BABAD.ID - Membincang kopi di Kabupaten Banyuwangi tentu laksana membuka kotak Pandora. Ragam dan macamnya melimpah serta kecintaan warganya akan biji-bijian satu ini cukup unik. Budaya ngopi di Banyuwangi tidak bisa dilepaskan dari sejarah hindia belanda di Indonesia.
Sebab tidak dipungkiri pekebunan besar yang hingga saat ini masih bertahan dan tak usang oleh zaman masih terus mempertahankan eksistensinya.
Kebun-kebun kopi yang kini di nasionalisasi melalui payung BUMN dengan PTPNnya membuat semesta baru dalam dunia perkopian di Bumi Blambangan.
Baca Juga: Menikmati Kopi Cethe Khas Tulungagung di Angkringan Kembang Jati Bantul
Tentu tanpa menafikan para petani lokal yang turut berkontribusi dalam upaya memberikan stimulus pengenalan biji kopi terbaiknya ke penjuru Indonesia.
Bukan hanya penghasil kopi berkualitas ekspor. Banyuwangi menawarkan kenikmatan dan kekhasan kopinya dalam even yang ditunggu para penikmat kopi.
Banyuwangi mengenal kopi sejak abad ke 18 kala itu dinamika peraturan-peraturan kolonial yang mempengaruhi perkebunan kopi yang ada di Banyuwangi pada masa penyerahan wajib dan tanam paksa menjadi satu ironi.
Baca Juga: 4 Peninggalan Kerajaan Blambangan di Banyuwangi yang Bisa di Kunjungi
Pada tahun 1818-1865 perjalanan tanaman kopi mengalami pasang surut di Banyuwangi. Untuk mencapai produksi yang diharapkan Pemerintah kolonial melakukan segala macam upaya antara lain membuka perkebunan baru, pager kopi dan pager kampung.
Hingga perkebunan kopi dipusatkan pada Perkebunan Sukaraja yang saat ini berada di Kecaatan Giri Kabupaten Banyuwangi, perkebunan milik pemerintah yang mempekerjakan narapidana kasus ringan untuk bekerja pada perkebunan kopi.
Setelah perekebunan Sukaraja sukses besar dan menghasilkan kopi yang melimpah, lalu dibuka hutan di lereng pegunungan Ijen sebagai perekebunan kopi baru.
Baca Juga: 3 Kreasi Es Teh Manis, Mudah Banget Loh!
Setelah tahun 1864 terjadi banyak sekali kecurangan, korupsi dan lain-lain di perkebunan kopi sehingga pemerintah merasa dirugikan, sehingga per 1 Januari 1865 perkebunan kopi di Banyuwangi resmi ditutup oleh pemerintah kolonial.
Meski sempat pasang surut dalam perkembangannya hingga saat ini masih terdapat kantung-kantung wilayah penghasil Kopi di Banyuwangi.
Kantung ini tidak hanya berguna untuk supply demand industri kopi di Jawa Timur pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Artikel Terkait
Sinopsis Film Ranah 3 Warna, Kisah tentang Cinta, Cita dan Persahabatan
Daftar 5 Serial Tv Teratas di Neltflix Indonesia, Bergenre Fantasi Hingga Thriller
Waspada selatan Jawa Timur, terjadi 54 kali gempa beruntun hari ini
Petugas Kesehatan Haji Minta Jemaah dengan Komorbit Jantung Tidak Memaksa Melontar Jumroh
Berikut 5 Langkah Menyimpan Daging Kurban di Kulkas Tanpa Pengawet
Kalahkan Wakil China, Chico Aura Dwi Wardoyo Melaju ke Final Malaysia Master 2022