Malam Ini, Naskah "WaliRaja RajaWali" Milik Cak Nun Dipentaskan di Surabaya

- Jumat, 23 September 2022 | 18:32 WIB

BABAD.ID – Malam ini pementasan drama kolosal berjudul WaliRaja RajaWali bakal dipentaskan di di area lapangan Tugu Pahlawan Surabaya. Jum’at, 23 September 2022.

Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Majelis masyarakat Maiyah Bangbang Wetan Surabaya bersama Teater Perdikan Yogyakarta, Gamelan Kiai Kanjeng, dan Komunitas Lima Gunung Magelang.

Baca Juga: Pulih dari Cedera, Persebaya Bakal Turun Leo Lelis saat Laga Melawan Arema

Pementasan yang akan dimulai pada pukul 19.00 WIB nanti, disutradarai Jujuk Prabowo dengan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) sebagai penulis naskah teaternya.

Dilansir dari Caknun.com pada beberapa momen, Bangbang Wetan dan Kenduri Cinta secara komunitas adalah 2 kubu yang sering bersinggungan. Dinamika yang bergejolak antara Bangbang Wetan dengan Kenduri Cinta adalah kemesraan yang terus bertumbuh dan menggelora.

Baca Juga: Maulid Nabi: Harta Rampasan Perang saat Zaman Nabi Muhammad ﷺ, Pembagiannya Sudah Ada Aturan Tetap

Pada pertemuan tahunan bertajuk Silatnas di Baturraden 2014 silam, ada momen di mana penggiat Kenduri Cinta dan Bangbang Wetan beradu argumen dalam sebuah sesi diskusi mengenai tradisi literasi yang sedang dibangun bersama-sama di Simpul Maiyah saat itu.

Muhammad Ahid Anfal Humas Bangbang Wetan Surabaya, mengatakan bahwa acara pementasan ini ditujukan untuk mengungkapkan keadaan yang ada di Indonesia saat ini.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Scorpio, Sabtu, 24 September 2022: Kesehatan, Cinta dan Karir

Tujuan dari adanya acara ini, yakni akan mencoba mengungkapkan keadaan. Naskahnya pun  tentang keresahan Mbah Nun (Cak Nun) dan kita semua.

“Jadi, kita menawarkan tontonan yang kaya akan banyak hal, berguna untuk masyarakat, generasi muda dan juga untuk negara,” ucapnya.

Baca Juga: Synchronize Fest Bakal Sediakan Area Prioritas untuk Penyandang Disabilitas

Ia juga mengatakan, bahwa teater drama kolosal ini juga bercerita tentang kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sekaligus berbicara soal kepemimpinan yang merupakan kebutuhan penting.

Menurutnya, ketika berpikir mengenai kepemimpinan, telah ada dan sudah berjalan dalam panduan demokrasi modern, tetapi tanpa disadari banyak nilai tertinggal di belakangnya.

Baca Juga: Apa Arti Pepatah Jawa Sluman Slumun Slamet? Ini Penjelasannya

Halaman:

Editor: Fareh Hariyanto

Sumber: Caknun.com

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X