![]() |
| Ilustrasi rantai babi penahan senjata hingga rajah dari trenggiling. (Generatif Gemini) |
BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Dalam pandangan spiritualis Jawa, keberadaan benda-benda bertuah tidak hanya terbatas pada hasil olahan manusia atau tanaman unik. Justru, beberapa bagian dari tubuh hewan dipercaya telah memiliki daya atau kekuatan gaib alami yang melekat tanpa campur tangan manusia. Hewan-hewan ini, yang sebagian besar tergolong buas atau langka, seringkali diburu atau dicari bagian tubuhnya—seperti tulang, taring, atau kulit—untuk dijadikan piandel (pegangan spiritual).
Dari seluruh fauna yang dipercaya memiliki nuansa mistis, harimau menduduki posisi sentral karena dianggap sebagai raja hutan yang memiliki kewibawaan tertinggi. Namun, hewan lain seperti babi hutan dan trenggiling juga memiliki pusaka alami yang memiliki kekuatan yang sangat spesifik dan kuat.
Kekuatan Rantai Babi Hutan dan Tuah Gajah
Salah satu benda bertuah yang paling legendaris dari dunia hewan adalah rantai babi dan produk gajah:
1. Rantai Babi Hutan: Kekebalan Mutlak
Rantai babi adalah pusaka yang konon dimiliki oleh raja babi hutan yang sudah tua dan ditakuti oleh kelompok babi lainnya. Benda ini berbentuk mirip bluluk (kelapa muda seukuran kepalan tangan).
Tuah utamanya adalah kekebalan terhadap berbagai senjata, mulai dari senjata tajam, api, hingga senapan api. Namun, mendapatkan pusaka ini bukanlah perkara mudah; seseorang harus berkelahi dengan raja babi yang mengenakannya. Konsekuensi membawa rantai babi juga tak ringan: pembawanya sering merasa gatal dan kulitnya terlihat kering atau pecah-pecah seperti terkena penyakit kulit.
Selain rantai babi, taring babi hutan juga dipercaya memiliki kekuatan gaib spesifik sebagai anti hewan berbisa. Taring ini digunakan dengan cara dibawa ke mana pun dan digariskan mengelilingi tempat duduk jika berada di lokasi yang banyak terdapat hewan berbisa (ular, kelabang, kalajengking) agar hewan tersebut tidak mendekat.
2. Mani Gajah: Pusaka Pemikat Gaib
Gajah, identik dengan gadingnya, juga menghasilkan benda bertuah yang luar biasa, yaitu mani gajah. Mani gajah yang dimaksud adalah air mani gajah jantan yang tersisa pada tubuh betina setelah hubungan seksual. Dalam beberapa waktu, air mani ini akan membentuk kristal atau mengeras.
Bubuk kristal mani gajah ini diyakini sangat ampuh untuk pelet. Pelaku pelet hanya perlu mengoleskan bubuk tersebut, dan sasaran akan tunduk kepadanya. Pelet mani gajah juga kerap digunakan untuk hipnotis. Uniknya, jika seseorang mendapati gajah sedang bersenggama dan gajah menyadari keberadaannya, maka orang tersebut akan dikejar dan dibunuh.
Kewibawaan Harimau dan Otentisitas Rajah Trenggiling
1. Wibawa Harimau dan Risiko Brangasan
Harimau merupakan hewan yang dianggap paling mistis di Jawa. Bagian-bagian tubuhnya sering digunakan untuk jim.at kewibawaan.
• Kumis dan Taring Harimau: Umumnya digunakan untuk menampilkan kharisma, kewibawaan, dan pamor bagi pembawanya. Kumis juga kadang dijadikan susuk.
• Kulit Harimau: Populer dijadikan rajah untuk kewibawaan, memicu keberanian, dan menjaga diri dari kekuatan jahat.
• Kuku Harimau: Selain membawa kewibawaan, kuku harimau yang diambil dari harimau yang mati karena usia tua (mati ngurak) diyakini dapat digunakan untuk mempercepat perjalanan. Penggunaannya dilakukan dengan memasang kuku pada ibu jari kaki saat bermeditasi, dan perjalanan harus dilakukan tengah malam melalui rute sepi.
Namun, benda-benda dari harimau membawa konsekuensi batin: jika pembawa tidak mampu mengendalikan diri, ia akan mudah terpicu amarah (brangasan). Sifat alami kumis harimau adalah panas dan beraura merah, yang dapat berbahaya jika tidak dikuasai.
2. Sisik Rajah Trenggiling: Kebal Alami dan Anti Air
Trenggiling adalah hewan yang sisiknya dipercaya memiliki rajah alami. Sisik ini sering ditemukan bertuliskan huruf Arab (rajah). Dari ratusan hingga ribuan keping sisik, biasanya hanya ditemukan 2, 3, atau 7 keping yang memiliki rajah. Sisik ini sangat dihargai hingga jutaan rupiah per ekor trenggiling.
Sisik rajah ini memiliki tiga kekuatan magis yang utama:
1. Kebal terhadap senjata tajam. Kekebalan ini juga dapat menular pada benda yang disentuh kulit pembawa sisik tersebut.
2. Kebal terhadap api.
3. Tidak dapat tersentuh air: Kaki yang dimasukkan ke air tidak akan basah. Jika kekuatan gaibnya sangat tinggi, pakaian pun tidak akan basah.
Penting dicatat bahwa kemampuan anti air ini hanya dimiliki jika jumlah sisik rajah yang dibawa minimal 3 keping atau lebih. Sisik rajah trenggiling ini merupakan tuah alami, bukan isian dari spiritualis.
Daftar Pustaka
Triyogo, A. H. (2005). Benda-Benda Bertuah Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Narasi. Triyogo, A. H. (2005). Orang Jawa, Jimat dan Makhluk Halus. Yogyakarta: Narasi.
