Pernah anda berfikir perengkuh Liga Bosnia dan Herzegovina FK Sloboda Tuzla tampil di UEFA Europa League tanpa kualifikasi? Mungkinkah negara-negara UEFA dengan peringkat koefisien rendah tidak bisa tampil regular di liga malam Jumat?
Kisah-kisah heroik di lapangan hijau klub-klub dengan peringkat koefisen rendah akan menghiasi layar kaca. Klub-klub dengan nama asing di telinga akan tersaji di malam Jum’at berbarengan dengan Liga Europa. Pun, FK Sloboda Tuzla yang sedang diperkuat pemain Indonesia, Miftah Sani Anwar memungkinkan untuk tampil regular di kompetisi kasta kedua antar klub Eropa.
Baca Juga: HP Oppo A77: Smartphone Dengan Spesifikasi Luar Biasa dan Harga Terjangkau
UEFA Europa Conference League (UECL) jadi ajang pertarungan terbaru bagi klub-klub dengan koefisen rendah di bawah EUFA. Dirumuskan sejak 2015 dimatangkan tiga tahun berikutnya dan akan dihelat pada musim 2021/2022.
Apa Bedanya UCL dan UEL?
Kompetisi kasta ketiga antar klub di Benua Biru akan diikuti oleh 184 kesebelasan dari 55 negara anggota EUFA. UECL juga akan dilimpahi 46 klub yang gagal dibabak play-off UEFA Champion League (UCL) dan UEFA Europa League (UEL) sebanyak 46 klub.
Format kompetisi UECL mirip dengan dua kompetisi diatasnya. Berjuang di babak kualifikasi tiga kali dan satu babak play-off untuk mendapatkan satu tiket grup. Jangan lupa, peringkat negara UEFA pun memengaruhi setiap klub lolos ke babak utama.
Baca Juga: HP Oppo A77: Smartphone Dengan Spesifikasi Luar Biasa dan Harga Terjangkau
Komposisi babak grup UECL sebanyak 32 tim terdiri dari 17 kesebelasan yang lolos dari babak kualifikasi, 5 kesebelasan dari babak play-off dan 10 kesebelasan yang gagal di play-off UEL. Peringkat pertama akan lolos otomatis ke babak 16 besar, sementara peringkat kedua akan menjalani pertandingan dengan klub peringkat ketiga dari kompetisi UEL (kasta kedua).
Lantas dimana keutungan pemenang UECL? Pemenang kompetisi ini akan mendapatkan slot di UEL saat klub tersebut tidak lolos ke Liga Champions berdasarkan liga domestik.
Gelaran kompetisi kasta ketiga oleh UEFA merupakan upaya untuk memberikan ruang terhadap klub-klub dengan peringkat negara koefisien rendah.
Baca Juga: Yuk Intip! 2 Event Tahunan Paling Ditunggu di Kudus Bulan September 2023
Liga-liga yang sering menjadi langganan tampil di kasta pertama (UCL) dan kasta kedua (UEL) akan memiliki tantangan untuk tampil maksimal untuk mendapatkan juara. Sehingga bagi klub-klub langganan play-off di UCL maupun UEL masih memiliki kesempatan untuk tampil di kompetisi antar kesebelasan di negara-negara Eropa.
Artikel Terkait
Akibat Tragedi Kerusuhan di Kanjuruhan: Kata Netizen “Mulai Pagi Ini Banyak Ibu yang Membenci Sepak Bola”
Usai Peristiwa Kanjuruhan, Sepak Bola Indonesia Duduki Peringkat Ketiga Tragedi Pertandingan Paling Mematikan
Berikut Daftar Sanksi Komdis PSSI: Denda 250 Juta hingga Larang Panpel Beraktivitas di Sepak Bola
Surat FIFA ke Joko Widodo: Tidak Ada Sanksi Bagi Sepak Bola Indonesia
Gugus Tugas Transformasi Sepak Bola Indonesia Siap Dibentuk FIFA, AFC, PSSI dan Pemerintah