Rumah Limasan: Bentuk Arsitektur Megah Rakyat Mampu

Daftar Isi

Rumah bentuk Limasan adalah tipe bangunan yang lebih megah dan kompleks dari Kampung, ditandai dengan atap empat sisi. Pelajari struktur atap, kerangka, dan berbagai variasinya.

BABAD.ID | Stori Loka Jawa -  Dalam tata bangunan tradisional Jawa, rumah bentuk Limasan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, p. 53) menempati posisi sebagai bangunan yang megah dan membutuhkan banyak bahan bangunan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, p. 91). Rumah tipe ini secara tradisional digunakan oleh masyarakat yang mampu (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, p. 91) dan seringkali diaplikasikan pada bangunan-bangunan penting seperti bangsal-bangsal Keraton Surakarta dan Yogyakarta (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, p. 91).

Nama "Limasan" sendiri dicurigai berasal dari kata Limas karena wujudnya mirip dengan bentuk Limas, meskipun maksudnya belum diketahui secara pasti (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, p. 83).

Perbedaan Kunci: Atap Empat Sisi

Pada dasarnya, bentuk rumah Limasan memiliki kemiripan dengan bentuk rumah Kampung (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, p. 83). Namun, perbedaan mendasar terletak pada struktrur atap (sengkuap).

Jika rumah Kampung atapnya hanya terdiri atas dua sisi (sering disebut tutup keyong), maka pada bentuk rumah Limasan, sengkuapnya terdiri atas empat sisi (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, p. 83).

Ciri-ciri pokok rumah Limasan adalah (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, p. 84):

1. Denah: Segi empat.

2. Tiang: Memiliki 4, 6, 8, dan seterusnya tiang. Limasan dengan hanya 4 tiang dimungkinkan tidak memiliki ander (tiang penopang).

3. Atap: Memiliki atap 4 sisi, dengan bubungan (wuwung) serta dudur-dudurnya. Karena beratap empat sisi, Limasan memiliki kerangka dudur sebanyak 4 buah.

Pertemuan antara dudur (balok atap yang menghubungkan sudut ke molo) dan molo (balok paling atas) menentukan kerangka kutuk manglung atau kutuk ngambang (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, p. 83).

Ragam Variasi Bentuk Limasan

Dalam perkembangannya, bentuk Limasan dapat divariasikan dengan penambahan emper (serambi) atau ruang (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1985, p. 84):

1. Limasan Pokok (Limasan Wantah): Ini adalah bentuk dasar yang belum memiliki variasi atau tambahan.

2. Limasan Gajah Ngombe: Berarti Gajah yang sedang minum. Bentuk Limasan ini ditambah satu emper pada sisi yang pendek.

3. Limasan Pacul Gowang: Bentuk Limasan yang dilengkapi emper pada sisi yang panjang.

4. Limasan Gajah Mungkur: Merupakan bentuk Limasan dengan tiga emper (dua sisi panjang, satu sisi pendek), namun atapnya hanya memiliki tiga sisi (sisi keempat berbentuk tutup keyong).

5. Limasan Lawakan: Bentuk Limasan yang memiliki emper keliling. Bangunan ini menggunakan rangka kutuk ngambang.

6. Limasan Maligi Gajah: Bentuk Limasan yang memiliki dua emper pada sisi panjang.

7. Limasan Gajah Njerum (Srotongan): Bentuk Limasan dengan tiga sisi emper (satu sisi panjang, dua sisi pendek).

8. Limasan Klabang Nyander: Bentuk Limasan yang memiliki lebih dari tiga ruangan (misalnya 5, 7, dan seterusnya), yang dapat menggunakan emper atau tidak.

9. Limasan Trajumas Lambang Gantung: Bentuk Limasan yang memiliki dua ruangan dengan emper keliling yang melekat pada saka bentung.

10. Limasan Trajumas Lambang Teplok: Bentuk Limasan ini memiliki dua ruang dengan emper keliling yang melekat pada tiang.

Rumah Limasan, khususnya Limasan Lawakan, adalah salah satu bentuk yang diadaptasi untuk bangunan Keraton Kasunanan Surakarta. Misalnya, Bangsal Smarakata (tempat para Abdi Dalem golongan dalam menghadap Raja atau tempat pelantikan Abdi Dalem sipil) dan Bangsal Marcukunda (tempat wisuda komandan prajurit Keraton) adalah bangunan berbentuk Limasan.

Daftar Pustaka

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1985). Arsitektur tradisional daerah Jawa Tengah (Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Kebudayaan Daerah Jawa Tengah Tahun Anggaran 1981/1982, Cetak Ulang 1985-1986). Proyek IDKD Jawa Tengah.

Ismunandar K., R. (1990). Joglo: Arsitektur rumah tradisional Jawa. Dahara Prize. (Dikutip dalam konteks arsitektur Joglo dan Limasan).

babad.id | Stori Loka Jawa
babad.id | Stori Loka Jawa babad.id | Stori Loka Jawa merupakan media online berbasis multimedia dengan konten utama seputar seni, budaya dan sejarah Jawa. Babad.id juga membuka ruang opini kepada penulis lepas.