Gpd6GfWoTSC5TSA9TpCoGUCoBY==
Anda cari apa?

Labels

Pengkhianatan di Jepara: Penangkapan Pangeran Arya Mataram (Sunan Kuning)

Amral Baritman menjebak Pangeran Arya Mataram (Sunan Kuning) di Jepara dengan janji mengangkatnya Raja. Pangeran Arya ditangkap dan diasingkan.

Momen dramatis penangkapan Pangeran Arya Mataram (Sunan Kuning) oleh tentara VOC di benteng Jepara, diawasi oleh Amral Baritman.
Ilustrasi Momen dramatis penangkapan Pangeran Arya Mataram (Sunan Kuning) oleh tentara VOC di benteng Jepara, diawasi oleh Amral Baritman.(Generatif Gemini)


BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Pangeran Arya Mataram, yang dikenal juga sebagai Sunan Kuning, memiliki satu ambisi utama setelah meloloskan diri dari Kartasura: menjadi raja. Setelah membangun kekuatan dan menguasai daerah-daerah pesisir utara Jawa, termasuk Garobogan, Warung, Balora, dan Sesela, Pangeran Arya Mataram di Santenan menjadi ancaman serius bagi Kartasura. Namun, kekuatan militer tak selalu unggul melawan tipu muslihat politik. Sejarah mencatat tahun 1726 Masehi sebagai tahun dramatis ketika Pangeran Arya terperosok dalam jerat intrik Kumpeni, yang dipimpin oleh Amral Baritman, di pelabuhan Jepara.

Intrik Mangun Oneng Santenan dan Janji Kumpeni di Jepara

Kekuatan Pangeran Arya Mataram di Santenan sangat mengganggu kekuasaan Kartasura. Untuk menghadapi ancaman ini, sebuah siasat licik dicanangkan oleh Amral Baritman, pemimpin militer Kumpeni, dan Patih Cakrajaya. Tokoh kunci dalam intrik ini adalah Tumenggung Mangunoneng Santenan. Mangunoneng sendiri awalnya adalah abdi Pangeran Purbaya, yang setelah berhasil menduduki Pati, justru berbalik setia dan tunduk kepada Kartasura, melupakan janji-janji sebelumnya.

Mangunoneng ditugaskan untuk membujuk Pangeran Arya Mataram agar mau mengakui kedaulatan Kartasura. Namun, bujukannya dikemas dalam janji manis. Menurut laporan Mangunoneng, Amral Baritman sangat ingin bertemu dengan Pangeran Arya Mataram (Sunan Kuning) dan siap menjamin kelangsungan takhtanya sebagai raja.

Tentu saja, janji tersebut datang dengan harga. Amral Baritman menginginkan imbalan kekuasaan atas beberapa wilayah di Jawa. "Amral Baritman dalam perjanjian nantinya menginginkan Demak, Japara, dan Surabaya," sebagai pembayaran atas dukungannya. Tempat pertemuan untuk perundingan dan "peresmian" tahta tersebut telah ditentukan, yaitu di Jepara.

Pangeran Arya Mataram, yang tengah dilanda ambisi mendalam untuk menjadi raja, sama sekali tidak menduga bahwa tawaran ini adalah jebakan. Ia berangkat menuju Nagara Jepara dengan langkah mantap, didampingi segenap barisannya, termasuk Dipati Santenan.

Penangkapan Pangeran Arya Mataram dan Pembunuhan Para Pengikutnya

Amral Baritman bergerak cepat. Ia berangkat dari Kartasura, singgah di Semarang, dan melanjutkan pelayaran menuju Jepara, membawa serta wadyabala kumpeni dan Citrasoma.

Setibanya Pangeran Arya Mataram di Jepara, ia disambut dengan perlakuan yang luar biasa baiknya oleh Amral Baritman, termasuk pesta. Pangeran Arya merasa dirinya sangat dihormati, dan kewaspadaannya pun melemah. Puncak dari tipu daya ini adalah undangan dari Amral Baritman untuk memasuki loji (benteng Kumpeni) di Jepara, konon untuk upacara penobatan resmi.

Di dalam loji, Amral Baritman telah mempersiapkan jebakan dengan prajurit yang siaga tinggi. Begitu Pangeran Arya Mataram berada di dalam, perintah penangkapan pun dikeluarkan: "Tangkap pangeran, beserta pengikutnya, dan bunuh".

Pangeran Arya Mataram beserta putra santana dan istri segera ditangkap. Tragedi berdarah pun terjadi; "Sejumlah 8 orang dibantai". Sumber juga menyebutkan bahwa ayah Pangeran Arya Mataram yang berada di pantai Jepara juga turut dihabisi nyawanya. Kematian ini ditandai dengan sengkalan Winisaya Jaladri Rasa Tunggal.

Pembuangan Pangeran Arya Mataram ke Sabrang (Jakarta/Kap Kaap)

Setelah penangkapan dan pembantaian tersebut, Amral Baritman segera kembali ke Kartasura. Ia membawa serta istri, anak-anak kecil, pengasuh, dan abdi Pangeran Arya Mataram ke Kartasura, untuk diserahkan kepada Ingkang Sinuhun. Raja Kartasura pun menyambut baik dan memberikan upacara terima kasih kepada Amral Baritman atas jasa-jasanya.

Penangkapan Pangeran Arya Mataram di Jepara menandai berakhirnya perjuangan Sunan Kuning untuk mendirikan kerajaan tandingannya. Amral Baritman kemudian mengirimkan Pangeran Arya Mataram ke Semarang. Meskipun sumber tidak secara eksplisit menyebutkan Pangeran Arya Mataram (Sunan Kuning) dibuang ke Pulo Kap/Kaap (Ekap), penangkapan oleh Kumpeni seringkali berujung pada pengasingan ke "Sabrang". Pangeran Arya Mataram selanjutnya dibuang ke Batavia (Jakarta) dan kemudian diasingkan. Peristiwa ini menunjukkan bagaimana Kumpeni Belanda, melalui taktik pengkhianatan dan janji palsu, berhasil memadamkan salah satu pemberontakan terbesar di Tanah Jawa, mengakhiri ambisi Sang Pangeran di loji Jepara.***

0Komentar

Tambahkan komentar

Info

  • Griya Lestari D3 12A, Ngaliyan, Kota Semarang
  • +628587503514
  • redaksibabad.id@gmail.com