Gpd6GfWoTSC5TSA9TpCoGUCoBY==
Anda cari apa?

Labels

Akik: Batu Hias Tangan, Wadah Kekuatan Gaib, dan Cara Menguji Keasliannya

Akik, si mata cincin, dipandang sebagai hiasan dan wadah kekuatan gaib. Pahami serat batuan, kekerasan, kilauan cahaya, dan jenis-jenis benda bertuah.

Ilustrasi batu akik, salah satu benda bertuah Jawa. (Generatif Gemini)
Ilustrasi batu akik, salah satu benda bertuah Jawa. (Generatif Gemini)


BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Dalam masyarakat Jawa, batu Akik dikenal luas sebagai benda bertuah yang populer. Secara fisik, Akik adalah benda kecil yang berfungsi sebagai mata cincin, tempat diletakkannya batu hiasan tangan. Wadah tempat akik dipasang disebut emban.

Namun, pandangan mistik Jawa menempatkan Akik pada posisi yang jauh melampaui sekadar perhiasan. Akik dipandang sebagai wadah atau media penyimpanan kekuatan gaib. Masyarakat Jawa percaya bahwa Akik sering disinggahi oleh kekuatan, baik itu berasal dari jin maupun dari sifat alami batuan itu sendiri.

Misalnya, batu kristal—yang dicirikan sebagai keras, anti gores, dan bening—dipercaya memiliki kekuatan gaib yang spesifik, yaitu pemikat dalam jual beli. Dengan demikian, batu akik merupakan perpaduan antara fungsi fisik (sebagai perhiasan) dan fungsi spiritual (sebagai penarik tuah).

Kriteria Fisik untuk Mendeteksi Keaslian Tuah

Bagi para kolektor dan spiritualis, keunikan Akik dinilai berdasarkan beberapa kriteria fisik yang sering dikaitkan dengan potensi kekuatan gaibnya. Penulis bahkan mencatat bahwa pengujian keaslian sangat penting karena Akik termasuk benda yang sering dibuatkan duplikatnya untuk tujuan penipuan.

Kriteria yang digunakan untuk menilai dan mendeteksi keaslian batuan ini meliputi:

1. Serat dan Pola Gambar

Batu akik sering kali memiliki pola tertentu pada permukaannya. Pola ini jika diamati akan membentuk gambar atau tanda tertentu, seperti bercak yang membentuk gambar tapak jalak (telapak kaki burung jalak). Selain pola, Akik juga dinilai dari seratnya. Serat sering timbul dari asal-usul batu yang mungkin berasal dari fosil kayu. Kayu yang membatu masih menampakkan serat kayu aslinya.

2. Kekerasan dan Kilauan (Keindahan)

Kekerasan tinggi adalah sifat umum batu. Untuk membedakan tingkat kekerasan Akik, batu dapat diadu atau diukur beratnya, meskipun cara ini dapat merusak. Batuan yang memiliki kekerasan tinggi memerlukan proses pembentukan yang lama dan kesabaran agar dapat dijadikan mata cincin yang sesuai.

Kekerasan yang tinggi biasanya juga ditunjukkan oleh kilauan. Permukaan batuan yang sangat keras akan menampakkan kilauan cahaya yang berasal dari dalam batu itu sendiri. Kilauan ini bukan seperti batu fosfor, tetapi pancaran cahaya yang unik saat berada di bawah penerangan yang cukup. Batu Ruby, yang memancarkan keindahan cahaya dari dalam, serta Batu Giok dan Kecubung, dikenal memiliki nilai keindahan tinggi.

Ragam Jenis Mata Akik

Tidak semua mata cincin berasal dari bebatuan murni. Dunia mistik Jawa mencatat setidaknya ada empat kategori bahan dasar yang digunakan sebagai Akik, dan masing-masing membawa kepercayaan spiritual tersendiri:

1. Akik dari Batu Murni

Ini adalah jenis Akik yang paling umum dan dihargai karena keunikan bentuk, kelangkaan, dan kekerasannya. Contohnya termasuk batu yang memiliki kekerasan tinggi seperti kristal, atau batu langka seperti Giok. Batu yang permukaannya tidak teratur (seperti batu lintang berwarna putih mengkilat) juga dapat dijadikan mata cincin, meskipun jenis ini rapuh.

2. Akik dari Kayu

Kayu dari jenis tertentu juga dipilih sebagai mata Akik karena memiliki serat yang bagus dan keindahan, misalnya kayu liwung. Kayu yang dipilih harus memiliki kekerasan tinggi, ditandai dengan serat yang rapat dan sifat yang cenderung tenggelam dalam air.

3. Akik dari Logam

Logam mulia, terutama emas, sering dijadikan mata cincin karena memiliki nilai jual dan nilai spiritual sebagai penolak kekuatan jahat. Selain emas, perak atau kuningan juga kadang digunakan.

4. Akik Campuran (Badar)

Kategori ini mencakup benda yang terbentuk dari dua unsur atau lebih. Contoh paling umum adalah badar, yaitu logam yang menempel pada batu. Jika logamnya adalah besi, disebut batu badar besi; jika emas, disebut batu badar emas. Fosil kayu yang membatu juga tergolong campuran karena ia adalah benda yang berasal dari kayu tertentu yang kemudian membentuk batu. Mata cincin batu bening yang di dalamnya terdapat air atau gambar hewan juga dikategorikan campuran.

Daftar Pustaka

Triyogo, A. H. (2005). Benda-Benda Bertuah Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Narasi.

0Komentar

Tambahkan komentar

Info

  • Griya Lestari D3 12A, Ngaliyan, Kota Semarang
  • +628587503514
  • redaksibabad.id@gmail.com