BABAD.ID - Kebun Teh Wonosari didirikan pada tahun 1910, yakni pada era kolonial Belanda, dan merupakan kebun teh pertama di Jawa Timur yang bernaung di bawah perusahaan Belanda bernama NV. Culture Maathappy. Pada waktu itu kebun ini ditanami tanaman teh dan kina.
Pada masa penjajahan Jepang, sebagian tanaman teh diganti dengan tanaman bahan makanan pokok seperti singkong, ubi, kentang, dan sejenisnya.
Hal ini dilakukan agar sejalan dengan misi swasembada pangan untuk wilayah jajahannya.
Setelah terbebas dari penjajahan, kebun teh ini kemudian diambil alih oleh PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII) hingga kini.
Baca Juga: Lokasi Kuliner Khas Situbondo, Wajib Tahu Jika Mau ke Afrika Van Java
Kebun Teh Wonosari merupakan kawasan perkebunan teh yang terletak di Kabupaten Malang sebelah utara, yakni di Kecamatan Lawang dan Kecamatan Singosari, tepatnya 30 kilometer di utara Kota Malang.
Terletak di lereng Gunung Arjuno pada ketinggian antara 950-1.250 mdpl, Kebun Teh Wonosari beriklim sejuk dan menyajikan panorama yang memanjakan mata.
Pemandangan hijau tanaman teh terhampar seluas 1.144 hektare. Kebun Teh Wonosari merupakan satu-satunya perkebunan teh di Jawa Timur yang diolah menjadi objek wisata.
Baca Juga: Sejarah Idul Adha dan Tradisinya di Desa Klampok Lor
Kebun teh ini layak untuk dikunjungi bersama keluarga dengan adanya berbagai fasilitas yang mendukung dan tentunya akan sayang untuk dilewatkan ketika berlibur ke Kota Malang.
Fasilitas umum yang ditawarkan di wisata agro ini antara lain tempat parkir yang luas, restoran, fasilitas olahraga, taman bermain, serta tempat beribadah.
Tidak hanya menyajikan hamparan tanaman teh, pengunjung juga disuguhkan aneka spot menarik, salah satunya adalah Bukit Kuneer.
Dengan menyajikan pemandangan berlatar lereng Gunung Arjuno yang asri, pengunjung dapat lebih leluasa menyaksikan keindahan kebun teh serta mengabadikan momen di jembatan yang terletak di atas hamparan teh.
Baca Juga: Pelajar Harus Tahu Ini, Belajar Kebiasaan Baik dari Tembang Dolanan Anak ‘Jam Pamulangan’
Artikel Terkait
50 Desa Wisata Terbaik menurut Kemenparekraf
Tiga Peninggalan Kolonial Belanda di Banyuwangi yang Bisa Dikunjungi
4 Tempat Duduk yang Baiknya Tidak Dipesan Saat Naik Kereta Api Ekonomi AC
Ganjar Jajal Offroad di Lereng Gunung Slamet, yang Berminat Ini Tarifnya
Lokasi Kuliner Khas Situbondo, Wajib Tahu Jika Mau ke Afrika Van Java