Ternyata Kakang Kawah Adi Ari-Ari Bisa Dijelaskan Secara Sains, Ini Manfaatnya untuk Pengobatan Modern

- Selasa, 20 September 2022 | 07:44 WIB
Ibu Sedih Bayi Ikut Sedih (Pixabay)
Ibu Sedih Bayi Ikut Sedih (Pixabay)

BABAD.ID – Masyarakat Jawa mempercayai bahwa saat melahirkan, sebenarnya ada tiga sosok sekaligus yang terlahir: si bayi,  kakang kawah, dan adi ari-ari.

Kakang berarti mas atau kakak, dan kawah berarti ketuban. Jadi cairan ketubah yang keluar sebelum bayi lahir dianggap sebagai kakaknya.

Sedangkan adi berarti adik, dan ari-ari berarti plasenta. Karena ari-ari keluar setelah si bayi, maka dianggap sebagai adik si bayi.

Menurut masyarakat Jawa, kakang kawah adi ari-ari ini akan menemani dan menghibur si bayi hingga selapan dina atau 35 hari setelah bayi lahir.

Hal ini bisa menjadi jawaban mengapa kita sering melihat bayi yang tiba-tiba tertawa sendiri pada saat-saat tertentu.

Baca Juga: 5 Makanan khas Jogja yang Wajib Dicicipi selain Sate Klatak dan Bakpia Pathuk

Kakang kawah adi ari-ari menurut penjelasan sains

Menurut sains, kakang kawah adi ari-ari merupakan teman seumur hidup si bayi, bukan lagi selama 35 hari.

Kakang kawah atau air ketuban mungkin bisa begitu saja habis ketika bayi dilahirkan, namu ari-ari atau plasenta dapat dimanfaatkan untuk mengobati berbagai penyakit si bayi hingga dewasa nanti melalui pengobatan modern.

Ari-ari atau plasenta itu bisa digunakan untuk menyembuhkan dengan memperbaiki kondisi sel-sel penyusun organ yang rusak.

Plasenta manusia termasuk organ yang mengandung stem cell tau sel-sel yang bisa membelah menjadi berbagai jenis sel.

Jadi stem cell pada plasenta bisa membelah menjadi sel penyusun jantung, paru-paru, lambung, dan sebagainya.

Baca Juga: Aji Lembu Sekilan: Ajian Andalan Joko Tingkir, Tak Bisa Tersentuh Senjata Tajam

Berbeda dengan sel jantung yang hanya bisa membelah diri menjadi sel jantung saja, atau sel paru-paru yang menjadi sel paru-paru saja.

Kini sudah ada bank kesehatan yang mau menyimpan plasenta untuk dimanfaatkan kemudian hari bagi si bayi. Tentu ada harga yang harus dibayar.

Halaman:

Editor: Wiwid Saktia

Sumber: Buku "Orang Jawa, Jimat, dan Makhluk Halus" Karya Anan Hajib

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X