BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Jenglot adalah pusaka yang dipersepsikan sebagai manusia kerdil yang mengalami pengecilan bentuk dari manusia normal. Proses perubahan bentuk ini diyakini disebabkan oleh ilmu yang dimiliki oleh orang tersebut. Keberadaan jenglot memicu perdebatan besar antara mereka yang memercayainya dan yang tidak.
Bagi yang memercayai, jenglot dianggap sebagai pusaka hidup yang mati. Jenglot diyakini akan tetap hidup dengan adanya darah pada sekujur tubuhnya, dan jika diberi sesaji berupa darah (biasanya darah manusia), ia akan memakan darah tersebut hingga habis. Secara fungsi, jenglot diyakini sebagai pusaka yang mampu mendatangkan **rez mati, manusia seharusnya dimakan oleh belatung atau pemakan bangkai. Jika manusia tersebut memiliki kekuatan untuk tidak mati, jenglot seharusnya dapat bergerak dan berperilaku layaknya manusia, bukan sebagai pemakan darah. mungkin karena kelainan seperti cebol.
Kriteria Fisik untuk Menguji Keaslian Manusia Miniatur
Untuk menyatakan apakah jenglot benar-benar merupakan tidak runcing. 3. Gigi Taring: Besar gigi taring harus hampir menyamai gigi-gigi lainnya. 4. Rambut: Harus diperiksa apakah rambut mele 6. Struktur Tulang: Tulang pada tangan, selangka, pinggul, lutut, dan tulang kering harus benar-benar sama dengan bentuk tulang manusia.
Jika kriteria di atas terpenuhi, maka jenglot mungkin adalah manusia kerdil (cebol) atau memang manusia yang mengecil. Pengecilan bentuk pada manusia yang diawetkan diyakini tidak akan mencapai ukuran sebesar ibu jari tangan. Kemungkinan pengecilan ini terjadi karena mayat manusia terbungkus mineral dan membentuk mumi alami.
Pembuatan Jenglot Tiruan dan Aura Palsu
Banyak jenglot yang beredar di masyarakat Jawa bukanlah jenglot yang benar-benar berasal dari manusia. Umumnya, jenglot yang ada dibuat dari hewan, yaitu kelelawar dan katak.
Proses pembuatan jenglot palsu melibatkan:
1. Kelelawar dan katak dikuliti.
2. Kepala katak diganti dengan kepala kelelawar, kemudian disatukan menggunakan lem atau fiber.
3. Bangkai tersebut kemudian dikeringkan atau diawetkan.
4. Untuk menambah daya mistis, pengisian kekuatan dilakukan pada bangkai katak berkepala kelelawar tersebut dan ditambahkan minyak wangi.
Jenglot buatan ini biasanya berukuran hanya sebesar ibu jari orang dewasa, dengan rambut yang panjang, kadang melebihi panjang tubuhnya. Kesan mistis pada jenglot buatan ini sering diisikan pada matanya. Jika orang umum memandang matanya, ia akan merasakan pusing, dan inilah yang dijadikan dasar keaslian oleh sang pembuat jenglot palsu.
Daftar Pustaka
Triyogo, A. H. (2005). Benda-Benda Bertuah Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Narasi.