![]() |
| Ilustrasi empu saat membuat keris Jawa. (Generatif Gemini) |
BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Keris merupakan senjata khas masyarakat Jawa. Dalam pandangan mistik Jawa, keberadaan keris adalah sebagai salah satu pusaka yang memiliki peranan gaib dan peranan fisik, yang sering dicampuradukkan sebagai perpaduan antara yang gaib dengan yang fisik. Para spiritualis menyimpulkan bahwa keris adalah sesuatu perpaduan antara yang gaib dan yang fisik, yang keduanya dibentuk oleh sang Empu.
Kekuatan keris sangat ditentukan oleh Empu yang membuatnya. Dalam proses pembuatan, seorang empu selalu melakukan ritual khusus yang disebut lelaku, yang bisa berupa puasa atau semadi, dengan tujuan untuk menghimpun kekuatan gaib yang kelak akan dimasukkan ke dalam keris tersebut.
Secara bentuk dasar, keris dibagi menjadi dua kategori:
1. Keris Luk: Keris yang berbentuk lekuk-lekuk. Bentuk ini memiliki keindahan dan dianggap memiliki proses pembuatan yang lebih sulit.
2. Keris Lajer: Keris yang berbentuk lurus meruncing, seperti bentuk tombak.
Komposisi Fisik dan Karbon Tanduk Kerbau
Proses pembuatan keris melibatkan beberapa jenis logam, termasuk baja, batu meteor, dan karbon. Baja menjadi pembentuk utama keris.
Karbon dan Pengerasan Logam
Untuk meningkatkan kekerasan logam keris, empu memasukkan karbon. Pada zaman dahulu, karbon ini berasal dari bubuk tanduk kerbau. Kerbau yang dipilih adalah kerbau jantan yang besar dan gagah. Dalam ilmu pengerasan logam, karbon yang dimasukkan ke baja dengan perlakuan panas akan menghasilkan baja yang lebih keras.
Prosesnya melibatkan pemanasan keris hingga mendekati titik leleh, kemudian keris dimasukkan ke dalam bubuk karbon. Proses pendinginan yang cepat, yang disebut tempering, juga dilakukan untuk merapatkan atom-atom logam, yang secara langsung meningkatkan kekerasan pada logam. Proses yang berulang-ulang ini akan menghasilkan lapisan yang disebut pamor pada permukaan keris.
Racun Warangan yang Mematikan
Selain baja dan karbon, keris juga mengandung racun alami yang ditambahkan melalui proses yang disebut warangan. Proses warangan bertujuan menambah kemampuan fisik keris.
Racun Ular Tanah dan Fungsinya
Racun yang digunakan untuk warangan keris berasal dari alam, seperti meteor, atau bangkai hewan berbisa seperti ular tanah, ular kobra, ular welang-weling, atau katak kerok. Jika empu menggunakan bangkai ular tanah yang masih baru, senjata ditusukkan ke bangkai tersebut, kemudian disimpan hingga bangkai ular benar-benar kering agar racunnya menempel pada senjata.
Tujuan penambahan racun pada keris sangat fatal: agar dalam menggunakan keris jika musuh terkena meski hanya berbentuk goresan, luka tersebut dapat mematikan. Racun ular tanah sendiri sangat berbahaya karena dapat bereaksi dalam darah dalam waktu 3 hingga 6 menit dan menyebabkan darah langsung membeku, mengakibatkan kematian.
Racun pada keris ini biasanya berada pada lapisan tipis, sekitar 0,1 mm di permukaan. Namun, jika keris terlalu sering di-warangi (diberi racun), logamnya dapat menjadi rapuh dan keropos. Bahkan, racun dapat mencemari udara sekitar keris jika keris dikeluarkan dari sarungnya (warangka), yang bisa menyebabkan keracunan ringan seperti pusing atau muntah-muntah.
Daftar Pustaka
Triyogo, A. H. (2005). Benda-Benda Bertuah Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Narasi. Triyogo, A. H. (2005). Orang Jawa, Jimat dan Makhluk Halus. Yogyakarta: Narasi.
