Konstruksi Teknik Rumah Jawa: Purus, Pantek, dan Tahap Njanggrung yang Vital

Daftar Isi

Membongkar teknik konstruksi rumah Jawa tradisional. Pelajari peran saka guru, sistem penyambungan purus dan pantek, serta pentingnya tahap njanggrung dalam arsitektur Jawa.

BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Arsitektur tradisional Jawa, terutama pada tipe rumah Joglo yang dianggap paling sempurna, tidak hanya mencerminkan status sosial, tetapi juga kehebatan teknik konstruksi yang lahir dari warisan budaya yang mendalam. Pembangunan rumah tradisional di Jawa Tengah merupakan suatu proses sakral yang dimulai dari pemilihan bahan hingga pendiriannya, dengan tujuan utama menjamin keselamatan dan kesejahteraan penghuninya.

Berbeda dengan konstruksi modern, teknik mendirikan rumah Jawa secara tradisional hampir seluruhnya menghindari penggunaan paku. Hal ini didasari keyakinan bahwa paku dianggap kurang kuat dan rentan terhadap kerusakan akibat karat. Sebagai gantinya, para tukang kayu (blandong) Jawa mengembangkan sistem penyambungan kayu yang kompleks dan mengandalkan presisi.

Materi pokok yang digunakan, terutama untuk struktur penopang utama, adalah kayu jati (Tectona grandis) karena kualitasnya yang paling tinggi. Bahkan, dalam pemilihan kayu jati, masyarakat Jawa Kuno mempertimbangkan faktor mistis—memilih kayu yang memiliki watak baik (uger-uger atau trajumas) dan menjauhi yang berwatak buruk (sijen terus atau gosong).

Pemasangan Saka Guru: Pondasi Kultural Rumah Jawa

Langkah awal yang mutlak dilakukan saat seseorang hendak mendirikan rumah adalah membuat pondasi dan dilanjutkan dengan pengerjaan bagian tengah, yaitu saka guru (tiang utama). Saka guru merupakan tiang pusat yang dianggap paling penting (tiang pusat). Setelah tiang utama ini selesai dikerjakan, barulah menyusul tiang-tiang lainnya.

Karena pentingnya kedudukan saka guru secara filosofis, proses pendiriannya pun melibatkan ritual khusus yang disebut munjuk (mengangkat sesuatu ke atas). Upacara munjuk ini dipimpin langsung oleh suami dan istri pemilik rumah, yang secara simbolis ikut memegangi tiang utama saat didirikan. Pada ujung saka guru akan diikatkan sesaji yang sarat makna, seperti tebu (agar penghuni "mantep ing kalbu") dan cengkir gading (agar "kenceng ing pikir").

Teknik Penyambungan Kayu: Purus, Pantek, dan Catokan

Dalam merakit kerangka kayu, teknik konstruksi Jawa tradisional yang digunakan meliputi:

1. Purus: Teknik sambungan gigi-gerigi atau lidah dan alur (tenon and mortise). Terdapat purus lanang (jantan) dan purus wedokan (betina). Purus yang berfungsi sebagai pengunci disebut purus patil.

2. Pantek: Teknik penyambungan dengan pasak atau paku kayu.

3. Sindik: Salah satu metode penyambungan yang digunakan.

Selain tiga teknik dasar tersebut, sistem penyambungan yang paling umum terlihat pada sambungan balok atap adalah:

• Catokan: Ini adalah teknik penyambungan balok yang banyak digunakan, misalnya pada susunan balok tumpang (tumpangsari). Sambungan catokan pada tumpang umumnya tidak diberi pengunci karena sudah ditindih oleh tumpang di atasnya. Namun, jika diberi pengunci, pengunci tersebut disebut togog jalak.

• Emprit Gantil: Khusus pada sambungan catokan antara penanggap/penitih dan penangkur (pada Joglo), pengunci yang digunakan disebut Emprit Gantil. Emprit Gantil berfungsi ganda, yaitu sebagai pengunci sambungan agar tidak bergeser, sekaligus sebagai hiasan dekoratif yang diukir indah, dan nampak jelas dari dalam ruangan rumah.

Balok-balok utama pada kerangka rumah, seperti blandar (balok memanjang) dan pengeret (balok melintang), selalu dipasang terlentang.

Sunduk Kili: Jaminan Stabilitas

Dalam kerangka rumah, terdapat elemen penting yang berfungsi sebagai penyiku atau stabilisator untuk menjaga keseimbangan dan mencegah rumah mudah bergoyang. Elemen tersebut adalah:

• Sunduk: Kayu panjang yang berfungsi sebagai penyiku, dipasang miring, dan berfungsi sebagai stabilisator.

• Kili: Dipasang miring, melintang terhadap panjang rumah, dan berfungsi sebagai stabilisator serta pengunci adonan sunduk dan tiang.

Njanggrung dan Munjuk: Tahap Puncak Perakitan Kerangka


Setelah saka guru berdiri, balok-balok lain seperti sunduk, kili, blandar-pengeret, dan terakhir molo (balok paling atas) mulai dikerjakan.

Njanggrung adalah istilah yang digunakan untuk seluruh pekerjaan merakit atau menyetel kerangka rumah. Dalam tradisi Jawa Tengah, rakitan yang sudah selesai dikerjakan dalam tahap njanggrung tidak langsung dipasang, melainkan dilepas kembali untuk menyetel bagian lain. Setelah semua bagian selesai di-njanggrung, barulah seluruh bagian dirakit secara keseluruhan dalam tahap terakhir yang disebut munjuk (mendirikan rumah).

Sistem Tanda Pengkodean

Agar tidak terjadi kekeliruan saat merangkaikan balok yang satu dengan yang lain dalam tahap njanggrung, orang Jawa kuno memiliki sistem tanda khusus. Karena para tukang zaman dahulu belum mengenal angka, mereka membuat tanda berupa coretan dengan tatah (pahat) pada ujung balok. Tanda-tanda ini menunjukkan letak rangkaian, seperti:

• Narasunya: Di Timur Laut.

• Ganeya: Di Tenggara.

• Nurwitri: Di Barat Daya.

• Byabya: Di Barat Laut.

Balok-balok seperti blandar, pengeret, sunduk, kili, dan lainnya harus memiliki tanda yang sama dengan tiang yang akan dirangkai. Proses pengikatan atap (empyak) menggunakan tali ijuk yang disebut ngr.agum, dan ini dilakukan bersamaan dengan njanggrung oleh tukang yang berbeda (blandong).

Daftar Pustaka


Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1985). Arsitektur tradisional daerah Jawa Tengah (Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Jawa Tengah Tahun Anggaran 1981/1982, Cetak Ulang 1985-1986). Proyek IDKD Jawa Tengah.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1985b). Isi dan kelengkapan rumah tangga tradisional menurut tujuan, fungsi dan kegunaannya daerah Jawa Tengah (Hasil Penelitian Tahun 1982/1983). Proyek IDKD Jawa Tengah.

Ismunandar K., R. (1990). Joglo: Arsitektur rumah tradisional Jawa. Dahara Prize. (Dikutip dalam konteks arsitektur Joglo dan Limasan).
babad.id | Stori Loka Jawa
babad.id | Stori Loka Jawa babad.id | Stori Loka Jawa merupakan media online berbasis multimedia dengan konten utama seputar seni, budaya dan sejarah Jawa. Babad.id juga membuka ruang opini kepada penulis lepas.