Tembang Dolanan E, Dhayohe Teka, Sarana Dakwah Sunan Kalijaga

- Jumat, 8 Juli 2022 | 14:01 WIB
Tembang Dolanan Sebagai Media Dakwah Sunan Kalijaga
Tembang Dolanan Sebagai Media Dakwah Sunan Kalijaga

BABAD.ID - Sunan Kalijaga memanfaatkan tembang E, Dhayohe Teka sebagai sarana menyebarkan ajaran-ajaran Islam pada masa itu.

Bukan hanya sekedar lagu anak-anak, tembang ini sarat akan makna. Lirik tembang dolanan E, Dhayohe Teka adalah:

E, dhayohe teka // E, gelarna klasa
E, klasane bedhah // E, tambalen jadah
E. Jadahe mambu // E, pakakna asu
E, asune mati // E, buwangen kali
E, kaline banjir // E, kelekna pinggir

Baca Juga: Bulan Dzulhijjah, Mengapa Banyak Undangan Nikah? Begini Penjelasannya

Alih bahasa dari tembang di atas adalah sebagai berikut:

Eh, tamunya datang // Eh, bentangkan tikar
Eh, tikarnya sobek // Eh, ditambal jadah
Eh, jadahnya busuk // Eh, berikan pada anjing
Eh, anjingnya mati // Eh, buang ke sungai
Eh, sungainya banjir // Eh, hanyutkan di pingggir

Tembang E, Dhayohe Teka memberikan pengajaran kepada anak-anak untuk menghormati dan menghargai tamu.

Baca Juga: Bagaimana Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran Inklusif? Begini Penjelasan Kemendikbudristek

Di antara adab untuk memuliakan tamu ialah menyambut tamu dengan ramah, mempersilakan tamu masuk, menyiapkan tempat yang layak, serta menjamu tamu.

Hal tersebut dikenal dengan lungguh, gupuh, suguh dalam budaya Jawa.

Lungguh berarti tidak membiarkan tamu terlalu lama berdiri dan segera mempersilakannya untuk duduk.

Baca Juga: Simak Pentingnya Mata Pelajaran Keterampilan pada Kurikulum Merdeka bagi Pendidikan Khusus

Gupuh berarti tuan rumah sibuk mempersiapkan sajian dan hidangan untuk tamu.

Sedangkan suguh yaitu tuan rumah menjamu dan menyajikan sajian dan hidangan bagi tamu.

Makna Tersurat

Halaman:

Editor: Mela Pauziah

Sumber: Tembang Dolanan: Sebuah Refleksi Filosofi Jawa

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X