BABAD.ID - Keresidenan Besuki merupakan bekas Karesidenan yang masuk wilayah administratif pemerintahan zaman Hindia Belanda pada masa kolonial. Kawasan ini meliputi Kabupaten Banyuwangi Kabupaten Bondowoso Kabupaten Jember dan Kabupaten Situbondo.
Baca Juga: Tiga Peninggalan Kolonial Belanda di Banyuwangi yang Bisa Dikunjungi
Saat ini keempat wilayah tersebut memiliki daerah administratif masing-masing yang dipimpin oleh bupati. Pun begitu diempat wilayah tersebut tetap memiliki kawasan peninggalan kolonial yang masih bisa dikunjungi dan memiliki nilai histori yang tinggi.
Berikut empat tempat peninggalan kolonial Belanda yang bisa kalian kunjungi saat sempat melintas di empat wilayah ini.
Patok Triangulatie (trianggulasi) berada di Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Konon dari penjelasan literatur di Museum Leiden Belanda, ada tiga patok trianggulasi yang dibuat Belanda sekitar tahun 1873 di Banyuwangi.
Baca Juga: 4 Simbol Akulturasi Budaya pada Bangunan Masjid Agung Demak
Pada masanya fungsi Patok tersebut adalah untuk pemetaan wilayah Banyuwangi. Bisa dibilang pemerintahan colonial kala itu sudah menyusun bagaimana penataan wilayah di Kabupaten Banyuwangi untuk pemerintahan mereka ke depan.
Untuk wilayah di sebelah barat ada patok Paspan dan Banjarsari, diperuntukkan sebagai kawasan perkebunan. Sedangkan di timur patok sampai Kampung Ujung difungsikan sebagai wilayah permukiman dan perkotaan.
Situs sejarah bekas benteng peninggalan Belanda juga ada di Situbondo, berada di sebuah Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Desa Kilensari Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Di lokasi ini banyak fakta sejarah yang menguatkan dugaan tembok itu adalah De Fortres Van Pannaroekan.
Baca Juga: Filosofi Struktur Bangunan: Masjid Agung Demak, Awal Mula Perkembangan Islam di Jawa
Di antaranya, adanya bekas bangunan menara berbentuk anak panah di tiap penjuru benteng. Dua menara itu sangat mungkin digunakan memantau kelancaran aktivitas perdagangan di Pelabuhan Panarukan. Dan satu menara lagi mengawasi masuknya para penjahat dari arah jalan raya Deandels.
Situs itu berupa bangunan tembok berbentuk segitiga dengan panjang tiap sisinya mencapai 150 meter. Sebagian tembok yang memiliki ketebalan hingga 1,5 meter dengan tinggi 4-5 meter itu kini masih banyak yang terpendam dan sebagian lagi banyak rusak karena tidak terawat.
Kampung Londo berada di Kecamatan Kencong Kabupaten Jember. Lokasi tersebut merupakan tempat liburan keluarga yang ingin merasakan suasana atau melihat bangunan zaman kolonial. Tempatnya berada di tepi jalur utama Jalan Raya Jember - Lumajang.
Baca Juga: Benteng Vastenburg, Bangunan Heritage Kota Surakarta yang Sempat Terlupakan
Kampung Londo merupakan konsep wisata yang dikembangkan pemerintah kecamatan setempat bersama masyarakat, yang merupakan bagian dari Jargon Kencong Kota Tua. Destinasi yang cocok untuk wisata keluarga itu berada di lahan milik PG Gunung Sari yang kini dikelola oleh PG Semboro PTPN 11.
Artikel Terkait
Mochamad Iriawan Dampingi Zainudin Amali, Inspeksi Stadion GBLA
Mengenal Gandrung Marsan, Seni Pejuang dari Bumi Blambangan
Kemendikbudristek Luruskan Miskonsepsi Implementasi Kurikulum Merdeka
Ingat, Pendaftaran Beasiswa PJJ Guru Pendidikan Agama Islam Ditutup 5 Agustus
4 Fakta Unik Tentang Batik Jawa Hokokai Khas Pekalongan