saat tidur atau menutupi kepala saat panas terik. Sarung juga kami akronimkan , Sadar Ruang atau Sarana rasa untuk nalar ngaji hidup,” ujar Natasha.
Selain bermain teater Natasha aktif bekerja sebagai PR di salah satu institusi pendidikan, Natasha mulai terjun dalam dunia teater sejak 2007.
Baca Juga: Lirik Lagu 'Helleh' Denny Caknan, Mpun Mbanding-bandingke Saing - saingke
“Cara membagi waktunya ya..siang bekerja malamnya latihan,“ sahut Natasha.
Sedikit tips menjelang pertunjukan ala Natasha menjelang hari –H: “Dari pagi aku meminimalisir komunikasi dan kontak dengan orang lain , untuk menjaga konsentrasi“.
Hal-hal yang menginspirasi dalam teater menurut Natasha , bagiku adalah energi yang tercipta dari proses kerja kolektif saat masing-masing individu yang terlibat mengkontribusikan tenaga dan pikiran mereka untuk memanifestasikan buah pikir yang tadinya abstrak menjadi wujud . ***
Artikel Terkait
ISAI UIN Walisongo Pamerkan 120 Karya Seni dari 31 Negara dalam Metamorfosart 4
Keunikan Begrip Sebagai Naskah Seni Ludruk
Mojokerto Gudangnya Seniman Seni Ludruk, Ini Nama Dan Alamatnya
Mengenal Gandrung Marsan, Seni Pejuang dari Bumi Blambangan
Kreatif, Tanjakan Gombel Channel Angkat Kehidupan Semarang dalam Konten Komedi
Komitmen Pemulihan Sektor Seni dan Budaya Dunia Dilakukan Kemendikbudristek melalui G20