• Kamis, 28 September 2023

Tradisi Merti Dusun: Simbol Syukur dan Keserasian Alam

- Senin, 11 Juli 2022 | 22:06 WIB
[Ilustrasi] Sejumlah warga berpakaian beskap melakukan persiapan digelarnya merti dusun di Padukuhan Krebet, Pajangan, Bantul, DIY. (Dok. Humas Pemkab Bantul.)
[Ilustrasi] Sejumlah warga berpakaian beskap melakukan persiapan digelarnya merti dusun di Padukuhan Krebet, Pajangan, Bantul, DIY. (Dok. Humas Pemkab Bantul.)

BABAD.ID - Masyarakat Jawa dikenal sebagai masyarakat yang sangat menghormati alam semesta. Di dalam kebudayaan jawa, alam semesta merupakan representasi dari kosmologi Jawa. Masyarakat jawa berkeyakinan jika alam semesta juga bagian dari diri manusia.

Dalam kosmologi Jawa, keserasian antara makrokosmos (jagat gedhe) dengan mikrokosmos (jagat cilik) merupakan laku hidup yang harus selalu dijaga. Adanya keserasian tersebut tercapai jika manusia dapat menghormati alam, seperti manusia menghormati dirinya sendiri.

Bagi masyarakat Jawa agraris, menghormati alam menjadi suatu hal yang wajib, sebab kehidupan dan penghidupan masyarakat Jawa bersumber dari alam. Dengan demikian, mereka berkewajiban untuk menjaga keseimbangan dan keserasian alam sebagai penentu kesuburan lahan pertanian yang mereka garap.

Baca Juga: Sambut Jemaah Nafar Awal, Menag Yaqut Minta Petugas Siaga di Pemondokan

Masyarakat Jawa memiliki pandangan hidup, jika mereka hidup tidak hanya untuk dirinya sendiri, namun juga harus selalu berkesinambungan dengan alam. Apabila masyarakat jawa menemukan kondisi yang kurang baik, maka mereka berkeyakinan jika ada yang tidak seimbang dengan alam sekitar, untuk itu, masyarakat Jawa menghadapinya dengan slametan, tradisi ritual maupun upacara adat.

Ritual yang berbentuk upacara adat merupakan bagian dari sistem sosial berbasis kearifan lokal.  Ritual juga pada dasarnya merupakan pengetahuan masyarakat yang kemudian dijadikan pedoman dalam menjalani laku kehidupan, khususnya dalam menjaga keselarasan dan keserasian dengan alam semesta.

Salah satu ritual sebagai bentuk menjaga keserasian alam semesta yang dilakukan oleh masyarakat Jawa agraris di berbagai daerah adalah budaya tradisi Merti Dusun, yang dilakukan paska panen.

Baca Juga: Sebentar Lagi Digelar, Jumlah Peserta Festival Nasional Reog Ponorogo Membludak

Tradisi Merti Dusun merupakan lambah dan simbol masyarakat Jawa dalam mengucap syukur terhadap Tuhan dan alam semesta yang sudah memberikan rahmat berupa hasil panen yang berhasil selama setahun berjalan.

Tradisi Merti Dusun merupakan upacara adat yang memiliki banyak sekali serangkaian kegiatan yang dimulai dengan reresik desa (bersih bersih desa, bergotong royong dan kerja bakti) dengan puncak mengarak gunungan dan melakukan kenduri (doa) bersama-sama.

Tujuan Merti Dusun

Selain sebagai medium rasa sukur dan untuk menjaga keserasian dengan alam semesta, Merti Dusun juga bertujuan membangun keserasian sosial. Serangkaian kegiatan seperti ziarah ke makam leluhur,pentas kesenian tradisional, kirab bregada, serta doa bersama melalui kenduri merupakan kegiatan yang berkelanjutan dengan melibatkan banyak lapisan masyarakat.

Baca Juga: Sebentar Lagi Digelar, Jumlah Peserta Festival Nasional Reog Ponorogo Membludak

Dengan demikian, akan terciptanya perdamaian dan kedamaian yang suistane dalam lingkungan masyarakat.

Halaman:

Editor: Abdul Arif BabadID

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X