BABAD.ID- Terobosan UEFA untuk memberikan kesempatan pada tim-tim di negara anggota UEFA dengan koefisien rendah tampil melawan klub negara lain.
Tujuan gelaran UECL memiliki dampak pada pundi-pundi rupiah yang akan didapatkan oleh penyelenggara (red: UEFA).
Kepentingan finansial penyelenggara ini pernah mendapatkan kritik dari salah satu gelandang timnas Jerman Toni Kroos.
Baca Juga: Nasib Perantau Kendal yang Selalu Dikira dari Tegal
“Pada akhirnya, sebagai pemain kami hanyalah boneka untuk semua hal baru yang diciptakan oleh FIFA dan EUFA,” ungkap pemain Real Madrid saat mengomentari National UEFA League.
Meski kritik itu ditujukan untuk perhelatan liga antar negara di Benua Biru, namun kritik demikian menjadi alarm kepada penyelenggara.
Pemain seharusnya memiliki waktu untuk melakukan recovery dan bukan sekedar “robot” yang bisa diatur untuk mengikuti setiap kompetisi yang dibuat untuk kepentingan finansial tanpa memikirkan kondisi psikologi pemain.
Baca Juga: Mengenal Tari Likok Pulo Asal Aceh, Pementasan Tari Dari Malam ke Pagi
Pro dan kontra terhadap gelaran inovasi muncul sebagai bentuk dialektika terhadap kompetisi yang akan dihelat mulai musim depan.
Klub-klub yang akan menjalani kompetisi kasta ketiga sudah seharusnya mempersiapkan secara mental dan finansial tampil di UECL.
Demikian info UEFA Conference League.
Artikel Terkait
Jokowi Sesalkan Tragedi Sepak Bola Kanjuruhan, Minta Evaluasi Menyeluruh dan Usut Tuntas
Berikut Daftar 10 Pertandingan Sepak Bola Paling Mematikan dalam Sejarah
Akibat Tragedi Kerusuhan di Kanjuruhan: Kata Netizen “Mulai Pagi Ini Banyak Ibu yang Membenci Sepak Bola”
Surat FIFA ke Joko Widodo: Tidak Ada Sanksi Bagi Sepak Bola Indonesia