BABAD.ID - Sedekah Bumi adalah tradisi budaya yang sudah mengakar pada sebagain besar masyarakat Jawa.
Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas semua karunianya yang diberikan kepada manusia.
Sedekah bumi juga menjadi simbol penghormatan dan penghargaan masyarakat kepada alam sebagai karunia yang besar yang telah memberikan hasil bumi yang luar biasa, yang tentu kita tidak bisa lepas dari hasil alam yang sangat bermanfaat untuk masyarakat.
Baca Juga: Resep Sego Lengko yang Enak Ini Rahasia Bumbunya yang Beda, Pada Coba yuk Bun!
Melalui tradisi ini warga berharap agar diberi banyak limpahan rezeki dan dijauhkan dari mala petaka dan mara bahaya oleh Allah Yang Maha Kuasa.
Sedekah bumi atau ruwat bumi juga dilakukan untuk mempererat persaudaraan antar warga, dan juga dimanafaatkan untuk ajang silaturahim.
Selain itu sedekah bumi juga bertujuan untuk nguri-nguri atau melestarikan budaya Jawa.
Di desa-desa yang ada di Kecamatan Bandar, setiap tahunnya selalu mengadakan kegiatan tradisional tersebut.
Baca Juga: Di Balik Euforia Membeli Baju Baru Saat Lebaran, Apakah Termasuk FOMO Atau Tradisi?
Tradisi ini dilakukan pada bulan Dzulqo'dah.
Masyarakat setempat menyebutnya bulan Legeno, sehingga muncul istilah "Legenonan" atau sedekah bumi.
Bulan Legeno, bulan yang berada di tengah-tengah dua hari raya besar Islam yaitu Idul Fitri dan juga Idul Adha menurut kalander Hijriah.
Dengan suasana yang masih hari raya inilah yang kemudian tradisi ini selalu dinanti-nantikan oleh warga.
Merupakan wujud bentuk gotong-royong dan silaturahim warga untuk menjaga warisan budaya dari para leluhur.
Artikel Terkait
Hubungan Pemanasan Global dan Perubahan Iklim, Serta Cara Menahan Lajunya Melalu Pengaturan Ekosistem Perairan
Cara Menjaga Ketersediaan dan Kualitas Air Melalui Studi Hidrologi
All Blue: Menyingkap Misteri Lautan yang Dalam, Apakah yang Dikisahkan One Piece Benar-Benar Nyata?
Daerah Resapan Air, sebagai Langkah Mitigasi Terjadinya Banjir
Ini Penyebab Utama Terjadinya Banjir di Indonesia