2 Elemen Kunci Karakter Kreatif dalam Profil Pelajar Pancasila

BABAD.ID – Profil pelajar Pancasila merupakan pembelajaran berbasis projek sebagai usaha penguatan karakter yang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila.

Hal ini merupakan salah satu struktur pembelajaran agar peserta didik Indonesia tidak hanya cerdas, namun juga berkarakter dan dapat mengimplementasikan pengetahuannya pada kehidupan sehari-hari.

Sesuai dengan Peraturan Menteri  Pendidikan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Permendikbudristek) Republik Indonesia No. 56/M/Tahun 2022, pembelajaran berbasis projek profil pelajar Pancasila dapat dilakukan dengan menyesuaikan keadaan dan lingkungan dari masing-masing satuan pendidikan.

Baca Juga: 4 Elemen Kunci Karakter Bernalar Kritis dalam Profil Pelajar Pancasila

Profil pelajar Pancasila merupakan kebijakan merdeka belajar yang bertujuan untuk penguatan karakter pada peserta didik Indonesia.

Ada enam karakter profil pelajar Pancasila yang salah satunya adalah kreatif.

Peserta didik Indonesia merupakan peserta didik yang kreatif,  yang dapat menciptakan sesuatu yang orisinal, atau memodifikasi sesuatu secara inovatif, kemudian dapat membuat sesuatu yang bermakna, bermanfaat, serta berdampak.

Baca Juga: 2 Elemen  Kunci Karakter Mandiri dalam Profil Pelajar Pancasila

Peserta didik Indonesia yang kreatif juga dapat menyelesaikan masalah dengan aktif mencari cara untuk senantiasa menigkatkan kapasitas diri, melakukan refleksi terhadap diri sendiri, sehingga dapat terus mengembangkan diri.

Selanjutnya, setelah dapat mengembangkan diri, karakter kreatif juga mendorong peserta didik untuk terus berkontribusi pada  bangsa, negara, serta dunia.

2 elemen kunci karakter kreatif dalam Profil Pelajar Pancasila, berikut penjelasannya.

Baca Juga: Grebeg Suro Kembali Digelar, Tahun Ini Akan Diselenggarakan 52 Kegiatan dengan Tema Budaya dan Santri

1. Menghasilkan gagasan yang orisinal

Kunci elemen karakter kreatif yang pertama adalah peserta didik Indonesia diharapkan dapat menghasilkan gagasan yang bersifat orisinal.

Dengan demikian, harapannya peserta didik Indonesia mampu menghasilkan gagasan dari informasi yang kompleks menjadi gagasan sederhana.

Gagasan yang terbentuk dari hal yang paling sederhana dapat berupa ekspresi pikiran dan atau perasaan.