Menyelami Kehidupan Jawa Kuno: Wawasan dari "Monumental Java" karya JF Scheltema
Selami kehidupan dan budaya Jawa kuno melalui wawasan mendalam dari buku "Monumental Java" karya J.F. Scheltema, M.A. Temukan sinkretisme Hindu-Buddha, seni agung, dan dampak kolonialisme yang membentuk jiwa Jawa.
![]() |
Salah satu relief pada Candi Prambanan. (Monumental Java, JF Scheltema) |
BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Pernahkah Anda bertanya-tanya seperti apa kehidupan orang Jawa di masa lampau? Bagaimana budaya, kepercayaan, dan seni mereka berkembang di bawah bayang-bayang gunung berapi dan pengaruh berbagai peradaban?
Untuk memahami kedalaman sejarah dan kekayaan budaya Jawa, kita dapat menggali wawasan dari karya monumental J. F. Scheltema, M.A., berjudul "Monumental Java". Buku ini, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1912, menawarkan pandangan mendalam yang dibentuk oleh pengalaman pribadi dan keahlian Scheltema selama ia tinggal di Jawa antara tahun 1874 dan 1903.
J. F. Scheltema adalah seorang yang memiliki keahlian akademis (bergelar M.A.) dan pengalaman langsung yang mendalam di Jawa. Ia menyatakan bahwa penulisan buku ini adalah "pengalihan dari studi dalam arah yang sama sekali berbeda" dan semata-mata untuk "mencari kesenangan pribadi" dengan mengenang "saat-saat bahagia yang dihabiskannya, di antara tugas-tugas berat, dengan monumen-monumen indah masa lalu Jawa".
Scheltema dengan rendah hati mengakui bahwa bukunya tidak bertujuan untuk kelengkapan atau menjadi risalah lengkap tentang arsitektur dan patung Jawa kuno. Sebaliknya, ia memilih materi dari "ingatan" dan menghidupkan kembali, sesuai keinginan khayalan di malam-malam musim dingin di utara, masa-masa cerah antara tahun 1874 dan 1903 ketika saya bisa menyebut Jawa sebagai rumah saya.
Pendekatan personal ini memungkinkan pembaca untuk memahami monumen-monumen dalam pengaturan yang tepat, hubungannya dengan pemandangan alam dan peradaban asli, memberikan perspektif yang lebih hidup dibandingkan sekadar katalog teknis. Ia bahkan menyertakan ilustrasi dari gambar-gambar ornamen candi Jawa karyanya sendiri.
Scheltema membangun otoritasnya tidak hanya melalui pengamatan pribadinya, tetapi juga dengan merujuk pada data sejarah, arkeolog terkemuka, dan tradisi lokal, meskipun ia juga menyoroti masalah pelestarian yang seringkali kurang.
Ia menyebutkan para ahli seperti Raffles, Junghuhn, Rouffaer, dan Brandes, serta berbagai naskah dan prasasti Jawa kuno (babad, prasasti Venggi, prasasti Changgal, prasasti Kalasan). Buku ini, yang diterbitkan oleh Macmillan and Co., Limited, menunjukkan standar penerbitan yang kredibel pada masanya.
Melalui lensa Scheltema, kita dapat memahami berbagai aspek kehidupan orang Jawa:
• Agama dan Seni sebagai Inti Kehidupan Monumen-monumen kuno Jawa adalah bukti nyata kesadaran bawaan akan sesuatu di luar keberadaan duniawi yang menggerakkan manusia untuk mendamaikan prinsip kehidupan dengan pengorbanan di kuil-kuil yang mulia. Seni agung Jawa tidak lepas dari keindahan alam; para pembangun dan pemahatnya menekankan dengan sangat cerdik keagungan yang luhur namun indah dari lingkungan alam mereka". Jawa merupakan tanah di mana seni berkembang dengan arsitektur yang sangat sesuai dengan tanahnya yang subur di bawah langit biru yang jernih, dalam cahaya matahari yang cemerlang.
