Wayang Purwa: Epik Mitologi di Balik Kelir Jawa dalam Catatan Raffles

Table of Contents

Menguak Wayang Purwa dari perspektif Raffles: drama bayangan kuno dengan Gamelan Saléndro, narasi Kawi, dan peran Dalang sebagai penjaga kisah epik.

Ilusrasi wayang kulit. (Wikimedia)

BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Wayang Purwa, sebuah mahakarya seni pertunjukan tradisional Jawa, telah lama memukau penonton dengan keindahan visual dan kedalaman narasi filosofisnya. 

Sir Thomas Stamford Raffles, dalam magnum opus-nya "The History of Java," tak luput mencatat fenomena budaya ini, memberikan deskripsi rinci yang mengungkap esensi serta perannya dalam masyarakat Jawa awal abad ke-19 (Raffles, 1830, Vol. I, p. 378). 

Catatannya menjadi jendela penting untuk memahami bagaimana seni ini tidak hanya menghibur, tetapi juga mendidik dan melestarikan warisan mitologi.

Dunia Mitologi dalam Layar Transparan

Wayang Purwa, atau "wayang dari masa paling kuno," mengambil subjek ceritanya dari periode-periode awal sejarah fabulistik (Raffles, 1830, Vol. I, p. 378). 

Ini adalah era di mana kisah-kisah menarik dan fiksi yang luar biasa mendominasi, mencakup masa pemerintahan para dewa, dewa-setengah, dan pahlawan dari mitologi Hindu dan Jawa (Raffles, 1830, Vol. I, p. 378). 

Kisah-kisah yang diangkat umumnya berasal dari wiracarita besar seperti Ramayana (puisi Ráma), Mahabharata (puisi Bráta Yúdha, atau perang Pandáwa), dan puisi Mintarága yang menceritakan penebusan dosa Arjúna di gunung Indra (Raffles, 1830, Vol. I, p. 378). 

Dalam pertunjukan ini, Raffles mencatat bahwa semua jenis senjata kuno yang disebutkan dalam puisi-puisi tersebut direpresentasikan di balik layar transparan, menambah dimensi visual yang kaya pada narasi (Raffles, 1830, Vol. I, p. 378).

Dalang: Jantung Pertunjukan dan Juru Kisah Budaya

Peran Dalang dalam Wayang Purwa sangat sentral. Ia bukan hanya seorang operator wayang, tetapi juga seorang pencerita ulung yang bertugas melafalkan ayat-ayat dalam bahasa Káwi sebelum menafsirkannya dalam bahasa Jawa untuk dipahami masyarakat umum (Raffles, 1830, Vol. I, p. 378). 

Seiring karakter-karakter wayang dimunculkan di atas panggung, Dalang sendiri yang mengisi dialog-dialog minor di antara para tokoh, umumnya berpegang teguh pada cerita asli. Namun, jika ia tampil di hadapan penonton yang kurang terpelajar, ia seringkali menyimpang dari cerita utama dengan cara yang ia anggap paling menghibur audiens (Raffles, 1830, Vol. I, p. 378). 

Praktik penerjemahan Káwi ke dalam bahasa Jawa, yang memungkinkan terjadinya penyimpangan ini, disebut sebagai "charángan," yang secara harfiah berarti "cabang dari pohon" (Raffles, 1830, Vol. I, p. 378).

Simfoni Gamelan dan Jejak Sejarah

Pertunjukan Wayang Purwa selalu diiringi oleh ansambel Gamelan Saléndro, yang oleh Raffles digambarkan sebagai jenis gamelan yang paling sempurna (Raffles, 1830, Vol. I, p. 29, 525). 

Kehadiran Gamelan ini memberikan melodi dan irama khas yang menyatu dengan narasi Dalang, menciptakan pengalaman auditif yang memikat. Raffles menekankan betapa besarnya minat yang ditimbulkan oleh pertunjukan semacam ini, yang terhubung dengan ingatan kolektif dan sejarah nasional Jawa (Raffles, 1830, Vol. I, p. 378). 

Penonton, yang meliputi masyarakat kelas bawah, akan duduk mendengarkan dengan penuh sukacita dan perhatian mendalam sepanjang malam, seolah terhipnotis oleh drama-drama kuno ini (Raffles, 1830, Vol. I, p. 378). Melalui Wayang Purwa, mereka memiliki kesempatan untuk mempelajari beberapa istilah Káwi dan mengenal legenda-legenda kuno dari tanah leluhur mereka (Raffles, 1830, Vol. I, p. 378).

Catatan Raffles tentang Wayang Purwa tidak hanya mengabadikan detail artistik dari seni pertunjukan ini, tetapi juga menegaskan posisinya sebagai medium vital dalam pelestarian sejarah, bahasa, dan spiritualitas Jawa. Ia adalah cerminan kekayaan budaya yang terus hidup dan beradaptasi, menyampaikan kebijaksanaan leluhur dari generasi ke generasi.***

babad.id | Stori Loka Jawa
babad.id | Stori Loka Jawa babad.id | Stori Loka Jawa merupakan media online berbasis multimedia dengan konten utama seputar seni, budaya dan sejarah Jawa. Babad.id juga membuka ruang opini kepada penulis lepas.

Posting Komentar