BABAD.ID - Dilansir dari Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka, studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia mengalami krisis pembelajaran (learning crisis) yang cukup lama. Banyak anak di Indonesia tidak dapat memahami bacaan dan konsep matematika dasar.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa pendidikan di Indonesia mengalami kesenjangan yang curam antarwilayah dan antarkelompok sosial. Kondisi ini diperparah dengan adanya pandemi Covid-19.
Guna mengatasi krisis dan tantangan tersebut, pemerintah telah mencanangkan berbagai perubahan, salah satunya melalui Kurikulum Merdeka. Namun, apakah perubahan kurikulum saja sudah cukup untuk mengatasi tantangan ini?
Baca juga: 3 Capaian Pembelajaran Projek Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) dalam Kurikulum Merdeka
Perbaikan kualitas pembelajaran dan pendidikan di Indonesia tidak cukup dari kurikulum saja. Perlu adanya perubahan sistemik untuk menjadikan sekolah sebagai tempat belajar yang aman, inklusif, dan menyenangkan.
Kemendikbudristek telah melakukan reformasi sistem evaluasi pendidikan, menata sistem rekrutmen dan pelatihan guru, menyelaraskan pendidikan vokasi dengan dunia kerja, mendampingi dinas-dinas pendidikan, dan melakukan penguatan anggaran dan kelembagaan.
Kurikulum Merdeka hanyalah satu dari perubahan sistemik yang dilakukan untuk menjawab tantangan pendidikan di Indonesia. Guna menyukseskan kurikulum tersebut, dibutuhkan kerja sama dari semua elemen pendidikan yang cermat untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Elemen sistem pendidikan tersebut meliputi guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan yang mempelajari Kurikulum Merdeka. Proses belajar para aktor kunci ini penting untuk fondasi transformasi pendididikan yang kita cita-citakan.
Baca juga: Mengapa Tidak Semua Sekolah Menerapkan Kurikulum Merdeka? Begini Jawaban Kemendikbudristek
Perubahan kurikulum secara nasional baru akan terjadi pada 2024. Sebelum itu, Kurikulum Merdeka akan di berlakukan di sekolah/madrasah tertentu dan dilakukan perbaikan berkala selama 3 tahun pelaksanaanya.
Dengan begitu, diharapkan pada tahun 2024 terdapat cukup banyak sekolah/madrasah di tiap daerah yang sudah mempelajari Kurikulum Merdeka dan nantinya dapat bermitra belajar dengan sekolah/madrasah lainnya.
Perubahan sistemik ini tidak dapat terjadi dalam sekejap. Perubahan kurikulum secara bertahap, diharapkan dapat memberikan waktu bagi seluruh elemen kunci sehingga fondasi untuk transformasi pendidikan dapat tertanam kukuh dan teguh.***
Artikel Terkait
Aturan Kurikulum Merdeka bagi Pendidikan Khusus di Indonesia
Mapel Informatika Menjadi Materi Pilihan di Kurikulum Merdeka, Apa Saja yang Dipelajari?
Kurikulum Merdeka: Mengenal Proyek Profil Pelajar Pancasila : Definisi, Alokasi Waktu, dan Rapor Akhir
Begini Cara Guru Mengajar Peserta Didik untuk Mengembangkan Kompetensi dalam Kurikulum Merdeka