BABAD.ID - Kota Kudus, Jawa Tengah, mempunyai sejarah yang erat dengan Sunan Kudus.
Karena keahlian dan ilmunya, maka Sunan Kudus diberi tugas memimpin para Jamaah Haji, sehingga beliau mendapat gelar “Amir Haji” yang artinya orang yang menguasai urusan para Jama’ah Haji.
Beliau pernah menetap di Baitul Maqdis untuk belajar agama Islam.
Ketika itu disana sedang terjangkit wabah penyakit, sehingga banyak orang yang mati.
Baca Juga: Bupati Blora Pastikan MPP Kembali Aktif
Berkat usaha Ja’far Shoddiq, wabah tersebut dapat diberantas.
Atas jasa-jasanya, maka Amir di Palestina memberikan hadiah berupa Ijazah Wilayah, yaitu pemberian wewenang menguasai suatu daerah di Palestina.
Pemberian wewenang tersebut tertulis pada batu yang ditulis dengan huruf arab kuno, dan sekarang masih utuh terdapat di atas Mihrab Masjid Menara Kudus.
Kemudian Sunan Kudus memohon kepada Amir Palestina yang sekaligus sebagai gurunya untuk memindahkan wewenang wilayah tersebut ke pulau Jawa.
Baca Juga: Komisi C DPRD Kota Semarang Soroti Maraknya Terminal Bayangan
Permohonan tersebut dapat disetujui dan Ja’far Shoddiq pulang ke Jawa.
Setelah pulang, Ja’far Shoddiq mendirikan Masjid di daerah Kudus pada tahun 1956 H atau 1548 M.
Semula diberi nama Al Manar atau Masjid Al Aqsho, meniru nama Masjid di Yerussalem yang bernama Masjidil Aqsho.
Kota Yerussalem juga disebut Baitul Maqdis atau Al-Quds. Dari kata Al-Quds tersebut kemudian lahir kata Kudus, yang kemudian digunakan untuk nama kota Kudus.
Sebelumnya mungkin bernama Loaram, dan nama ini masih dipakai sebagai nama Desa Loram sampai sekarang.
Artikel Terkait
Kunjungi Rumah Merah di Lasem, Ganjar: Kita Bisa Create Banyak Event
Lima organisasi Profesi Ini Serukan Hentikan RUU Kesehatan Omnibus Law
Dishub Kota Semarang Tertinkan Bus Nakal di Terminal Mangkang
Komisi C DPRD Kota Semarang Soroti Maraknya Terminal Bayangan