BABAD.ID – Malam ini pementasan drama kolosal berjudul WaliRaja RajaWali bakal dipentaskan di di area lapangan Tugu Pahlawan Surabaya. Jum’at, 23 September 2022.
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Majelis masyarakat Maiyah Bangbang Wetan Surabaya bersama Teater Perdikan Yogyakarta, Gamelan Kiai Kanjeng, dan Komunitas Lima Gunung Magelang.
Baca Juga: Pulih dari Cedera, Persebaya Bakal Turun Leo Lelis saat Laga Melawan Arema
Pementasan yang akan dimulai pada pukul 19.00 WIB nanti, disutradarai Jujuk Prabowo dengan Emha Ainun Nadjib (Cak Nun) sebagai penulis naskah teaternya.
Dilansir dari Caknun.com pada beberapa momen, Bangbang Wetan dan Kenduri Cinta secara komunitas adalah 2 kubu yang sering bersinggungan. Dinamika yang bergejolak antara Bangbang Wetan dengan Kenduri Cinta adalah kemesraan yang terus bertumbuh dan menggelora.
Baca Juga: Maulid Nabi: Harta Rampasan Perang saat Zaman Nabi Muhammad ﷺ, Pembagiannya Sudah Ada Aturan Tetap
Pada pertemuan tahunan bertajuk Silatnas di Baturraden 2014 silam, ada momen di mana penggiat Kenduri Cinta dan Bangbang Wetan beradu argumen dalam sebuah sesi diskusi mengenai tradisi literasi yang sedang dibangun bersama-sama di Simpul Maiyah saat itu.
Muhammad Ahid Anfal Humas Bangbang Wetan Surabaya, mengatakan bahwa acara pementasan ini ditujukan untuk mengungkapkan keadaan yang ada di Indonesia saat ini.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Scorpio, Sabtu, 24 September 2022: Kesehatan, Cinta dan Karir
Tujuan dari adanya acara ini, yakni akan mencoba mengungkapkan keadaan. Naskahnya pun tentang keresahan Mbah Nun (Cak Nun) dan kita semua.
“Jadi, kita menawarkan tontonan yang kaya akan banyak hal, berguna untuk masyarakat, generasi muda dan juga untuk negara,” ucapnya.
Baca Juga: Synchronize Fest Bakal Sediakan Area Prioritas untuk Penyandang Disabilitas
Ia juga mengatakan, bahwa teater drama kolosal ini juga bercerita tentang kehidupan bermasyarakat dan bernegara, sekaligus berbicara soal kepemimpinan yang merupakan kebutuhan penting.
Menurutnya, ketika berpikir mengenai kepemimpinan, telah ada dan sudah berjalan dalam panduan demokrasi modern, tetapi tanpa disadari banyak nilai tertinggal di belakangnya.
Baca Juga: Apa Arti Pepatah Jawa Sluman Slumun Slamet? Ini Penjelasannya
Artikel Terkait
Lomba Penulisan Naskah Teater, Rawayan Award DKJ 2022 Telah Dibuka! Ini Syarat dan Ketentuannya
DKJ Adakan Lokakarya Penulisan Naskah Teater Anak dan Remaja, Ini Syarat dan Ketentuannya
4 Simbol Akulturasi Budaya pada Bangunan Masjid Agung Demak
Kampung Cireundeu, Potret Keberagaman Budaya di Sudut Kota Cimahi
Wonderland Indonesia 2 The Sacred Nusantara; Ajakan Melestarikan Alam Budaya Indonesia
5 Lambang Mitologi Budaya Indonesia dalam Wonderland Indonesia 2: The Sacred Nusantara
Mengenal Teater Sarung dan Embers, Sebuah Naskah Sandiwara Radio pada Festival Teater Jakarta Timur 2022