![]() |
| Ilustrasi rajah dari kulit kerbau landu. (Generatif Gemini) |
BABAD.ID | Stori Loka Jawa - Rajah didefinisikan sebagai tulisan yang diukir atau ditulis pada permukaan suatu benda. Rajah merupakan salah satu benda populer yang dijadikan jimat andalan oleh masyarakat Jawa. Tulisan yang digunakan dapat berupa huruf Jawa atau huruf Arab, sering kali berupa potongan ayat dari kitab suci.
Rajah memiliki tujuan tertentu dan beragam kemampuan, seperti membuat kebal terhadap senjata tajam atau pukulan. Dalam proses penulisan rajah, seorang penulis (spiritualis) tidak hanya asal menulis, tetapi ia menyalurkan kekuatan yang ada dalam dirinya ke dalam tulisan tersebut. Kekuatan yang ada pada rajah pada dasarnya berada di bawah kemampuan sang pengisi atau orang yang menulis rajah tersebut. Penulis rajah sering melakukan lelaku (ritual) seperti puasa sebelum menulis agar mendapatkan kekuatan gaib dari Tuhan.
Ragam Media dan Kekuatan Rajah
Rajah diklasifikasikan berdasarkan jenis benda yang digunakan sebagai media tulisannya:
1. Rajah pada Kulit Hewan
Kulit hewan tertentu dipilih sebagai media rajah untuk tujuan spesifik.
• Kulit Harimau: Digunakan untuk menampilkan kharisma dan kewibawaan diri orang yang membawanya. Rajah pada kulit harimau juga digunakan untuk memicu keberanian dan menjaga diri dari gangguan kekuatan jahat. Kekuatan alami kulit harimau juga dipercaya untuk kewibawaan.
• Kulit Kijang: Biasanya dijadikan rajah untuk pelarisan atau pengasihan. Jika rajah ditulis dengan tujuan menjaga diri, hal itu juga dapat dilakukan.
• Kulit Kerbau Landu: Ini adalah kulit dari kerbau yang merupakan raja kerbau dalam kelompoknya. Kulit ini memiliki duri. Rajah pada kulit Kerbau Landu dipercaya mampu membantu urusan jual beli atau musyawarah perdagangan, terutama untuk benda-benda yang sulit dijualbelikan seperti tanah atau bangunan. Secara alami, kulit Kerbau Landu juga dipercaya memiliki kekuatan gaib berupa kekebalan terhadap senjata tumpul.
2. Rajah pada Media Lain
• Kain: Kain dipilih sebagai media karena sifatnya yang lentur dan mudah dibentuk. Kain putih sering dipilih karena mencerminkan bersih (suci).
• Kertas: Rajah pada kertas dipilih karena lebih praktis dibawa ke mana-mana dan proses pembuatannya relatif lebih cepat. Namun, kelemahan rajah kertas adalah mudah rusak dan hancur jika terkena air.
• Logam: Tulisan rajah pada logam dibuat untuk menampilkan rajah pada benda tersebut.
Kekuatan Rajah dan Jimat Raja Kerbau
Kepercayaan masyarakat Jawa menyebutkan bahwa meskipun tulisan pada rajah luntur, hal itu tidak akan mempengaruhi kekuatan yang ada dalam benda rajahan tersebut. Ini menunjukkan bahwa kekuatan rajah berasal dari lelaku (kekuatan yang disalurkan oleh pengisi) dan bukan sekadar simbol tulisan semata.
Mengenai Kerbau Landu, terdapat dua versi sejarah:
1. Versi Pertama: Kerbau Landu adalah kerbau terkuat yang memimpin kelompoknya, memiliki kulit tebal dan berduri. Nama Landhu (Landu) diambil dari kata Landha (Belanda), yang pada masa penjajahan menimbulkan ketakutan di masyarakat, sehingga Kerbau Landu dianggap raja yang ditakuti.
2. Versi Kedua (Cacat Alam): Kerbau Landu adalah akibat dari kecacatan alam; kulitnya yang tebal, kasar, dan berduri runcing seperti landak murni merupakan keajaiban alam dan bukan hal yang lazim.
Meskipun terdapat kontroversi mengenai asal-usulnya, kulit Kerbau Landu yang mati karena usia (mati ngurak) diyakini memiliki kekuatan alami untuk mempermudah negosiasi niaga. Dalam konteks benda bertuah, Rajah (tulisan) yang ditulis pada kulit adalah simbol untuk menambah atau membesarkan kekuatan gaib yang sudah ada secara alami pada kulit tersebut.
Daftar Pustaka
Triyogo, A. H. (2005). Benda-Benda Bertuah Masyarakat Jawa. Yogyakarta: Narasi. Triyogo, A. H. (2005). Orang Jawa, Jimat dan Makhluk Halus. Yogyakarta: Narasi.