• Scheltema mencatat bahwa Hindu dan Buddha hidup berdampingan secara harmonis di Jawa. Bahkan, Buddhisme menjadi "sangat diresapi dengan Sivaïsm", dan sebaliknya. Monumen-monumen seperti candi Prambanan (Sivaite) dan Mendoot (Buddhis) menunjukkan sinkretisme yang jelas. Toleransi agama ini tetap ada bahkan setelah masuknya Islam, di mana Scheltema mengamati, "garuklah orang Islam dan Saiva atau Buddha akan segera muncul". Ia menyoroti bagaimana tradisi pra-Islam dan bahkan pra-Hindu tetap hidup dalam adat istiadat dan pemikiran masyarakat Jawa, dengan simbolisme lama yang tetap ada, misalnya naga di tangga masjid Giri atau tiang-tiang rumah yang menyerupai linga.
• Adat Istiadat dan Kehidupan Sosial Masyarakat Jawa sangat menghormati tradisi leluhur (tempo dahulu). Ini terlihat dalam praktik-praktik seperti persembahan boreh (minyak kunyit dan kelapa) dan penaburan bunga di kuil-kuil, bahkan oleh umat Muslim. Kehidupan sehari-hari mereka juga diwarnai dengan kepercayaan pada makhluk mitos, seperti meriam Kiahi Satomo dan Niahi Satomi yang dipercaya memiliki kekuatan supranatural dan meramalkan masa depan.
• Sistem pemerintahan dan kehidupan keraton juga dijelaskan, terutama di Surakarta dan Jogjakarta. Scheltema menggambarkan tata krama yang ketat dan kemewahan keraton, meskipun diwarnai dengan "kemegahan dan kemelaratan". Ia juga menyebutkan pertunjukan wayang sebagai seni dramatis nasional yang berakar pada upacara keagamaan pra-Hindu dan mencerminkan kehidupan masyarakat Jawa.
• Hubungan dengan Alam dan Ritual Air Scheltema menekankan pentingnya alam dalam kehidupan Jawa. Ia menggambarkan bagaimana seni dan arsitektur kuno begitu menyatu dengan lanskap vulkanik yang indah namun bergejolak. Pemandian dan ritual air memiliki peran sentral, dari mata air suci yang dipercaya menyembuhkan penyakit hingga "puri air" tempat para bangsawan mencari hiburan dan relaksasi.
• Dampak Kolonialisme Meskipun fokus pada kehidupan Jawa, Scheltema tidak mengabaikan dampak negatif dari pemerintahan kolonial Belanda. Ia secara terang-terangan mengkritik kelalaian dan vandalisme pemerintah kolonial terhadap monumen-monumen kuno. Patung-patung dan ornamen sering dicuri untuk memperkaya museum atau koleksi pribadi, dan upaya "restorasi" yang tidak tepat seringkali merusak lebih parah daripada memelihara, seperti kasus candi Panataran yang disemen dan dilabur kapur.
• Scheltema menunjukkan bahwa masyarakat Jawa dipaksa bekerja untuk tuan asing dan menderita "apatisme" akibat penindasan dan pajak yang meningkat. Meskipun demikian, ia menggarisbawahi semangat kemerdekaan dan ketabahan orang Jawa yang tetap "mencintai kebebasan" dan mencari pelarian dalam "latihan mistis" serta "penyerahan diri dalam keheningan".
"Monumental Java" karya J. F. Scheltema adalah sumber yang sangat berharga untuk memahami kehidupan orang Jawa pada awal abad ke-20 dan pengaruh peradaban sebelumnya. Dengan wawasan pribadi yang mendalam dan referensi yang terperinci ke sumber-sumber sejarah dan arkeologi, Scheltema menyajikan gambaran kompleks tentang masyarakat yang kaya akan budaya, spiritualitas, dan ketahanan. Meskipun diterbitkan lebih dari seabad yang lalu, pengamatannya tentang sinkretisme agama, hubungan mendalam dengan alam, dan dampak kolonialisme tetap relevan, memberikan gambaran yang kaya dan terpercaya tentang "jiwa Jawa".***
Posting Komentar