Gpd6GfWoTSC5TSA9TpCoGUCoBY==
Anda cari apa?

Labels

10 Ragam Istilah Penamaan Cuaca dalam Bahasa Jawa, Sudah Tahu Artinya Ngreceh dan Udan Kethek?

Meskipun hanya ada dua musim di Pulau Jawa, cuaca yang terjadi saat musim tersebut ternyata bermacam-macamMeskipun hanya ada dua musim di Pulau Jawa.

Ilustrasi hujan petir dalam Bahasa Jawa

BABAD.ID
 | Stori Loka Jawa - Meskipun hanya ada dua musim di Pulau Jawa, cuaca yang terjadi saat musim tersebut ternyata bermacam-macam. 

Sebagai masyarakat yang secara historis sangat akrab dengan alam, orang Jawa memiliki kosakata khusus untuk menyebut cuaca.


Nama cuaca dalam bahasa Jawa tersebut ada yang saat ini masih dikenal luas dan ada pula yang sudah jarang diketahui.


Berikut Babad.id paparkan nama cuaca dalam bahasa Jawa berdasarkan Baoesastra Djawa yang disusun oleh Poerwadarminta.


1. Panas

Ketika matahari bersinar terik dan suhu relatif tinggi, orang Jawa menyebut cuaca tersebut "panas".


Cuaca ini sangat penting dan diharapkan oleh orang Jawa yang bermata pencaharian sebagai petani.


Saat musim panen padi, orang Jawa berharap cuaca panas terus berlangsung agar padi yang dipanen segera kering.


2. Mendhung

Dalam bahasa Jawa, hadirnya awan tebal dan berwarna hitam disebut mendhung.


Ketika awan tersebut muncul pada musim panen, petani umumnya akan segera mengamankan padi yang sedang dijemur.


Padi yang biasanya dijemur di halaman atau di sawah akan ditutup terpal atau dimasukkan ke dalam karung.


Hal itu dilakukan karena ketika cuaca mendhung, berarti tidak lama lagi akan turun hujan.


3. Kembeng

Kembeng adalah cuaca ketika awan hitam sudah sangat tebal dan seperti akan segera jatuh sebagai hujan.


Saat kembeng, keadaan akan sangat gelap dan umunya hujan akan turun tidak lama lagi.


Keadaan gelap karena cahaya matahari tidak dapat lagi menembus awan yang sudah sangat hitam dan tebal.


Petani biasanya sudah membereskan padi yang dijemurnya ketika cuaca ini terjadi.


4. Grimis atau Gremis

Awan yang beratnya sudah tidak dapat lagi ditahan oleh angin akhirnya jatuh dengan wujud tetesan air.


Awalnya, tetesan air tersebut sangat kecil dan lembut. Inilah yang disebut grimis atau gremis.


5. Udan

Udan atau yang dalam bahasa Indonesia disebut hujan adalah fenomena jatuhnya tetesan air dari awan ke permukaan bumi.


Cuaca ini sangat penting bagi orang Jawa, utamanya yang berprofesi sebagai petani.


Saat musim tanam padi, udan sangat diharapkan karena dapat membantu pertumbuhan.


Apabila hujan tidak terjadi, padi dapat kekurangan air sehingga mati atau tidak dapat menghasilkan bulir yang baik.


Namun, saat musim panen padi, udan tidak terlalu diharapkan karena dapat mengganggu proses jemur.


Petani harus repot mengamankan padi berulang kali.


Hujan yang terjadi terlalu sering dapat membuat padi tidak dapat kering maksimal.


Jika petani tetap ingin padinya kering maksimal saat curah hujan tinggi, diperlukan waktu jemur yang relatif lebih lama.


6. Udan Deres

Udan deres adalah hujan yang intensitasnya lebih tinggi.


Volume air yang jatuh per satuan waktu saat udan deres lebih besar jika dibandingkan dengan udan.


7. Udan Barat

Udan barat adalah hujan yang diiringi angin kencang.


Hujan ini perlu diwaspadai karena dapat menerbangkan atau merusak benda di sekitar.


Ketika udab barat terjadi, orang Jawa biasanya akan berdoa kepada Tuhan (disebut Gusti Allah) agar dijauhkan dari marabahaya.


8. Udan Bledhek dan Udan Gludhug

Dalam bahasa Jawa, petir disebut bledhek, sedangkan guntur disebut gludhug.


Dengan demikian, udan bledhek dan udan gludhug artinya hujan yang diiringi petir atau guntur.


Hujan yang diiringi petir atau guntur biasanya berintesitas tinggi dan dapat pula disertai angin.


Hujan seperti ini bagi orang Jawa harus sangat diwaspadai sehingga mereka juga berdoa kepada Gusti Allah agar dijauhkan dari bencana.


Bencana yang dapat timbul misalnya banjir, rumah ambruk, atau longsor.


9. Nrecih atau Ngreceh

Nrecih atau ngreceh adalah hujan dengan intensitas rendah, tetapi stabil dengan durasi yang lama.


Hujan seperti ini juga perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan banjir.


10. Udan Kethek atau Udan Jilak

Udan kethek dan udan jilak merujuk pada cuaca yang sama, yakni hujan panas.


Hujan ini terjadi karena awan hujan memiliki celah sehingga cahaya matahari masih dapat menjangkau permukaan bumi.


Terdapat sejumlah mitos yang dikaitkan dengan udan kethek.


Mitos-mitos tersebut meskipun tidak memiliki basis ilmiah, tetapi masih ada yang memercayainya

Kesimpulan

Terdapat 10 nama cuaca dalam bahasa Jawa yang patut diketahui.


Nama cuaca tersebut adalah panas, mendhung, kembeng, grimis atau gremis, udan, udan deres, udan barat, udan gludhug dan udan bledhek, nrecih atau ngreceh, dan udan kethek atau udan jilak.

Referensi:

Poerwadarminta W.J.S. 1939. Baoesastra Djawa. Groningen-Batavia: J.B Wolters.


Penulis: Mochtar Yoni Kuncoro, Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Negeri Surabaya

0Komentar

Tambahkan komentar

Info

  • Griya Lestari D3 12A, Ngaliyan, Kota Semarang
  • +628587503514
  • redaksibabad.id@gmail.com