Mengenal Kosmologi Jawa, Cara Paling Ideal dalam Menghormati Alam

- Sabtu, 18 Juni 2022 | 06:00 WIB
Ilustrasi merawat lingkungan. Sejumlah anggota komunitas peduli lingkungan Kabupaten Batang melakukan penanaman bibit pohon di wilayah Desa Pranten Kecamatan Bawang.  (dok)
Ilustrasi merawat lingkungan. Sejumlah anggota komunitas peduli lingkungan Kabupaten Batang melakukan penanaman bibit pohon di wilayah Desa Pranten Kecamatan Bawang. (dok)

BABAD.ID- Kebudayaan Jawa merupakan unit terbesar kebudayaan di Indonesia.

Bukan hanya karena penduduknya menjadi salah satu penduduk terpadat, namun Masyarakat Jawa juga dikenal sebagai masyarakat yang kental terhadap kepercayaan pada hal-hal yang bersifat supranatural, yang berada di luar dirinya.

Sifat Supranatural, kemudian kita kenal sebagai kosmologi. Masruri (2013) menjelaskan bahwa Kosmologi adalah cara pandang (world view) atau sistem keyakinan yang sangat fundamental pada manusia.

Baca Juga: Melihat Kerukunan dalam Keberagaman

Tahukah kamu? Jika Kosmologi Jawa ternyata mempunyai sumbangsih dalam pembentukan etika lingkungan?

Di dunia yang serba modern dan kemewahan teknologi seperti saat ini, ketika krisis lingkungan menjadi masalah global, apa yang bisa kita lakukan?

Ternyata, jika kita runut dengan teliti, Kosmologi Jawa memiliki urgensi yang cukup penting dalam menjadi landasan cara kita menghormati alam secara ideal. Apakah benar begitu?

Baca Juga: Meluruskan Makna dan Maksud Kata Pantek di Kota Lumpia, Semarang

Beberapa penelitian termutakhir mengenai pangkal krisis lingkungan dipaparkan oleh beberapa pakar, seperti Lynn White Jr. (1967), Garrett Hardin (1968), Gregory Bateson (1972), Harold W. Wood Jr. (1985), serta Rice (2006), menjelaskan bahwa setidaknya salah satu akar terjadinya krisis lingkungan adalah memudarnya nilai-nilai akan keyakinan alam semesta sebagai bagian dari makrokosmos (jagat gedhe), sehingga manusia yang sebagai makhluk alam (jagat cilik) berbuat eksploitatif terhadap tatanan alam (kosmos), karena tidak lagi percaya sepenuhnya dengan alam.

Selayang Pandang Kosmologi Jawa

Secara umum, filsafat Jawa memiliki point of view yang “berbeda” dengan filsafat barat. Apabila filsafat barat berpijak pada rasionalitas dan kebanyakan menekankan pencarian kebenaran yang sesungguhnya, filsafat Jawa lebih cenderung berorintasi pada “kesempurnaan”.

Baca Juga: Catat, Ini Kelengkapan Dokumen Administrasi Jalur Prestasi PPDB Jateng SMA/SMK 2022

Kesempurnaan dalam hal ini adalah kehidupan yang selaras, antara manusia dan kehidupan alam semesta. Masruri (2013) menjelaskan Masyarakat Jawa umumnya berusaha menyatukan alam semesta (makrokosmos) dengan dirinya sendiri (mikrokosmos).

Masyarakat Jawa meyakini bahwa alam semesta bagian dari manusia, sebab manusia merupakan miniatur dari alam semesta.

Halaman:

Editor: Abdul Arif BabadID

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X