Bukan hanya itu, pawai Dugderan ini juga akan dimeriahkan oleh atraksi barongsai.
Apa itu Warak Ngendog?
Dikutip dari http://warisanbudaya.kemdikbud.go.id, Warak Ngendog adalah hewan mitologi bentuknya perpaduan antara kambing pada bagian kaki, naga pada bagian kepala dan buraq di bagian badannya.
Warak Ngendok sendiri berasal dari dua kata, yakni warak yang berasal dari bahasa arab “wara'” yang berarti suci dan Ngendok artinya bertelur.
Dua kata itu bisa diartikan sebagai siapa saja yg menjaga kesucian di bulan Ramadhan kelak akan mendapatkan pahala di hari lebaran.
Baca Juga: Mengenal Tradisi Dugderan, Tradisi Masyarakat Semarang Untuk Menandai Datangnya Ramadhan
Sementara tradisi Dugderan sendiri sudah ada sejak tahun 1881, pada masa Bupati KRMT Purbaningrat.
Tradisi ini dilaksanakan tepat sehari menjelang bulan Ramadhan berupa pemukulan bedug Masjid Besar Kauman disusul dengan penyulutan meriam di halaman Pendapa Kabupaten di Kanjengan.
Masyarakat akan berkumpul di alun-alun untuk mendengarkan sambutan dan informasi awal puasa dari bupati dan imam masjid.
Nama Dugderan sendiri diambil dari suara bedug yang mengeluarkan bunyi “dug” dan meriam mengeluarkan bunyi “der” yang berkali-kali, akhirnya menjadi istilah Dugderan.
Sementara prosesi tradisi Dugderan terdiri dari tiga agenda yakni pasar (malam) Dugderan, prosesi ritual pengumuman awal puasa dan kirab budaya Warak Ngendog.
Tiga agenda tersebut yang sekarang menjadi satu kesatuan dalam tradisi Dugderan.
Itulah informasi terkait rangkaian acara Dugderan di Kota Semarang pada 20- 21 Maret 2023 dalam rangka menyambut bulan Ramadhan 2023.
Artikel Terkait
Keutamaan Puasa Ramadhan Menurut Buya Yahya, Apa Saja?
Kapan Puasa Ramadhan 2023 Versi Pemerintah dan NU? Simak Jadwal Sidang Isbat di Sini
Jadwal dan Rute Arak-arakan Warak Ngendog, Tradisi Dugderan Sambut Ramadhan 2023 di Semarang
Sambut Ramadhan 2023, Ini Bacaan Doa yang Bisa Dilafalkan
3 Bacaan Doa Menyambut Bulan Ramadhan 2023 Lengkap : Tulisan Arab, Latin dan Artinya