BABAD.ID- Tendangan volinya berhasil membobol gawang yang dijaga Outthilath Nammakhoth di menit 84. Ia menjadi salah satu pencetak gol, tujuh gol yang bersarang di gawang Lao Toyoya FC.
Lesatan yang membenamkan asa Lao Toyota di Piala AFC 2019 berhasil menyabet gol terbaik versi AFC di tahun yang sama.
Dibeli dari Dunde FC pada 15 April 2017 atau tiga tahun silam melalui agent Top Sportmanagement. Pria kelahiran 26 tahun silam mengunci posisi gelandang bertahan di PSM. Harga yang ditebus oleh klub berjuluk Juku Eja, berbbuah 14 gol dan 10 asis.
Baca Juga: Catat Lur! Ini Jadwal Event di Semarang 2023, Bakal Banyak Acara Menarik
Selama klub Ayam Jantan Dari Timur dinahkodai oleh Robert Rene Albert lalu Darije Kaledzic, Marc Klok selalu menjadi andalan pemotong serangan lawan sekaligus kreator serangan bersama rekan senegaranya, Wilem Jan Pluim.
Tak sekedar lihai di dalam lapangan. Menurut tulisan Darul Amri berjudul “Marc Klok Akan Selalu Merah”, pria berusia 26 tahun itu sering berkomunikasi dengan suporter agar belajar bahasa Indonesia.
Tercatat ia menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Makasar, untuk belajar bahasa Indonesia. Tak sebatas bahasa Indonesia, dalam beberapa kesempatan pria berkebangsaan Belanda itu belajar bahasa daerah saat bercengkarama dengan suporter Juku Eja dalam video-video pendek.
Bak gayung bersambut, mantan gelandang bertahan Oldham Atlhletic santer diisukan naturalisasi di musim pertamanya bersama PSM.
Baca Juga: Para Pelancong Harus Coba! Ini dia 4 Rekomendasi Tempat Makan di Kudus Yang Viral
Umur masih muda dan tekad belajar bahasa Indonesia yang kuat menjadi faktor elemeter yang kuat. Selain itu, mantan pemain akademi FC Utrecht itu merasa pesimis kans bermain untuk timnas Belanda.
“Saya menyerah dengan timnas Belanda, ini adalah kesempatan bagus untuk bergabung ke timnas. Mungkin saya akan bermain dengan Stefano Lilipaly dan Irfan Bachdim di tim nasional segera,” ungkapnya.
Apakah Akan Konsisten
Kans mantan pemain Ross County untuk berseragam timnas Indonesia bukan isapan jempol belaka. Catatan transfermarkt.com, selama berseragam PSM telah memainkan 83 pertandingan diberbagai kompetisi. Bermain konsisten di klub lah menjadi bukti kemampuannya saat akan dinaturalisasi. Bukan begitu ?
Dalam postingan instagram pribadinya, ia mengunggah “Ewakolk Forever”. Tafsirannya, pria kelahiran 24 April 1993, bahwa kekuatan kaki dan kecerdasan otaknya dalam bermain sepakbola selalu ditasbihkan pada klub Juku Eja. Spiritnya tak pernah pada meski lambang PSM tak di dada lagi.
Artikel Terkait
Presiden Jokowi Berikan Bonus Uang Rp 1 Miliar buat Timnas Sepak Bola U-16
Meski Liga Belum Bergulir, Persebaya Rencanakan Uji Coba Seminggu Sekali
Laga Uji Coba Terus Dilakukan, Persebaya Apresiasi Bergulirnya Liga 1 Awal Bulan Depan
Tanggapi Penghentian Liga 2 dan 3, APPI: Sepakbola Haruslah Kembali Demi Banyak Nasib dan Kehidupan