Kebiasan Makan Sri Sultan Hamengkubuwana X, Apakah Sama Seperti Masyarakat Biasa?
YOGYAKARTA, BABAD.ID | Stori Loka Jawa – Bila mendengar kata Yogyakarta dan Keraton, pasti sudah tak asing dengan kebudayaan dan keunikanya.
Bahkan dalam hal makan pun ada budaya tersendiri yang hanya mereka miliki.
Setiap pemimpin Keraton Yogyakarta memiliki ciri khas masing-masing pada saat makan bersama. Nah, kali ini kita akan membahas bagaimana tradisi makan Keluarga Sri Sultan Hamengkubuwana X.
Baca Juga: Mengupas Kebiasaan Makan Bangsawan Keraton Yogyakarta dengan Piring Bersejarah Bessen
Tradisi Makan Sri Sultan Hamengkubuwana X
Mengutip dari buku (Budi, Ardianto, Mudjijono, Sumarno, & Mahakarti, 1996-1997) Sri Sultan Hamengkubuwana X memiliki tradisi makan yang berbeda dari ayah dan kakeknya terdahulu.
Beliau lebih memilih makan dengan praktis sama seperti keluarga di luar keraton.
Kegiatan di awali dengan para abdi dalem yang menyiapkan makanan di meja makan, kemudian Sri Sultan, Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hermas, dan putri-putrinya akan duduk melingkar di meja makan.
Mereka mulai makan saat Sultan membuka kerodhong penutup makanan.
Setelah selesai makan, keluarga akan menuju ke ruang keluarga dan meja makan kemudian dibersihkan untuk disiapkan saat makan selanjutnya.
Kegiatan ini tidak selalu dilakukan bersama. Ada masa di mana Sri Sultan Hamengkubuwana X dan GKR Hermas sedang bertugas, sementara putri-putrinya sedang sekolah, maka tradisi makan bersama ditiadakan.
Bagaimana, hampir mirip kan dengan kegiatan makan di rumah kita masing-masing?
Namun dalam beberapa kesempatan masih diadakan tradisi dahar dalem di Pawon Prabeya yang diusung abdi dalem gladag, dipayungi, dan diiringi abdi dalem keparak bersamir.
Baca Juga: Ini Menu yang Disajikan dalam Acara Rijsttafel Keraton Yogyakarta, Sudah Pernah Coba?
Persiapan Makanan
Makanan yang akan dimakan oleh Sultan dan keluarga, merupakan masakan para abdi dalem rumah tangga dari dapur Kraton Klien. Setelah masakan matang, baru dibawa masuk ke dalam Keraton.
Setelah selesai makan, para abdi dalem kemudian membersihkan meja dan nglorot atau mengambil sisa makanan Sultan untuk kemudian dibagi-bagikan kepada para abdi dalem dan pembantu lainnya.
Kesimpulan:
Tradisi makan pada masa kepemimpinan Sultan Hamengkubuwana X sebenarnya mirip dengan keluarga di luar Keraton.
Namun ada sedikit perbedaan salah satunya adanya tradisi dhahar dalem yang berlangsung sesekali.
Referensi:
Budi, n. S., Ardianto, A., Mudjijono, Sumarno, & Mahakarti, d. (1996-1997).Tradisi Makan dan Minum di Lingkungan Keraton Yogyakarta. (N. Kasniyah, Ed.) Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Retrieved November 29, 2024
Penulis: Nadya Zuhri, mahasiswa Universitas Negeri Semarang.
Posting Komentar