![]() |
| Ilustrasi meditasi, cara mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. (Generatif Gemini) |
BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Meditasi di kalangan masyarakat Jawa adalah salah satu cara pendekatan diri kepada Sang Pencipta dengan berbagai bentuk permohonan. Aktivitas ini juga dapat dilakukan untuk mendekatkan diri dengan entitas selain Tuhan, misalnya untuk memohon atau menguasai kekuatan dari jin. Secara umum, meditasi sering digunakan untuk membantu seorang meditator menguasai suatu keahlian yang bersifat gaib.
Kunci dasar yang menentukan keberhasilan meditasi adalah tingginya tingkat konsentrasi. Jika tingkat konsentrasi yang dilakukan tinggi, maka hasil yang diperoleh dari meditasi akan memuaskan; sebaliknya, jika tingkat konsentrasi rendah, kualitas meditasi dan hasilnya pun rendah.
Dua Metode Pernapasan Utama
Metode meditasi, khususnya di Jawa, terbagi menjadi dua aliran besar yang dibedakan berdasarkan cara pernapasan dilakukan:
1. Meditasi dengan Menahan Napas (Tenaga Dalam)
Metode ini dalam dunia spiritual sering disebut sebagai meditasi pengolahan tenaga dalam.
• Sifat Meditasi: Bersifat putus-putus, karena seorang meditator rata-rata hanya mampu menahan napas selama 1 hingga 1,5 menit dalam satu periode meditasi. Waktu penahanan napas yang singkat inilah yang digunakan untuk melakukan tujuan meditasi.
• Penyusunan Kekuatan: Meskipun meditator tidak memohon adanya tenaga dalam, secara langsung tenaga dalam akan dimiliki oleh meditator melalui metode ini. Kekuatan ini dilihat oleh mata gaib sebagai kue lapis atau gumpalan yang berlapis-lapis di sekitar tali pusar.
• Karakteristik Kekuatan: Kekuatan yang dihasilkan bersifat kasar dan semi aktif serta pasif, sehingga mudah dibaca oleh mata batin. Aura yang tampak akan menonjol pada bagian seputar pusar dan perut.
• Risiko Kesehatan: Meditasi menahan napas dapat mengurangi konsumsi oksigen dalam paru-paru dan otak, yang menurut beberapa ahli kesehatan dapat menimbulkan dampak berupa gangguan fungsi jaringan tubuh. Hal ini juga dapat berakibat berkurangnya tingkat kecerdasan dan daya ingat, bahkan mengancam meditator dengan penyakit pikun saat berusia 60-an jika meditasi ini sering dilakukan hingga usia di atas 50 tahun.
2. Meditasi tanpa Menahan Napas (Yoga)
Metode ini biasanya dilakukan pada aliran tertentu, seperti aliran yoga.
• Dasar Pemikiran: Aliran ini tidak membenarkan penahanan napas karena kekurangannya oksigen pada otak dan paru-paru dapat berakibat fatal pada kesehatan tubuh. Yoga bertujuan menjaga keseimbangan alam dengan keseimbangan pikiran, napas, dan konsentrasi.
• Penyatuan dengan Alam: Meditator berusaha menyatukan diri dengan unsur-unsur alam (tanah, batu, kayu, air, api, angin, dan lain-lain) untuk memahami kebesaran Tuhan melalui ciptaan-Nya.
• Durasi: Karena tidak menahan napas, meditasi metode ini dapat dilakukan hingga berjam-jam tanpa henti.
• Karakteristik Kekuatan: Kekuatan yang didapat disebut sebagai kekuatan alam. Kekuatan ini tidak bersifat kasar dan memiliki sifat yang sangat pasif sehingga tidak akan dapat dibaca. Kekuatan ini terwujud sebagai bisikan-bisikan gaib dari hati tentang sesuatu yang akan terjadi.
Tiga Fokus Utama Meditasi
Meditasi memiliki berbagai tujuan. Tiga tujuan esensial yang dikejar oleh para spiritualis Jawa meliputi:
1. Menghimpun Kekuatan Gaib dan Tenaga Dalam Meditasi ditujukan untuk menghimpun kekuatan gaib yang berada dalam diri meditator. Meditasi sering dilakukan di air (disebut kungkum) untuk mendapatkan kekuatan gaib. Kekuatan gaib ini kemudian menjadi sebuah ritual untuk menguasai atau memiliki kekuatan gaib.
2. Mencari Kedekatan dengan Sang Pencipta (Doa) Meditasi bertujuan mendekatkan diri dengan Sang Pencipta, karena pada dasarnya meditasi adalah merupakan doa. Doa yang dimaksud diucapkan dengan tiga pilar yaitu:
◦ Heneng (konsentrasi).
◦ Hening (pikiran jernih).
◦ Heling (ingat Sang Pencipta).
3. Mencapai Kejernihan Batin dan Mendapatkan Petunjuk Meditasi dapat membantu menjernihkan pikiran dan mengurangi kemungkinan terjadinya stres atau stroke, sehingga dapat dikatakan membantu perawatan kesehatan. Selain itu, meditasi juga dilakukan untuk mendapatkan ilham atau petunjuk ketika seorang meditator menghadapi masalah atau menginginkan petunjuk untuk melakukan suatu hal, bahkan dapat dilakukan dengan tidur di tempat tertentu.
Daftar Pustaka
Triyogo, A. H. (2005). Orang Jawa, Jimat dan Makhluk Halus. Yogyakarta: Narasi.
