BABAD.ID – Bulan Suro dalam masyarakat Jawa memiliki arti penting dan menyimpan banyak hal berkaitan dengan adat istiadat dan tradisi.
Berdasarkan kalender masehi, malam satu suro jatuh pada tanggal 30 Juli 2022, bertepatan dengan 1 Muharram 1444 yang merupakan Tahun Baru Islam.
Membincang dari berbagai perspektif, satu suro memiliki banyak implikasi dalam tatanan hidup masyarakat Jawa.
Baca Juga: Termasuk Bulan Mulia, Ini 21 Peristiwa Penting yang Terjadi di Bulan Suro
Mengingat bagi masyarakat Jawa, malam satu suro memiliki makna yang luhur dan tentunya sering dijadikan pegangan hidup
Dilansir Babad.id dari Rumah Belajar Kemdikbud, masyarakat Jawa meyakini agar terus untuk bersikap eling dan waspodo.
Eling artinya manusia harus tetap ingat siapa dirinya dan di mana kedudukannya sebagai ciptaan Tuhan. Sedangkan waspodo berarti, manusia harus terjaga dan waspada dari berbagai godaan yang menyesatkan.
Baca Juga: 7 Alasan Mengapa Bulan Suro Dianggap Keramat
Maka dari itu, dapat dipahami bahwa masyarakat Jawa pantang melakukan hajatan pernikahan pada bulan Suro. Selain pantang menggelar hajatan pernikahan, berikut di bawah ini mitos lain di Tanah Jawa terkait dengan malam satu Suro:
- Dilarang pergi ke luar rumah
Masyarakat Jawa meyakini jika melanggar aturan ini, maka akan mendatangkan kesialan serta keburukan yang kemudian berkembang dan menjadi mitos di kalangan masyarakat di Jawa.
- Menjaga lisan
Salah satu ritual yang dilakukan ketika malam satu suro tiba yaitu melakukan ritual Tapa Bisu. Ritual ini biasa digelar di Keraton Yogyakarta dengan cara mengelilingi benteng Keraton tersebut.
Baca Juga: Jangan Terlewat, Ini Jadwal Grebeg Suro 2022 dan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo yang ke-526
Setiap individu yang melakukan ritual ini hanya boleh berkata yang baik-baik saja dan mereka percaya pada bulan ini semua doa-doa akan mudah dikabulkan.
- Arwah leluhur pulang ke rumah
Adanya mitos ini, para masyarakat Jawa dilarang untuk ke luar rumah dikarenakan harus menyambut arwah leluhur yang sedang berkunjung ke rumah dengan cara berdiam diri di rumah.
- Makhluk halus bergentayangan
Masyarakat Jawa mempercayai, pada malam satu suro, para makhluk halus akan bergentayangan karena dianggap sebagai pestanya makhluk gaib.
Artikel Terkait
Plek Emplek Ketepu, Tembang Dolanan Anak Sarat Akan Nasihat Kehidupan
Menjaga Kebersihan Diri, Bagian dari Menghormati Orang Lain
Festival Memengan Tradisional, Ramaikan Peringatan Hari Anak di Banyuwangi
5 Rekomendasi Wana Wisata Air Terjun di Malang yang Murah Meriah
Jemaah Haji Indonesia Dapat Pengembalian Uang Saku 1.500 Riyal, Berkurban Jadi Prioritas Utama
Prakiraan Cuaca Surabaya dan Jatim Hari Ini 24 Juli 2022, Berikut Data Lengkapnya