BABAD.ID – Di tahun 2022 sebanyak 49,68% masyarakat Indonesia masuk dalam klasifikasi melek literasi keuangan.
Pernyataan ini merupakan hasil survei nasional yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terhadap masyarakat di seluruh penjuru Indonesia.
Survei nasional ini dilakukan pada tahun 2022 terhadap 14.634 responden yang di mana sebanyak 56,70% merupakan masyarakat kota dan sebanyak 43,30% merupakan masyarakat desa yang berasal dari 34 provinsi di Indonesia.
Baca Juga: All Blue: Menyingkap Misteri Lautan yang Dalam, Apakah yang Dikisahkan One Piece Benar-Benar Nyata?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pengertian melek adalah dapat melihat, insaf, mengerti.
Sedangkan pengertian literasi keuangan menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK) merupakan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), keyakinan (confidence) yang mempengaruhi sikap (attitude), dan perilaku keuangan (behaviour) seseorang untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan.
Remund (2010) menyatakan bahwa literasi keuangan merupakan pengukuran terhadap pemahaman seseorang mengenai konsep keuangan, dan memiliki kemampuan dan keyakinan untuk mengatur keuangan pribadi melalui pengambilan keputusan jangka pendek yang tepat, perencanaan keuangan jangka panjang, serta memperhatikan kejadian dan kondisi ekonomi.
Baca Juga: Cara Menjaga Ketersediaan dan Kualitas Air Melalui Studi Hidrologi
Berdasarkan pengertian di atas, pengertian melek literasi keuangan merupakan istilah yang menggambarkan kondisi di mana seseorang tahu, mengerti mengenai konsep keuangan serta yakin, terampil dalam mengelola, mengatur perilaku keuangannya dengan baik dan bijaksana.
Di Indonesia, terjadi peningkatan literasi keuangan pada tahun 2019 dan 2022.
Menurut survei nasional yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2019, tingkat literasi keuangan di Indonesia mencapai 38,03%.
Baca Juga: Mengupas Gerakan Anti Kekerasan di Indonesia: Mewujudkan Masyarakat Harmoni dan Damai
Survei ini dilakukan terhadap 12.773 responden yang berada di 34 provinsi dengan mempertimbangkan gender, pendidikan, kelompok usia, dan strata wilayah perkotaan/pedesaan yang terlibat di dalam survei.
Sedangkan pada tahun 2022, tingkat literasi keuangan di Indonesia mencapai 49,68%. Survei ini dilakukan terhadap 14.634 responden yang berada di 34 provinsi dengan mempertimbangkan gender, pendidikan, kelompok usia, dan strata wilayah perkotaan/pedesaan yang terlibat di dalam survei.
Berangkat dari data survei nasional di atas, dapat dilihat terjadi peningkatan literasi keuangan sebesar 11,65%. Peningkatan literasi keuangan ini menunjukkan kenaikan tingkat pengetahuan masyarakat mengenai kelembagaan industri jasa keuangan. Hal ini dibuktikan dengan populernya industri perbankan, pergadaian, perasuransian, dan dana pensiun (OJK, 2022).
Artikel Terkait
Dampak Gangguan Siklus Hidrologi Beserta 6 Contoh Daerah Terpencil di Berbagai Negara yang Terdampak Langsung
Dampak Kurangnya Siklus Hidrologi di Daerah yang Kekurangan Air Bersih
Menelaah Hubungan Banjir dengan Siklus Hidrologi, Begini Logikanya
Peran Sistem Drainase dalam Menghadapi Perubahan Hidrologi Karena Perkembangan Infrastruktur Perkotaan
Cara Menjaga Ketersediaan dan Kualitas Air Melalui Studi Hidrologi